EP V; Selamat Hari Kebalikan!

208 12 5
                                    

Dong Yongqin's POV

"Sayang~" Panggil Winwin kepadaku. "Apa?!" Ucapku dengan nada yang sedikit keras kepadanya. "Gajadi ah, takut soalnya Ten-ie marah sama Winwin." Ucapnya merajuk kepadaku sambil memasang muka sedih nya. Imut sih, tapi karena aku sedang kesal dengan Winwin jadi kuabaikan saja sambil terus fokus ke pekerjaanku.

Pagi hari setelah aku keluar dari kamar mandi, Winwin tiba-tiba terbangun dan dia mengeluh pusing dan badannya terasa lemas. Mendengar hal itu, aku berinisiatif untuk mengecek suhu tubuh Winwin. Rupanya ia sedang demam. Karena sangat tidak memungkinkan bagi nya untuk pergi bekerja di Cafè, jadi kusuruh (tepatnya kupaksa) Winwin untuk beristirahat. Dan juga karena tidak ada yang menjaga Winwin, akupun dengan terpaksa juga izin tidak kekantor. Tapi sebelum itu aku juga sudah mengabari kepada Jaehyun dan Doyoung bahwa kami berdua tidak pergi bekerja (Syukurlah Doyoung mengizinkanku, bahkan Doyoung juga bilang siang nanti dia dan Kun akan datang kerumah untuk menjenguk Winwin).

Biasanya, kalau Winwin sedang sakit begini pasti dia akan manja. Sangat manja malah. Ya, seperti kalian lihat saja sekarang Winwin sedang mengeluh kepadaku karena ia merasa badannya sangat panas (namanya aja demam). Bukan seperti orang pada umumnya yang hanya mengeluh, namun seperti orang yang sedang galau. Dia pun selalu mengulang perkataannya, seperti 'Ten-ie badanku panas~', 'Ten-ie kepalaku juga pusing sekali.', ataupun memanggil namaku secara terus menerus. Tentu saja itu membuatku kesal dan sedikit mengangguku karena dia terus mengulangi kata-kata tersebut tanpa henti dan juga memanggil-manggil namaku tanpa sebab. Dan kalau misalnya aku tidak menjawab panggilannya, pasti nanti dia akan merajuk.

"Ten~"
"Ten-ie~"
"My love, Yongqin~"
"My baby Ten~"

"Apa lagi?!" Seruku. Tuh kan aku sudah marah. "Jangan marah sama Winwin donk. Winwin kan cuma manggil aja." Ucapnya kepadaku dengan nada 'polos' dan muka 'tidak bersalahnya' itu. "Iya kalau kamu memanggilku, pasti ada alasannya kan? Tapi daritadi kamu hanya terus memanggilku tanpa alasan. Tentu saja itu membuatku kesal." Kataku panjang lebar kepada Winwin. "Tolong jangan berbuat seperti itu lagi, Win. Aku sedang fokus menyelesaikan pekerjaanku. Sedikit lagi kok." Lanjutku. "Huaaa Ten tega marahin Winwin." Ucapnya sambil menangis (itu hanya rengekan saja, trust me). "Jangan terlalu banyak bergerak, nanti handuk di keningmu lepas." Kataku. Karena ketika dia sedang merengek tadi, aku melihat dia menghentak-hentakkan kakinya dan menggerakkan badannya kekiri dan kekanan. "Dasar, umur sudah tua begitu kelakuan masih seperti bayi." Gumamku. "Winwin kan memang masih bayi~" Jawabnya. "Bayi besarnya Ten~" Lanjutnya sambil tersenyum girang. 'Apa sih?' Tanyaku dalam hati sambil melirik Winwin aneh.

Tepat setelah aku mematikan komputerku, handphone ku tiba-tiba berdering. Setelah aku cek, rupanya ada pesan masuk dari Doyoung.

 Setelah aku cek, rupanya ada pesan masuk dari Doyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh, iya. Aku lupa." Ucapku pelan sambil menepuk keningku. "Ten-ie kenapa?" Tanya Winwin kepadaku (masih dengan perilakunya yang 'menyeramkan' itu).

DONG's FAMILY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang