EP XV; Daddy Sicheng 🔞

449 12 0
                                    

Dong Yongqin's POV

"Ini yang kamu mau selama ini, hm?" Ucapnya sambil meraba tubuhku sensual. Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku sambil menutup mataku dan menggigit bibir bawahku kuat untuk menahan desahanku. "Tease me more, Daddy~" Ucapku lirih sambil meremas junior milik suamiku yang masih bersembunyi dibalik celana pendeknya itu. "As your wish, honey. Jangan memintaku untuk berhenti setelah ini." Jawabnya dengan senyuman 'smirk' nakalnya yang malah semakin membuatku terangsang. Sicheng langsung membuka seluruh pakaiannya dan memperlihatkan tubuh sempurna miliknya. Setelah itu, dia langsung membuka lebar kakiku hingga memperlihatkan lubangku yang sudah tak tahan untuk segera disodok oleh junior milik suamiku dan juga juniorku yang mulai basah.

"Ah!" Ucapku setengah teriak ketika jari tengah besar milik Sicheng mulai memaksa masuk kedalam anus ku. "Daddy, pelan-pelan." Lirihku sambil menahan tangan Sicheng agar tidak bergerak terlebih dahulu. Bukannya berhenti, Sicheng malah semakin mempercepat gerakan jarinya hingga membuatku harus menanggung rasa nikmat dan rasa perih yang luar biasa.

"Ah, Daddy. I'm close~" Kataku tak tahan sambil memainkan juniorku yang sudah memerah kuat dan akan segera mengeluarkan cairan 'kenikmatan'nya. "Tahan atau 'hukuman'mu kutambah?" Ancamnya kepadaku dengan suara beratnya. Dengan terpaksa aku menggenggam kuat juniorku dan menutup lubang kencingku untuk menahan keluarnya cairan itu yang malah membuat juniorku menjadi sakit.

Setelah puas bermain dengan jarinya, dia menyuruhku untuk menungging didepannya. Sicheng mulai mengarahkan juniornya yang sudah berdiri kokoh itu kearah lubangku. Dengan cepat junior itu menerobos masuk paksa lubangku yang rasanya masih perih karena ketiga jari milik Sicheng tadi. Akupun langsung menjerit kesakitan setelah 'big' junior milik suamiku tersebut berhasil masuk semua.

"Daddy, sakit~" Ucapku menahan tangisku ketika Sicheng langsung menggerakkan pinggulnya setelah berhasil memasukkan juniornya yang besar itu. Bukannya diperlambat, dia malah semakin mempercepat gerakannya. Dia juga ikut menahan kedua tanganku dan menggenggamnya kuat karena aku terus mendorongnya untuk berhenti. Akupun dengan terpaksa harus menahan rasa perih di anusku dengan mengigit bibir bawahku kuat.

"Ah! Ah!" Desahku ketika Sicheng melepas juniornya dan langsung memasukkan kembali dengan cepat dan berulang-ulang. Dia bahkan memasukkan juniornya yang besar itu tanpa diarahkan, yang semakin membuat lubangku terasa semakin perih. Akupun mulai menangis ketika junior itu kembali menyodokku dengan cepat.

"Siapa suruh kau menangis, hm?" Tanyanya kepadaku sambil membelai rambutku. Lalu kemudian dia langsung menarik rambutku kuat hingga membuat kepalaku terangkat. Jelas saja itu membuat kulit kepalaku menjadi sakit, terlebih lagi dengan sodokan Sicheng yang kasar yang membuatku kembali menangis kesakitan.

Puas dengan gaya sebelumnya, ia menyuruhku untuk duduk diatasnya. Dengan tertatih aku berjalan dan mencoba untuk memasuki kembali junior besar milik suamiku, meskipun rasa lubangku masih perih.

"Sicheng kumohon kali ini-" "Beraninya kau memanggil namaku secara langsung?" Tanyanya kepadaku. Dia langsung menarik badanku kekasur hingga aku berada dibawah badannya dalam posisi mengangkang. Dengan kasar ia langsung memasukkan juniornya kembali kedalam lubangku. Aku spontan berteriak kesakitan sambil mencengkram lengan kekar milik suamiku, Sicheng. Dengan cepat ia langsung menggerakkan pinggulnya yang malah semakin membuat lubangku terasa semakin perih.

"Ah, Sicheng! Sakit!" "Mama, mama!" Ucap seseorang tiba-tiba sambil menggoyangkan badanku berkali-kali. Seketika aku langsung bangun dan terduduk. Ya Tuhan, untung itu hanya mimpi-

-wait, mengapa ketiga anakku ada disini? Dimana Winwin? Belum lagi aku melihat wajah ketiga anakku memerah dan menatapku kaku. Atau jangan-jangan mereka-

DONG's FAMILY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang