✈️ 42 | Sulit

27 2 0
                                    

#Bagian 42

Dissemble

"Aku yakin, usaha ku kali ini takkan sia sia. Kamu akan luluh kembali ke dalam dekapan ku"

____________________________________

🎶Now Playing🎶
Belum Siap Kehilangan - Stevan Pasaribu

Vector pun menunduk meresapi rasa sesak di dada nya. Usaha Vector selama ini masih belum bisa mengembalikan Rere yang dulu. Yang hangat dan juga bersikap lembut padanya.

Nyatanya, semua kejadian dulu membuat Rere sama sekali tak bisa lagi dekat dengan Vector. Jangankan dekat seperti dulu, menjadi teman pun rasanya mustahil.

Tiba tiba Gecko pun datang lalu menarik Vector untuk pergi menjauh dari depan kelas Rere dan pergi menuju taman belakang sekolah. Karena ternyata sedaritadi melihat semua perlakuan Rere pada Vector. Gecko paham, sulitnya menjadi Vector. Dan sakitnya menjadi Rere.

"Udah tor, gua saranin lu mundur aja deh. Dia udah gabisa terima lu lagi. Bahkan jadi temen pun gabisa. Mungkin emang bener, semua yang nyokap lu lakuin sama keluarga dia itu fatal. Sampe dia gabisa maafin lu bahkan nyokap lu" kata Gecko.

"Engga ko, gua gaakan nyerah untuk dapetin maaf dari dia. Gua pengen semuanya clear. Gua ga masalah kalo dia gamau sedekat dulu lagi sama gua. Tapi setidaknya dia udah maafin gua" jawab Vector.

"Perjuangan lu buat dapet maaf dia tuh gaakan ada ujungnya tor. Luka sebesar itu, gaakan mudah buat disembuhin. Lu harus paham itu. Dia gaakan pernah ngelihat lo lagi. Dia gaakan pernah ngehargain usaha lu"

"Gua gaakan pergi sebelum dia maafin gua ko. Setelah itu, gua bisa relain dia. Walaupun sebenernya gua sayang banget sama dia"

"Oke gini deh, kita rencanain untuk terakhir kalinya. Kita dateng ke rumah dia dan jelasin semuanya sama dia. Kalo dia gamau keluar rumah. Lu harus jelasin se kenceng kenceng nya dari deket jendela kamarnya. Kita liat reaksi dia, kalo dia sama sekali ga keluar dan ga kasih jawaban apapun. Udah, lu ga perlu kejar dia lagi. Gua ga pengen lu terus terusan kaya gini. Yang penting lu udah jelasin semuanya sama dia. Kalo dia gamau maafin lo, yaudah itu hak dia"

"Gua ga nyangka, akhirnya bakal kaya gini. Gua pikir, dia bakal jadi milik gua ko" timpal Vector dengan wajahnya yang frustasi. Dan matanya pun mulai berkaca kaca.

"Kalo lu mau nangis ya nangis aja. Cowo juga manusia. Perlu nangis untuk terlihat lebih nyata. Cowo juga punya perasaan kali" kata Gecko.

Akhirnya air mata Vector pun turun. Rere adalah perempuan kedua setelah Raina yang membuatnya bisa mengeluarkan air mata.

Setelah itu mereka pun kembali ke kelas. Namun ternyata semua guru terlibat dalam rapat sekolah. Jadi semua siswa akhirnya di pulangkan lebih awal.

Vector dan Gecko pun bergegas ke parkiran motor sekolah untuk menjalankan rencana tadi. Pergi ke rumah Rere untuk menjelaskan semuanya.

"Ko, kayanya gua ke rumah Rere sendiri aja deh" tutur Vector pada Gecko.

"Lho, kenapa? Lu serius mau kesana sendiri?" tanya Gecko.

"Serius lah, ini tuh masalah gua. Masa gua bawa bawa lu. Ya walaupun emang lu tau semuanya dari awal. Tapi gua pikir, Rere bakal lebih ngeliat usaha gua kalo gua kesana sendiri"

"Yaudah, good luck bro! Gua harap si Rere bisa maafin lu"

"Thanks ko. Gua cabut duluan kalo gitu ya"

"Iya, tiati lu" jawab Gecko lalu Vector pun memakai helm nya dan bergegas pergi meninggalkan sekolah.

Di perjalanan, Vector hanya memikirkan segala kemungkinan yang akan ia dapatkan nanti. Vector tau, hanya 2% dari 98% kemungkinan ia akan di maafkan oleh Rere. Vector juga tidak yakin dengan ibunda Rere yang akan mengizinkannya bertemu dengan anaknya tersebut.

"Ini hal yang sulit buat gue untuk dapet maaf dari lo re. Tapi gue gaakan pernah nyerah. Gue yakin, lo bakal lunak juga nantinya. Tinggal tunggu waktu, pasti semuanya akan baik lagi. Gue percaya itu" batin Vector.

Sesampainya di rumah Rere, Vector langsung melepas helm nya dan turun dari motornya. Ia pun menghampiri satpam rumah Rere yang saat itu kebetulan sedang berjaga.

Entah mengapa, semenjak kejadian ayah Rere terbongkar berselingkuh. Di rumah Rere malah dijaga oleh satpam.

"Pak, Rerenya ada? Saya mau ngobrol sama dia sebentar" kata Vector.

"Kamu yang namanya Vector ya?" tanya satpam tersebut.

"Iya pak. Saya Vector"

"Maaf ya dek, Bu Jasmine tidak memperbolehkan kamu untuk masuk ke dalam rumah apalagi menemui non Rere"

"Apa? Kok gitu pak?"

"Saya juga kurang tau pastinya kenapa. Tapi sejak pertama kali saya kerja di rumah ini. Bu Jasmine bilang untuk tidak memperbolehkan laki laki bernama Vector masuk ke dalam rumah apalagi menemui anaknya"

"Bu Jasmine tuh ibunya Rere ya pak? Terus kok bapa bisa tau saya Vector?"

"Iya bu Jasmine itu tuan rumah disini. Ibu nya non Rere. Terus saya bisa tau kamu Vector karena waktu itu bu Jasmine liatin foto kamu sama saya. Jadi saya tau"

"Oh gitu ya pak. Yaudah deh, makasi ya pak"

"Iya dek, sama sama. Maaf ya dek"

"Iya pak gapapa santai saja" kata Vector lalu kembali naik ke motornya dan menyalakan mesin motornya. Vector pun memutar otak untuk bisa bertemu dengan Rere.

Lalu ia akhirnya mencari letak kamar Rere di sisi lain. Vector pun segera pergi ke sisi lain dari rumah Rere. Ia pun memarkirkan motornya di pinggir. Ia melihat ada satu kamar di lantai dua yang sepertinya itu adalah kamar Rere.

Untuk memastikannya, Vector melemparkan sebuah batu kecil ke pintu kaca disana. Untung saja kaca nya tidak pecah. Tak lama, seorang perempuan keluar dari pintu tersebut dan berdiri di balkon kamar. Benar saja, itu adalah Rere.

🎬🎬🎬🎬🎬🎬

"Re, rere! Disini" teriak Vector. Rere pun menatap ke arah kanan bawah. Lalu Rere pun melihat keberadaan Vector disana.

"Lo ngapain sih disitu? Pake lempar lempar batu segala. Untung kaca gue ga pecah. Pergi sana" kata Rere sinis. Lalu melangkahkan kakinya masuk ke kamar.

"Jangan dulu masuk re! Dengerin gue dulu" teriak Vector.

"Dengerin apaan si? Freak banget lo jadi orang" jawab Rere lalu masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu kaca tersebut.

Lalu semua jendela nya ia tutup. Vector yang melihat hal tersebut tetap pada tekadnya untuk meluruskan semuanya pada Rere.

Tiba tiba petir terdengar, awan sudah mulai gelap menandakan akan turun hujan. Benar saja, hujan pun turun dengan deras. Namun Vector tak mengurungkan niatnya untuk menjelaskan semuanya pada Rere walaupun turun hujan.

Haaii jangan lupa di vote yaa! Wajib banget vote okaay! Jangan lupa share juga biar makin banyak yang baca. Thank youu!

DISSEMBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang