29 : kopi

505 71 1
                                    

Sudah malam,waktunya menyelesaikan latihan dan pergi ke rumah untuk berbaring.

Chan menggendong Felix ke arah parkiran,tidur anak ini sangat pulas sampai Chan mengorbankan tubuh lelahnya untuk mengangkat Felix.

Tanpa di sangka banyak wartawan di parkiran gedung,kamera yang menyorot pada mereka jangan lupakan flash yang membuat mata berkunang.

"Ada apa dengan Felix?"

"Katanya Felix sudah sehat?"

"Kenapa Felix di gendong?"

"Tolong jawab"

Karna tidak tau akan terjadi nya hal ini mereka tidak di kawal bodyguard,manager mereka sudah ada di mobil dan mobil terparkir cukup jauh dari mereka berdiri.

Para member mengelilingi Chan berusaha melindungi felix.

"Tolong tunggu saja klarifikasi dari kami" ujar Lino yang berada di depan namun ucapan itu tak membuat para wartawan puas dan pergi mereka semakin gentar bertanya.

Yang ditakutkan para member terjadi,Felix terbangun menumpu kepalanya pada pundak Chan masih mencerna apa yang terjadi.

"Kenapa begitu banyak cahaya" gumam Felix,mata nya masih buram karna terbangun dari tidur lama nya.

"Lix menunduk" bisik Chan,Felix tak mendengar karna suara ribut dari pertanyaan wartawan lebih memilih merenggangkan badan menjauhkan tubunya dari punggung Chan.

"Astaga! Apa itu darah?" Changbin berdecak mendengar pertanyaan wartawan itu "tolong menyingkirlah kami ingin pulang" ujar changbin dingin.

Darah yang di maksud noda darah di baju felix saat latihan tadi.

Mendengar perintah dan decakan changbin sebagian wartawan mundur di ikuti wartawan lainnya.

"Menyebalkan" gumam Lino namun masih terdengar oleh sebagian wartawan.

Mereka sampai di dorm,merebahkan tubuh masing-masing sejenak sebelum membersihkan badan.

Felix yang risih dengan noda darah di bajunya cepat - cepat mandi.

Selepas mandi Felix terduduk sejenak di kasurnya masih menggunakan batrope dan handuk kecil di pundaknya nenyampir aesthetic.

Salahkan mata Felix yang jeli di antara komputer dan komik nya ada sesuatu yang menyala,terkekeh kala tau apa yang menyala berkedip itu.

"Aish" Felix berjalan ke arah meja komputer nya meraih benda berkedip itu.

Itu,kamera.

"Sasaeng fans nya aktip ya" gumam felix,menghancurkan kamera kecil itu dan berjalan ke arah jendela yang terbuka.

"Tutup lagi dong jendela nya" ujar Felix ke arah seorang berhoodie hitam dibawah sana.

Jangan salah,gini - gini otak Felix otak detektif.

Dengan cepat menggunakan baju kembali, celana training hitam dan kaos oversize hitam menjadi outfitnya.

Berjalan ke arah dapur sekedar mencari makanan ringan untuk menemaninya bermain game.

Masih ingat jika Felix satu kamar bersama si tupai? Si tupai pulang - pulang lansung ke kamar Chan ada yang perlu dibicarakan bersama changbin juga entahlah masalah 3racha mungkin.

Felix menemukan 1 bungkus Snack bayi yang masih baru disimpan rapi di belakang terigu.

Itu memang milik Felix,sengaja Felix sembunyikan karna Felix sangat menyukai nya,ditinggal lumayan lama ternyata masih ada.

Felix meraih nya tidak melupa menuangkan kopi dari termos ke gelasnya,lumayan tak ada yang tau.

Kembali ke kamarnya untuk bermain game kesukaan nya yang telah lama ia tinggalkan.

Duduk di singgasana nya,menekan tombol power pada komputer nya "astaga aku sangat rindu" ucap felix di selingi kekehan senang.

Sudah 1 jam Felix menekan tombol komputer nya sesekali berucap pada mic yang ada di headset nya.

Dan sudah setengah jam jisung memerhatikan Felix,15 menit yang lalu jisung memanggil Felix untuk tidur namun Felix tak menyahut sama sekali.

"Kebiasaan" decak jisung, headset Felix terlalu bagus membuat Felix tuli sesaat dan hanya mendengar suara dari game.

Jisung tepat di belakang Felix melirik gelas Felix yang hanya berisi tinggal sedikit.

"Kau minum kopi?" Ujar Jisung dengan nada terkejut namun Felix tetap tak mendengar malah menbalas dengan "harusnya tembak aja langsung, noobbbbbbbbb"

Jisung berlari ke kamar Chan melapor jika Felix meminum kopi.

"Felix" ujar Chan dengan nada rendah tepar di belakang felix namun Felix tetap tidak bereaksi.

"Ahk kalah,kan apa? Langsung tembak aja jangan sok nunggu timing deh" decak Felix menyambar gelas kopinya dengan kaki yang memutar kursinya.

Terkejut,wajah tampan Felix disuguhi perut Chan. Mendongak ke atas ternyata benar Chan.

"Kopi hm?" Ujar Chan dingin membuat Felix gugup "dikit kok" entah keberanian dari mana Felix menjawab.

Chan menghela nafas,merebut gelas kopi milik Felix yang tinggal sedikit.

"Gak ada kopi - kopi lagi. Ketahuan minum kopi gak boleh makan jelly lagi" ancaman Chan membuat Felix hormat seketika.

"Iya pak bos gak lagi" Chan terkekeh mengusak pelan rambut Felix "awas ketahuan" Felix mengangguk.

Setelah Chan menghilang Felix menatap nyalang pada tupai yang tengah bersiul santai dengan buah apel di lengan kanan dan novel di kiri.

"Pasti kerjaan jisung kan !?" Teriak Felix, jisung menoleh menampilkan wajah tidak berdosa "iya. Lagian bandel banget."

"Ishhh sini kau tupai"

"Tangkap aja kalo bisa koala"

Bruk !



















TBC
Hai -!
Masih ada yang baca kan?
Btw. MAKASIH 5K READERS NYA ♡
Baru sadar hiks ಥ╭╮ಥ
Syg banget sama kalian (๑♡⌓♡๑)

Makasih yang udah baca dan vote
Iloveyou guys 💚

[✓] DO NOT GO | LEE FELIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang