✈️ 22 | Penuh Dengan Pemikiran

25 2 0
                                    

#Bagian 22

Dissemble

"Satu persatu kebohongan mulai menunjukkan kebenarannya"

____________________________________

"Lu kalo mau ngehina, hina gua aja gausah bawa bawa nyokap gua. Paham?!" tegas Vector.

"Nyokap lu pantes kali dapet hinaan. Dia, ga cuma ngancurin keluarga gua. Tapi keluarganya Rere juga!" kata Althaf.

"Rere? Rere itu siapa nak?" tanya ibunda Vector pada Vector.

"Mantan pacar Vector. Rere orang yang sampe saat ini Vector sayang. Dan tante tau? Rere adalah anak dari suami orang yang tante rebut sekarang! Dia anaknya om Rendy!" timpal Althaf kesal.

"STOP AL! GAUSAH NYUDUTIN NYOKAP GUA! MASIH UNTUNG NYOKAP GUA MASIH MAU NGURUS LU SAMPE SEKARANG!" kata Vector kesal.

"GA SALAH DENGER GUA?! YANG ADA LU SAMA NYOKAP LU YANG BISA GUA USIR DARISINI. LU AMNESIA? RUMAH INI MILIK BOKAP GUA! DAN SEMUA HARTA BOKAP GUA, JATOH KE TANGAN GUA! JADI GUA PUNYA HAK UNTUK NGUSIR LU SAMA NYOKAP LU KAPAN AJA DARI RUMAH INI!" kata Althaf mengancam.

"Inget ya, lu sama nyokap lu tuh disini cuma numpang. Lu sama sekali gapunya kekuasaan disini. Jadi gausah banyak tingkah!" sambung Althaf.

Vector terdiam mendengar hal tersebut sementara Althaf tiba tiba mendekatkan wajahnya ke telinga Vector.

"Jangan macem macem sama gua. Gua gasuka diusik. Paham?" ucap Althaf tepat di telinga Vector lalu pergi berlalu begitu saja masuk ke kamarnya.

Sang ibu mendekat ke arah Vector. Ia memegang tangan Vector berniat memberi ketenangan bagi Vector. Namun Vector langsung melepaskan genggaman tangan ibunya.

"Vector gamau ngomong sama mama sebelum mama putusin hubungan sama om Rendy" ucap Vector lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar.

🎬🎬🎬🎬🎬🎬

Sesampainya Rere di rumah, ia langsung berjalan menuju kamarnya. Lalu mengganti baju dan juga mandi sore.

Setelah itu, ia memainkan laptopnya untuk sekedar menonton film di netflix. Niatnya sih untuk sekedar menghilangkan perasaan stress dalam dirinya. Namun semua masalah yang ada tak dapat ia pungkiri.

"Gue kayanya terlalu berlebihan sama Vector" kata Rere pada dirinya sendiri.

"Seharusnya gue gaboleh kaya tadi. Jutek, dingin, sosoan ga peduli sama dia. Harusnya gue fine fine aja sama dia. Dan harusnya gue seneng dong liat dia bahagia sama perempuan pilihannya walaupun itu bukan gue" lanjut Rere.

"Gue harus bersikap biasa aja sama dia. Seolah gaada apa apa antara gue sama dia. Gue juga gamau kehilangan orang sebaik dia. Kalo gue gabisa milikin dia, seengganya gue sama dia cukup jadi temen deket aja. Itu udah bikin gue tenang daripada gue sama dia sama sekali ga deket" kata Rere.

"Sayang banget kalo gue akhirnya harus jadi asing sama dia. Perjuangan gue buat deket sama dia udah terlalu jauh. Gue jadi inget pertama kali gue kenalan sama dia pas mpls hahaha" kata Rere.

Flashback On

Hari itu adalah hari pertama masuk sekolah. Akhirnya, Rere merasakan masa masa putih abu. Kalo kata orang orang adalah masa paling indah.

DISSEMBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang