EP IX; The Reason (1)

165 8 0
                                    

Dong Sicheng's POV

Setelah membaca note kecil tersebut, aku pun segera mengecek kamarku, apakah ada pria itu atau tidak. Rupanya ia sudah menghilang dari rumah ini. Berarti perkataannya benar, bahwa ia sudah pergi ke kantor dengan Doyoung. Akupun langsung menuju kekamar mandi untuk membersihkan tubuh serta menjernihkan pikiranku mengenai hal kemarin. Mungkin sore nanti aku akan pergi ke Cafè itu untuk menemuinya. Semoga saja dengan pertemuan kali ini dapat membuahkan hasil.

 Semoga saja dengan pertemuan kali ini dapat membuahkan hasil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4 p.m, at Symphony Cafè

Setelah sampai dan memarkirkan motorku, aku pun bergegas menuju kedalam Cafè. Setelah memesan minuman untukku dan pria itu, aku segera mencari tempat duduk didekat jendela besar Cafè ini (sebelumnya aku juga sudah mengabari pria itu, dan dia akan datang beberapa menit lagi).

Selagi menunggu pria itu datang, aku mencoba untuk mendinginkan kepalaku sejenak dengan bermain game di ponselku.

"Sicheng-ah!" Seru seseorang sambil menepuk pundakku. Akupun menoleh dan rupanya itu ialah suara pria itu. Dia juga datang dengan Doyoung dan Kun. Mengapa mereka berdua ikut?

"Mianhae, kami telat. Tadi Doyoung mengurus beberapa pekerjaannya sebentar. Kamu gak menunggu lama, kan?" Tanya pria itu sambil tersenyum didepanku. Akupun hanya menggeleng pelan saja sambil 'terpaksa' ikut tersenyum. "Omong-omong, mengapa mereka berdua ikut?" Tanyaku. "Mereka kuajak karena mereka juga tahu akan hal yang sebenarnya terjadi, Win." Ucapnya. "Kalau begitu, kami mau pesan minuman dulu. Kalian berdua lanjutkan saja pembicaraannya." Tutur Doyoung kepadaku sambil mengajak Kun untuk pergi memesan minuman.

"Baiklah, kau bisa cerita sekarang kepadaku." Kataku kepada pria itu setelah meneguk minuman yang aku pesankan untuknya tadi. "Baiklah, tapi sebelum itu, aku minta kepadamu untuk mendengarkan penjelasanku ini dengan kepala dingin, Win." Ucapnya kepadaku sambil mengenggam erat tanganku diatas meja. Aku pun menghela nafasku dalam-dalam dan kemudian juga ikut menggengam tangannya. "Baiklah, kamu boleh bercerita sekarang." Tutur ku kepada pria itu. Ia pun tersenyum dan kemudian mulai menjelaskannya kepadaku.

Karena ini akan panjang, jadi aku jelaskan saja kepada kalian. Tapi sebelumnya, aku akan bertahu kepada kalian terlebih dahulu kisah awalnya.

Ini semua berawal dari Jaehyun dan Ten yang sangat dekat. Mereka itu selalu pergi bersama, makan bersama, berbelanja bersama, bahkan tidur bersama (bukan bermakna negatif). Dari sisi Ten, dia menganggap bahwa Jaehyun itu ialah teman sekaligus adik tingkatnya yang paling ia sayangi. Namun, dari sisi Jaehyun, dia menanggap bahwa Ten itu merupakan kekasihnya. It's more like Jaehyun had crush on Ten, but Ten only liked him as a 'friend'. Lagipula, alasan Jaehyun untuk mendekati Ten memang untuk dijadikan sebagai kekasihnya.

Lalu, dia juga bercerita bahwa Jaehyun sering mengodenya untuk berpacaran. Bahkan Jaehyun pernah mengajak istriku pergi berliburan berkeliling Eropa hanya untuk 'menembak' Ten. Mengada-ada memang, namun ini benar adanya. Mereka pernah mengambil cuti kuliah selama 2 bulan hanya untuk itu. Namun ketika Jaehyun menyatakan cintanya kepada Ten, ia menolak dengan alasan ia belum siap berpacaran dan masih menganggap bahwa Jaehyun ialah adik kesayangan nya.

DONG's FAMILY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang