Helloow!! Jadi aku liat ternyata banyak yang antusias dengan konfliknya /walaupun sebagian besar pusing hoho/ jadi aku memilih untuk up
Setelah bengek ngeliat rooftop fight :"), tidak ada pertumpahan darah putih ternyata.
Enjoyy!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Victoria menatap putrinya dengan tatapan sendu. Ia menggeleng untuk menjawab pertanyaan putrinya sebelumnya.
"Gak, mayleen gapunya cece, mayleen cuma punya mama, koko dan kevan"
Mayleen menggeleng dengan lesu, air matanya terus mengalir membasahi pipinya. "Ma, mayleen mohon jujur-
-MAMA BILANG ENGGAK YA ENGGAK MAYLEEN! KAMU GAPUNYA CECE ATAUPUN PAPA!"
Victoria mengusap wajahnya kasar.
Sedangkan, mayleen tampak terkejut setelah melihat mamanya membentaknya, seumur hidupnya ia tidak pernah dibentak oleh victoria.
"M-ma" Karvian menatap mamanya tidak percaya, ia tidak pernah melihat Victoria sefrustasi ini.
Kecuali, kejadian itu. Dimana perempuan jelita tersayangnya pergi meninggalkan bumi ini.
"Terserah kamu mau percaya atau enggak! Mama capek!" Victoria beranjak dari sofanya dan berjalan menuju kamarnya.
Tangisan mayleen mengalir semakin deras, isakannya juga semakin terdengar jelas.
Tentu saja, itu membuat Karvian merasa sesak. Ia tau betul bagaimana perasaan adiknya saat ini. Sangat kecewa.
Tinggal dan menjadi bagian dari sebuah keluarga, tanpa tau apa yang sebenarnya telah disembunyikan keluarganya sendiri.
Karvian tau betul, victoria hanya ingin mayleen bahagia tanpa memikirkan semua hal buruk yang telah menimpa keluarga mereka dan kebenaran yang sudah terkubur sejak lama. Namun, apa yang dilakukan mamanya sejak dulu salah.
Keluarganya sudah retak dan kacau sejak dulu, namun mayleen malah tidak diperbolehkan tau, dan harus selalu terlihat tersenyum dibalik keluarganya yang telah hancur.
"May"
Karvian mendekap tubuh ringkih mayleen. Isakannya semakin jelas terdengar, membuat hati karvian semakin teriris.
"K-ko, tolong jujur sama mayleen hiks hiks"
Karvian terdiam, namun akhirnya ia pun mengangguk. Entah apa yang akan Victoria lakukan padanya, ia tidak kuat jika harus berbohong dengan adiknya.
Mau bagaimaba pun adiknya, cepat atau lambat harus tau.
Mayleen mengangkat pandangannya dan menatap karvian dengan tatapan kosong.
"Kevan tau?"
Karvian kembali mengangguk. Membuat mayleen semakin terisak.
"T-terus kenapa harus aku yang baru tau semuanya sejak 18 tahun ko? KENAPA AKU BARU TAU KO!? KENAPA!? Hiks hiks"
Karvian mati matian menahan tangisannya.
Rapuh dan kecewa, mungkin saat itu yang dapat menggambarkan suasana hati mayleen, dan Karvian dapat menebak hal itu.
Keluarganya telah hancur, dan mayleen baru tau.
"Aku bagian dari keluarga ini, tapi aku malah jadi orang yang paling gatau apa yang terjadi di keluarga ini hiks hiks, KALIAN ANGGEP AKU APA!? hiks hiks, kalian jahat, KALIAN JAHAT!"
Karvian mengangguk. Menempatkan dahinya pada pucuk kepala mayleen.
"Maafin koko, maafin koko, koko minta maaf"
Mayleen rasanya tidak dapat menahan amarahnya saat ini. Rasanya ia ingin berteriak untuk meluapkan rasa kecewa dan amarahnya. Namun tenaganya sudah terkuras.
"Sekarang cece dimana? Kenapa dia gak tinggal sama kita?"
"Oh, atau cece benci yah sama aku, makanya cece gamau aku tau keberadaan dia?"
"Atau aku udah buat kesalahan fatal? Jawab ko, jawab!"
Karvian menggeleng. Ia mengecup pucuk kepala adiknya cukup lama.
Rasanya terlalu sesak baginya untuk menjawab pertanyaan mayleen.
Kejadian yang membuatnya trauma, sekaligus membenci dunianya sendiri.
"Koko gak bisa kasih tau-
-kalo gitu lepasin pelukan koko!"
Perlahan, karvian melepaskan pelukannya dari adiknya. Mayleen perlahan berdiri dan menatap kokonya dengan tatapan kecewa sekaligus tajamnya.
"Biar aku yang cari tau sendiri"
Setelahnya ia melangkah menuju kamarnya dengan langkah lesunya. Rasanya tenaganya sudah benar benar terkuras dengan semua kebenaran yang telah ia terima.
Ia harus mencari keberadaan kakak perempuannya, sendiri. Rasanya ia sudah tidak dapat mempercayai orang disekitarnya lagi.
Termasuk para tetangganya.
Sementara itu. Dibalik pintu kamar, Victoria mengamati kejadian itu. Hatinya terasa tersayat melihat keadaan putrinya. Memarahi karvian pun rasanya sudah sia sia, karena cepat atau lambat putrinya akan tau tentang semuanya.
"Maafin mama, may"
◇Komplek Semesta◇
"May..."
Cakra menghela napas. Lalu ia dan ke 2 lakk laki lain, melangkah mendekat kearah perempuan yang masih terbaring dibalik selimut tebal itu.
"May..., jangan begini lu juga masih harus kuliah, besok bang jaedan juga udah harus ke bandung, gua juga harus ke jogja sama bang hadri" Ujar Satya dengan nada sendu.
"Gua juga mau ke bandung, may" Ujar Given dengan nada sama sendunya. Agak tidak rela meninggalkan perempuan ini.
"May"
Mata Cakra sontak terbelalak sesaat setelah ia menyibak selimut tebal mayleen.
Tunggu, itu bukan mayleen, melainkan sebuah guling.
Buru buru Given berlari kearah lemari mayleen dan membukanya. Benar saja, baju mayleen sudah tidak ada.
"Ma-mayleen" Ujar Cakra yang terlihat sangat shock.
"MAYLEEN KABUR!"
"KOK GAADA YANG SADAR ANJENG!"
.........
Haiii!! Gimana perasaan kalian Setelah tau mayleen kabur? Pasti terkejut hehe :))
Chap kali ini agak sedikit drama yah. Gatau deh nge-feel atau enggak, soalnya author satu ini gak ada pengalaman buat drama. Walaupun dirumah sering nonton suara hati istri sama nyai a.k.a ibunda tercinta /btw, ini saya gak di endorse, tapi kalo indos**r mau, monggo/
Makasii buat vote, komen dan tetep stay di book ini. Maaf kalo ada typo, garing, ngebosenin, cringe, alurnya gaje dan kesalahan lainnya.
Babayy!! See yaa luvv!!
KAMU SEDANG MEMBACA
◇Komplek Semesta◇ || NCT ☑
Random[Bias|| ot 23 Pt 2] [Lokal ver] Sebenarnya fakta apa yang disembunyikan mereka dari Mayleen? [Bahasa Non-baku, dan mengandung kata kata kasar]