Dong Yongqin's POV
"Apa?!" Ucapku kaget setelah mendengar perkataan dari Kun. "Jadi kita tidak bisa pulang dalam waktu dekat?" "Iya Ten. Bandara di Seoul ditutup total dan tidak menerima penerbangan dari luar lagi, karena salju mulai turun lebat disana." Jelas Kun. "Lalu bagaimana dengan tiketnya?" Tanyaku kembali. "Tiketnya sedang diatur oleh Doyoung. Kau tenang saja-" "Mana bisa aku tenang, Kun. Aku sudah berjanji dengan ketiga anakku bahwa aku akan pulang dan merayakan tahun baru bersama." Ucapku sedih. Aku tak bisa membayangkan bagaimana wajah suamiku dan ketiga anakku ketika mereka tahu ini. Pasti mereka kecewa, terlebih dengan Yangyang dan Jisung yang kemaren terlihat sangat bersemangat ketika kami membicarakan acara akhir tahun yang akan kami adakan sepulangnya aku dari Inggris.
"Semuanya sudah aman. Kita pulang kira-kira Senin depan." Ucap Doyoung kepada kami berdua sambil menutup pintu kamar kami. "Mengapa lama sekali?" Kataku. "Tidak bisa lebih dipercepat lagi, Doy?" "Tidak bisa, hari Senin depan saja sudah merupakan hari pertama Seoul kembali membuka bandaranya." Jelas Doyoung sambil duduk di kasurku. "Lagipula kalian berdua tidak apa-apa kan kalau pulang lebih lama? Kita bisa menikmati-" "Tidak bisa, Doy. Bagaimana dengan keluargaku? Kalau mereka ada disini, aku tidak masalah." Ucapku kembali. "Padahal aku sudah ada rencana untuk malam akhir tahun dengan mereka." Lanjutku. Sungguh, rasa nya aku ingin menangis saja sekarang. Cukup bagiku selama 3 hari disini tidak bertemu dengan mereka, jangan ditambah lagi.
"Sabar ya, sepertinya Winwin dan anak-anakmu pasti mengerti jika kau jelaskan kepada mereka mengenai situasi sekarang, Ten. Lagian kan masih ada kami berdua disini, jadi kita masih bisa merayakannya di hotel atau mungkin ditempat lain." Hibur Kun kepadaku sambil memelukku. "Apa gunanya handphone mu itu? Kan masih bisa video call dengan mereka di akhir tahun nanti." Ucap Doyoung. "Rasanya pasti beda jika melalui videocall dengan bertemu secara langsung, Doy. Kau ini." Kata Kun kepada Doyoung. "Daripada tidak sama sekali." Gumam Doyoung.
"Ten." Panggil Kun kepadaku. "Kapan kau akan beritahu suamimu? Lebih baik kalau kau bilang kepada dia secepat mungkin. Kalau bisa sekarang saja." "Tidak bisa, Winwin jam segini sudah tidur." Ucapku sambil melihat jam di handphone ku. "Ya, kau kira jam di London sama dengan jam di Seoul?" Kata Doyoung kepadaku. "Ya, kau kira aku tak bisa melihat jam berapa di Seoul? Di google kan ada." Ucapku kesal. "Tanpa harus melihat disana, kau bisa memperkirakan jam berapa di Seoul kok. Lagipula kita hanya beda 15 jam." Ucap Kun lagi. "Kalau sekarang disini sudah jam 4 sore, berarti disana sudah jam 1 malam." Gumamku sambil menghitung jarak jam nya.
"Besok saja, atau jam 10 malam nanti kau bilang kepada mereka. Kalau disini jam 10 malam berarti disana sudah jam 7 pagi." Kata Doyoung kepadaku dan diangguki oleh Kun. "Baiklah, terima kasih atas sarannya." Ucapku pelan. "Ne, sama-sama." Ucap Doyoung. "Kalau begitu, kalian berdua pergilah bersiap-siap. Jam 9 nanti aku ingin mengajak kalian berdua makan malam diluar." Kata Doyoung sambil berjalan keluar kamarku dan Kun. "Makan dimana?" Tanya Kun. "Nanti kalian akan tahu. Dan nanti pakailah pakaian yang bagus, kemeja misalnya." Lanjut Doyoung. "Hah? Mau makan dimana?" Heranku. Mengapa formal sekali?
"Ada deh. Pokoknya ikuti saja kataku." Ucap Doyoung dan kemudian keluar dari kamar kami. "Ish suka kali gak ngasih tau langsung." Kesal Kun. "Mau bagaimana lagi, Doyoung kan memang seperti itu dari dulu." Kataku kepada Kun. "Dah, aku mau mandi dulu." Lanjutku dan kemudian beranjak dari kasur itu dan bersiap-siap mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DONG's FAMILY!
Fanfiction[1st Book of NCT UNIVERSÈ] Mau tau kisah sehari-hari keluarga kecil Winwin dan Ten? Come and Get in into their 'crazy' and 'fun' daily stories! ⚠️ All Crack Pair ⚠️ 95% Baku ⚠️ Marriage Life ⚠️ Some of Story maybe contains 18+, so if you're UNDER 18...