Pukul 1 malam , namun ponsel yang Felix buat moda getar terus bergetar membuat nya harus terbangun bahkan Han pun terbangun .
Yeah , para member memilih menginap dan membolos latihan esok pagi nya .
"Siapa lix ?"
"Bukan siapa - siapa , fans kali" Han mengangguk lesu kemudian melanjutkan tidurnya .
Berbeda dengan Felix , pesan masuk tadi sungguh menganggu pikiran Felix .
Felix , sorry .
Hanya 2 kata namun entah mengapa berbeda , apa yang ibu nya rencanakan atau pikirkan ?
Seperti nya taman rumah sakit di malam hari seperti ini cukup untuk menenangkan hati .
[Supaya feel nya dapet boleh di stel vid hyunjin di atas , kalo yang punya lagu nya boleh di putar ya , gk wajib]
"Hahh" helaan nafas terdengar dari Felix , dingin memang tapi entah mengapa hati nya menghangat hanya melihat kunang - kunang di sisi kaki nya .
"Maaf in ayah gak bisa nangkep kunang - kunang buat kamu , cepet bangt terbang nya"
"Fel liat ayah bawa yang lebih terang dari kunang - kunang"
"Lucu kan Lampu nya?"
Tersenyum miris kala sekelebat bayangan masa kecil nya bersama sang Ayah , hangat .
Felix tak ingin munafik ia pun merindukan masa bersama sang ayah .
"Mau jadi apa kamu kedepannya nanti? Badut ? Kamu tuh penerus pertama perusahaan Lee felix !"
"Terserah apa mau mu , Ayah tak punya anak yang bermimpi menjadi badut"
Hanya seperkian detik , kehangatan itu hilang hanya karna mimpi nya .
"I miss you dad, really" biarkan Felix menumpahkan tangisan nya , biarkan Felix menyesali apa yang harus ia sesali .
"Maaf yah , Felix gak tau ayah sebenci itu sama mimpi Felix hiks" Isak Felix , entah apa yang harus Felix salah kan , mimpi nya ? Atau ayah nya yang terlalu egois ?
"Ayah , bintang nya sekarang banyak . Kalo pake teleskop pasti lebih banyak dan bagus hiks.. ayah , kunang - kunang nya juga gak cepet terbang nya hiks"
"Maafin Felix hiks"
Mungkin jika ia mengubah mimpi nya sekarang , semuanya sudah terlambat , bahkan hidup nya saja tak lama lagi .
"Nanti Felix liatin ayah sama ibu nya dari atas , Felix.. Felix.. ahk" kesadaran Felix terenggut , salahkan cuaca yang dingin .
"your dad will surely understand , fel" itu Chan , saksi ocehan Felix sedari tadi .
"Felix kenapa ?" Tanya Minho , Chan menggeleng , UGD tampak sepi bahkan semilir angin bisa terdengar .
Tak... Tak..
Suara high heels wanita terdengar dari arah pintu masuk "What's wrong with Felix? "
Semua menoleh , terkejut mendapati orang tua Felix dan 2 bodyguard di belakang mereka .
"Tidak terjadi apa - apa"
"Tolong katakan" kekeh ibu Felix , Chan menghela nafas "untuk apa ?"
"Karna kami orang tua nya"
"Orang tua macam apa yang menentang mimpi anak nya sendiri ?" Tanya Jisung sarkas , tuan Lee berdehem pelan .
"Saya tau , sebagai seorang ayah saya sudah salah besar , maka dari itu saya ingin berubah , membiarkan Felix dengan jalannya . Perkataan Felix ditaman sungguh menyentuh hati saya"
Ternyata , tuan Lee dan nyonya Lee sama - sama melihat semuanya .
Atensi mereka beralih pada dokter yang baru saja keluar , sang dokter menghela nafas "bad"
Satu kata , hanya satu kata itu membuat dunia mereka hancur , apalagi tuan Lee , baru saja ia ingin menyesali perbuatannya pada sang anak , tetapi mengapa sang anak malah terbaring tak membuka mata nya .
"Maaf , semua ini salah saya"
TBC
Hai !
O - M - G
Aku tinggal seminggu :) MAAF IH .
Otak ku blank banget gak ada ide , penuh sama tugas :(
Makasih yang nungguin ! Ih sayang !
Makasih yang vote !Sarangek 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] DO NOT GO | LEE FELIX
Fanfiction"Makasih udah percaya aku bakal sembuh , padahal orang yang kalian percaya in gak yakin bakal sembuh" - Felix Lee Antara karir,pertemanan dan takdir . "Bukan stray kids jika tak ada kamu fel" - bang Chan (N) Saya tidak berniat mengcopy dari ceri...