DONG's FAMILY!

EP XXXIX; Pulang? Lagi?

Dong Sicheng's POV

Tunggu dulu, sebelum kalian salah kaprah dengan judulnya, aku mau jelaskan terlebih dahulu.

Kenapa aku membuat judul EP hari ini seperti diatas? Ini semua berawal ketika aku mendapat pemberitahuan dari kedua orangtua ku. Dikarenakan Cafè sudah berkembang sangat pesat, jadi aku dapat pulang lebih awal. Siapa juga yang tidak senang, kan? Tapi, aku sejujurnya kesal karena mengapa orang tua ku baru memberitahu hal ini sekarang. Kenapa tidak ketika aku masih di Korea seminggu yang lalu? Mana bayar sewa apartement disini sudah kubayar, ya rugi dong.

Tapi yasudah, tidak apa-apa. Yang penting sekarang aku bisa kembali bersatu dengan keluarga kecilku di Korea.

Tapi, aku bakal pulang minggu depan, karena masih ada beberapa hal lagi yang aku harus urus disini. Apalagi kalau bukan urusan perkuliahanku dan Cafè. Yang akan menggantikanku disini sudah ada, yakni saudari jauhnya Hendery.

Sekarang saja aku sedang berada di Cafè, tengah mengerjakan sesuatu. Kalian tidak boleh tahu, karena ini rahasia perusahaan Cafè milik ibu ku.

"Sicheng, kalau sudah mengantuk, pulanglah. Kan bisa dikerjakan besok." Ujar saudari jauhnya Hendery kepadaku. "Tidak apa-apa, lagipula aku ingin menyelesaikan hal ini segera agar aku bisa pulang ke Korea lebih awal." Jawabku sembari tersenyum. "Ah, ada yang tidak sabar bertemu kembali dengan keluarga kecilnya nih?" Lanjutnya sembari tertawa ringan. Akupun membalasnya dengan kekehan saja lalu mengangguk menyetujuinya.

"Kau mau aku temani atau bagaimana-" "Tidak apa-apa, pulang saja dulu. Lagipula kerjaanku ini sebentar lagi selesai kok." Ujarku kepadanya. "Baiklah, aku pulang dulu. Jangan sungkan untuk menelfonku kalau ada sesuatu hal nanti." Jawabnya sembari berjalan menuju pintu depan Cafè. Dia pun lalu keluar dari Cafè, meninggalkanku sendiri didalam sini.

Karena aku merasa kesepian, akupun iseng-iseng mengirim pesan di groupchat keluargaku. Aku ingin tahu, apakah mereka sudah tidur atau tidak.

Oh, masih pada hidup semua rupanya.

Aku lalu meletakkan kembali ponselku dan melanjutkan pekerjaanku. Kepalaku pusing, sebenarnya. Tapi mau bagaimana lagi, ini demi perkembangan Cafè selanjutnya. Apalagi yang masih bertanggung jawab dalam mengurusi cabang di Beijing ini adalah aku.