EP XXV; 520!

87 5 0
                                    

Dong Dejun's POV

"Dejun-ah," Ucap Sungchan kepadaku sembari mengenggam kedua tanganku dan berlutut didepanku pada sore itu. "I Love You, would you be my one and my only love, Dong Dejun?" "Su-sungchan, apa maksudmu-" "Hyung ingat pertemuan pertama kita? Waktu itu, hyung memukulku karena hyung mengira bahwa aku itu ialah temanmu." Potong Sungchan kepadaku. "Ketika itu, aku melihat wajah hyung yang menjadi merah disaat mengetahui bahwa aku bukanlah temanmu. Lalu aku masih ingat hyung meminta maaf kepadaku dan berlari meninggalkanku begitu saja." Lanjutnya, dengan masih tetap menatap mataku lembut lalu tersenyum. "Dan disaat itulah aku mulai jatuh cinta denganmu, hyung. Dan aku juga bertekad bahwa aku harus mendapatkan nomormu, bagaimanapun caranya. Akhirnya selama seminggu, aku berhasil mendapatkan nomormu dari salah satu teman hyung, Shotaro hyung." "Benarkah? Pantas saja waktu itu ada nomor anonim yang memberiku pesan. Rupanya itu dari kau." Jawabku. "Iya, hyung. Itu nomorku. Lalu kita sempat ngechat bareng, lalu juga kita pernah video call dan jalan-jalan bareng. Seiring berjalannya waktu, rasa suka yang ada didalam hatiku semakin tumbuh dan akhirnya menjadi cinta. Dan inilah saatnya aku menyatakan rasa yang kupendam selama ini kepadamu, hyung." Jawab Sungchan kepadaku. "So, would you be-" "Yes!" Seruku sambil mengangguk dan menahan tangisku. Sungchan pun terperangah kaget dan langsung tegak lalu menatap mataku tak percaya. "Benarkah, hyung?" Ucapnya. Aku hanya mengangguk mengiyakan lalu tersenyum. Tangisku langsung pecah ketika Sungchan mulai memelukku erat dan mengucapkan terima kasih berkali-kali kepadaku. Kami berdua pun berciuman mesra seiring dengan terbenamnya matahari pada hari sabtu yang indah itu.

~♤♡◇♧~

"Jadi begitulah awal mula kisahku dengan Sungchan, mom." Ucapku kepada mom Ten. "Begitu saja? Huh, tidak romantis sama sekali." Gumam mama ku sembari mengambil bantal sofa disampingku lalu memeluknya. "Ish, memangnya papa dulu seperti apa when he confess his love to mama?" Kataku kesal. "Hahaha, it's a secret, baby." Jawab mama Ten sambil tertawa. "Mom! Tadi kan sudah janji kepadaku." Seruku ngambek. Mom pun tertawa lalu dia mengambil Iced Tea nya diatas meja lalu meminumnya. "Baiklah-baiklah, aku akan cerita. Jangan terkejut, arra?" Katanya. Akupun bingung, terkejut karena apa?

"Maksudnya?" "Dengarkan dulu, nanti kamu bakal tahu apa maksud mom." Jawabnya. Aku hanya mengangguk saja.

"Sebenarnya, Jaehyun itu bakal jadi calon appa mu yang sebenarnya. Namun entah mengapa mama memilih papa mu." Ujarnya kepadaku. Aku tentu saja terkejut bukan main. Jadi Jae hyung itu pernah menjadi mantan nya mama?

'DUH MENGAPA TIDAK JAEHYUN HYUNG SAJA.'
-isi hati seorang Dong Dejun

Gak kebayang kalau papa ku seorang Jung Jaehyun. Bisa mati aku. Dan ada kemungkinan kalau aku bakal menggatikan posisi mama kalau Jae hyung yang menjadi appa ku.

AHAHAHAHAHA.
-ketawa jahat

"Kok bisa?" Heranku. "Iya, karena dulu Jaehyun itu suka sama mama dan sering mengejar mama. Tapi waktu itu, mama hanya menganggap dia sebagai adik kesayangan saja, karena dulu Jaehyun itu sering ajak mama jalan-jalan, berbelanja bersama, bahkan sampai tidur bersama." Jelas mama dan kuangguki saja. "Dan dia pernah ajak mama berliburan berkeliling Eropa, tau. Kami waktu itu pergi ke Inggris, Belanda, Jerman, Rusia, Luxemburg, Turki, dan Perancis. Kami berdua bahkan mengambil cuti, karena kami pergi selama 2 bulan berturut-turut." Ujarnya kembali. Mataku melotot kaget ketika mendengar itu. Serius? Astaga, keren sekali!

"Dan dihari terakhir sebelum pulang ke Seoul, pada waktu itu kami dinner berdua tepat didepan menara Eiffel, dia confess ke mama. Tapi waktu itu mama menolak karena memang tidak ada rasa suka. Kamu tahu kan tadi mama menganggap dia seperti apa?" Tanyanya kepadaku dan kuangguki ringan. "Harusnya mama terima saja. Kalau diterima dan kalian menikah, pasti mama bakal senang. Karena Jae hyung itu kaya dan tampan." Ujarku. "Astaga, Dejun. Sebenarnya kamu ada benarnya juga." Kata mama lalu ia tertawa ringan. "Tapi waktu itu mama memang masih menganggap dia sebagai adik saja, Jun. Tak kurang, tak lebih. Dan hey, kamu kira papa kamu tidak kaya dan tampan?" Tanyanya kembali. "Tidak." Singkatku. "Dejun, papa mu itu sebenarnya kaya. Dia sengaja tidak bilang ke kalian karena takut bakal terjadi apa-apa, seperti kalian bakal menjadi sombong karena itu ataupun kalian bakal sering menghambur-hamburkan uang. Sedangkan tidak diberitahu saja kalian selalu meminta banyak hal. Apalagi adikmu yang satu itu, si Yangyang. Banyak sekali permintaannya. Sepatu lah, baju lah, game lah." Ucapnya. Sepertinya dia sedang berkeluh-kesah kepadaku.

DONG's FAMILY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang