Sequential Love - 8 - Hime, Giant Dan Boo 2/2

4.3K 831 121
                                    

"Anak saya. Saya datang lebih cepat supaya bisa minta izin dulu. Saya bawa anak saya gak apa-apa? Karena ibu saya sedang tidak bisa jaga dia. Saya sudah siapkan asisten buat bantu jaga Hime selama saya bekerja. Sama sekali tidak akan mengganggu pekerjaan saya." ujarnya dengan cepat. Ragu menyusup di kalimat terakhir. Ragu Hime betah berlama-lama di dalam mobil, atau adiknya Lisa tidak kuat menjaga Hime yang sedang aktif-aktifnya.

Ganendra memandangnya lama, lalu beralih pada Himeka yang masih asyik menenggelamkan tangan mungilnya di bulu-bulu Boo. Pria itu melakukannya berulang kali seakan mencoba mencari persamaan antara wajahnya dan Himeka.

"Okay." Ganendra berujar seraya melangkahi pagar pembatas lalu berjongkok di dekat putrinya yang kini menaruh minat padanya. "Halo, Hime. Aku Ganendra." pria itu mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh jemari Himeka. Hanya jari telunjuk yang dapat dipegang oleh bocah itu karena perbedaan ukuran tangan mereka yang jauh.

"NEN!" Teriak Himeka dengan girang.

"Ga-Nen-Dra." pria itu memenggal namanya agar dapat lebih mudah diulangi Himeka.

"NEN!" Ulang putrinya lagi, kali ini wajahnya sumringah seakan berhasil mengulangi apa yang Ganendra ucapkan. Sedangkan pria itu hanya bisa masam karena pemenggalan namanya yang diucapkan oleh Himeka.

"Whatever you say, Princess." Ganendra menggoyangkan jari tulunjuknya sekaan tengah bersalaman dengan Himeka yang kini sedang terkikik entah karena alasan apa. "Dia di sini saja. Bisa main dengan Boo dan Giant. Pengap juga kan di mobil?"

"Eh? Gak masalah? Saya gak enak."

"Gak apa-apa lah. Banyak mainan anak-anak juga di sini kan? Di loteng banyak mainan kereta listrik kalau gak salah, saya sudah lama gak mainin itu."

"Ja-jangan! Nanti merepotkan." tolaknya cepat.

"Gak masalah. Keponakan saya kalau main ke sini juga nyimpan banyak mainan di kamar tamu. Bisa dimainin." sebelum Nadira sempat menolak lagi, dia sudah menambahkan, "I insist. Asal dia sudah terlatih buat poo dan pee di luar rumah, gak masalah."

"Dia su-- Anak saya bukan anjing!" Teriak Nadira saat menyadari pria itu tengah mengisenginya. Ganendra tertawa terbahak-bahak, diikuti dengan Himeka yang juga terkikik.

"Aman kalau begitu. Ya, kan, Princess?" Ganendra berdiri dan melepaskan tangan Himeka, tapi bocah itu malah menjulurkan kedua tangannya. Meminta digendong. Ganendra menoleh ke arahnya untuk meminta izin, "Boleh?"

Nadira tidak terbiasa dengan orang baru di sekitar Himeka karena dulu ia jarang sekali keluar rumah jika tidak bersama mantan suaminya. Rasa khawatir menyusup saat menyadari ia tidak tahu apa-apa soal pria ini. Ketakutan bahwa Ganendra bisa jadi predator muncul dan membuatnya meragukan keputusan untuk membiarkan Himeka berada di sini.

Bisa jadi kan pria ini adalah penjahat yang menggunakan mainan untuk menjebak anak-anak? Itu bisa menjelaskan alasan mainan berada banyak di rumah ini meskipun tidak ada bayangan bocah kecil yang tinggal di sini.

Seakan menyadari keraguannya, Ganendra berucap. "Hime bisa bermain di luar rumah dengan pengawasan penuh dari pengasuhnya dan Bi Minah. Kamar verboden. Saya tidak akan gendong dia tanpa persetujuan kamu juga."

Himeka kini sudah berjinjit, berusaha lebih tinggi agar dapat menggapai Ganendra yang menjulang di hadapannya. Melihat usaha putrinya membuat Nadira mau tidak mau menganggukkan kepala yang disambut dengan tawa oleh Himeka yang kini sudah berada di lengan Ganendra.

Wkwkwkw udah keren-keren Ganendra, dipanggil Hime: Om Nen. Gak ada yang bener anaknya PJJ 😂

27/1/21

27/1/21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sequential Love [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang