3.1

442 80 53
                                    

Halloww ada yang kangen?

Gimana kabar kalian??

Enjoyy!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ma dengerin Jay-

-enggak jay! Mama gamau kamu ikut mereka lagi! Mama mau kamu pindah ke NYC!"

Jayden menghela napas, dengan lembut ia meraih tangan Krystal dan menggenggamnya dengan lembut. Ia tau wanita pasti tengah merasa sangat khawatir tentang posisinya, apalagi setelah melihat keadaannya saat ini.

Namun janji tetaplah janji. Jayden sangat mencintai putri pertama keluarga Qian dan ia tidak bisa mengingkari janjinya pada perempuan itu.

Ditambah hidupnya sudah terkurung sepenuhnya didalam genggaman tangan Victoria. Ia tidak dapat pergi begitu saja.

Atau bisa saja ia mati.

"Ma..., percaya sama jayden"

Jayden tersenyum tipis, dengan lembut ia menangkup ke 2 pipi sang bunda yang sembab karena air mata wanita itu. Senyuman lembut terukir diwajah tampaknya.

"Jayden pasti baik baik aja, jayden gak berjuang sendiri, mama gausah khawatir yah, ini juga demi mama, jayden gamau mama dipukulin sama papa cuma karena usaha papa bangkrut"

Krystal mulai terisak. Tangannya mulai mengelus punggung tangan putra tunggalnya.

"Mama takut jay"

Jayden tersenyum, lalu membawa sang bunda masuk kedalam dekapannya, dengan lembut ia mengusap rambut krystal membiarkan wanita itu menangis membasahi dadanya.

"Gapapa gapapa, suatu saat jayden pasti bisa bawa mama menjauh dari dunia kejam itu"

Jayden menunduk lalu mengecup pucuk kepala mamanya. "Jayden sayang mama, tunggu jay yah ma"

◇Komplek Semesta◇






"Jadi, lu pada seriusan mau nurutin dia lagi?" Tanya Hadrian dengan nada heran, tangannya sibuk mengambil sebungkus roti dimeja dan mendudukkan diri disebelah Jaedan yang tampaknya tengah sibuk dengan laptopnya.

"Kalo gak kita turutin lu tau resikonya kan?"

Hadrian menoleh kearah Yoga, ia menghela napas dan kembali menggigit rotinya. Namun isyarat ditangan Yoga menarik perhatiannya.

'Jevan lagi diawasin sama kanjeng, lu jangan ngomong macem macem'

"Oh, iya sih, gua gamau ambil resiko" Ujar Hadrian setelah paham maksud dari bahasa isyarat Yoga. Matanya melirik kearah Jevan yang tengah disibukan dengan sebuah ponsel ditangannya.

Iya sebuah, karena itu bukan ponselnya.

Melihat gelagat risih Jevan, Hadrian berdiri dan dengan sengaja menyengkat kakinya dengan kaki Rigel yang tengah diluruskan.

Bruk!

Hadrian jatuh tepat mengenai Jevan, sehingga ponsel ditangannya jatuh terbanting.

"Sorry sorry bro gak sengaja!"

◇Komplek Semesta◇ || NCT ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang