Sequential Love - 23 - 'Daddy In Bed' 2/2

5.1K 747 412
                                    

"By the way, tato saya sampai ke punggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"By the way, tato saya sampai ke punggung. Mau lihat?" goda pria itu yang membuatnya megap-megap tetapi tidak dengan ketiga sahabatnya yang membisikkan kata mau dengan bersemangat. Nadira memilih mengabaikan ucapan pria itu dan kembali pada bahasan utama. "Bukannya saya menolak pekerjaan, tapi kamu tahu kan kalau saya itu professional organizer?" Tanyanya dengan ragu. Ia dapat mendengar rengekan para sahabatnya atas perubahan topik di belakang, tetapi ia tidak mau menggubrisnya.

"Tahu, tapi saya lihat pekerja yang kamu bawa kemarin bikin lemarinya bagus dan rapi."
Nadira mengangguk, "Okay, nanti kamu bisa bayar ke dia langsung kalau begitu. Saya bantu-bantu untuk isian rumah pohonnya saja. Pohon belakang rumah kamu besar, mau dibuat setinggi apa?" Buru-buru pria itu menjawab, "Jangan ketinggian! Bahaya nanti mereka jatuh."

Nadira tertawa pelan. "Biasanya yang panik bilang begitu perempuannya. Bukannya semakin tinggi semakin bagus?"

"Kakak dan ipar saya terlalu gila, kalau kamu tanya sama mereka juga mereka maunya di puncak pohon." pria itu ngedumel. Nadira belajar hal lain lagi mengenai Ganendra selain kepribadiannya yang easy going, pria itu penuh kekhawatiran terhadap keamanan keponakan-keponakannya. "Ternyata kamu satu aliran sama kakak saya." pria itu menatapnya dengan mata menyipit, yang kemudian dihadiahinya dengan tawa.

Pembicaraan mengenai pekerjaan berlangsung dan catatannya di tabletnya pun kini penuh dengan tinta berwarna merah. Di kepalanya ia sudah dapat membayangkan tempat penyimpanan untuk barang-barang yang pria itu jelaskan. "Proposalnya saya kirimkan ulang kalau begitu."

"Gak usah, langsung buat aja biar gak kelamaan. Sebentar lagi libur sekolah, biasanya mereka datang buat menginap. Apa bisa selesai sebelum itu?"

Kali ini giliran Nadira yang menyipitkan matanya, "Kamu tahu kan saya manusia, bukannya Bandung Bondowoso?" Ganendra tertawa. "Saya gak tahu kamu punya sisi sinis seperti ini. Atau kamu lebih berani karena ada teman-teman kamu yanng ngintip dari belakang?" Mata Ganendra melirik sekilas ke belakang tubuhnya. Mau tidak mau Nadira ikut menoleh dan melihat ketiga sahabatnya menatap ke arah mereka penuh minat. Kejadian ini justru membuatnya hampir tertawa karena mereka pernah melakukan hal serupa terhadap Rhea dan Janu saat ia kabur dulu.

"Jangan lihat mata mereka, nanti kamu diejek macem-macem." bisiknya.
Ganendra mengikuti sarannya, "Iya, lagian ada yang lebih menarik buat dilihat." Pria itu berucap sambil menatapnya, "Tablet kamu, maksudnya. Mau mulai dikerjain kapan? Hari sabtu ini?"

"Ah, gak bisa. Saya pergi sama mereka, menginap."

"Oh, okay. Senin kalau begitu. Sapri dibawa menginap?"

Nadira menggeleng, "Di hotelnya tidak bisa bawa hewan." Jawabnya lesu, ia sempat mencari tahu perihal hal ini ke hotelnya langsung saat melakukan pemesanan. Biasanya memang Nadira yang mengurus akomodasi jika mereka pergi menginap atau berlibur.

"Saya jemput Sapri sabtu kalau begitu. Dia bisa main sama Boo dan Giant di rumah. Saya antarkan nanti setelah kalian pulang, gimana?" Tawaran Ganendra terdengan menarik di telinganya. Ia merasa tidak enak, tetapi meninggalkan Sapri yang terlalu banyak tenaga dengan Bibi yang sudah tua jelas bukan pilihan, bisa-bisa Bibi akan encok karena anak anjing itu. "Maaf merepotkan, saya jadi gak enak."

"Gak lah, saya sekalian bisa latih Sapri juga." Ia tertawa kala anak anjing itu kini sudah menggesekkan tubuh di kakinya dan di akhiri dengan gigitan di hem celana. Menariknya untuk mengajak bermain.

"Non, makanan sudah siap. Mau makan sekarang apa nanti?" Suara Bibi dari dapur menarik perhatian mereka semua.

"Sekarang aja, Bi. Nen, belum makan kan?" Farras berdiri dan berjalan ke meja makan bahkan sebelum mendengar jawaban pria itu, "Sini duduk, makan bareng."

2/7/21

Om Nen kalau nawarin gitu ke Farras bisa langsung dibukain bajunya, untung nawarinnya ke Nadi wkwkwk

Akan apdet setelah masing-masing chapter:

Lover's Dilemma 19 1/2 - 23 @500 komen
Sequential Love 21 - 23 2/2 @400 komen
Cooperative Love 11 1/2 - 15 2/2 @300 komen

Biar barengan apdetnya yes.

Sampai jumpa di Cooperative Love!

Sampai jumpa di Cooperative Love!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sequential Love [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang