Part 01.

164 20 11
                                    

Seorang gadis cantik sedang bergumam mengikuti alunan musik yang ia putar melalui handphone miliknya. Tangannya pun tampak sibuk membersihkan gelas-gelas kotor di wastafel cuci.

"hey, Soo Youn. Lebih baik kau beristirahat. Dari pagi, kau tidak ada istirahat," ucap dari seorang lelaki yang berada tak jauh dari tempat gadis itu berada.

"sejak dari pagi, kau hanya menyuruhku untuk membersihkan gelas-gelas ini. Dan aku juga tidak diperbolehkan pergi kemana-mana bukan?" Soo Youn kembali menaruh gelas-gelas yang telah ia bersihkan ke rak gelas.

"lebih baik kau saja yang beristirahat. Karena di usiamu saat ini, pasti melelahkan," sambungnya dengan nada mengejek.

"hey, kita hanya beda 3 tahun. Dan kau dengan berani mengejekku? Dengar, disini aku adalah boss mu, ingatlah hal itu," lelaki itu memberikan wajah datarnya, namun sikapnya terlihat begitu imut.

"iyaa, Woozi-nim," Soo Youn menundukkan tubuhnya sebagai penghormatan kepada atasannya.

.
.
.
.
.
.

Tiingg...
Tiingg..

Bel yang berasal dari pintu kedai kafe yang dibuka oleh para pelanggan tidak henti-hentinya bersuara.

"selamat datang di Coffeeshop hoon," sapa Woozi dengan ramah dan tidak lupa memasang senyum manis di wajahnya.

Hari ini, cukup ramai dari hari sebelumnya. Tapi hal itu tidak membuat Woozi, pemilik dari Coffeeshop hoon merasa kelelahan untuk melayani para pelanggan dengan baik.

Coffeeshop hoon cukup terkenal dikalangan para anak muda, terutama para gadis-gadis cantik yang telah menjadi langganan di kafe tersebut. Dikarenakan para staffnya tidak hanya memiliki sikap ramah dan suka berbaur dengan para pelanggan, melainkan mereka memiliki standar ketampanan dan kecantikan yang membuat para gadis ataupun para lelaki begitu senang dengan hanya melihatnya dari kejauhan.

Dan letaknya yang sangat strategis, juga desain bangunan kafe tersebut sangatlah unik dan begitu mudah dikenali membuat kafe ini sangat mudah ditemukan di tengah-tengah kota besar di wilayah Korea Selatan.





Ting...

"Hai, Soo Youn," panggil seseorang yang baru saja memasuki kedai kafe.

2 orang perempuan melambaikan tangannya kearah Soo Youn yang masih disibukkan dengan gelas-gelas kotor. Dan tidak lupa, 1 orang lelaki berdiri dibelakang mereka.

"Oh haiii, Eun Lee.. Yoon Hwa," Soo Youn menghampiri perempuan tersebut dan memeluknya dengan sangat erat.

Kemudian, Woozi melirik kearah arloji yang ia kenakan. Udah saatnya kafe itu tutup untuk pergantian shift kerja. Para pelanggan satu-persatu sudah meninggalkan kafe setelah mereka menghabiskan coffee yang di seduh oleh barista Woozi dan terlihat masih tersisa 2 orang gadis remaja yang masih menunggu pesanan mereka.

"Ini 2 coffelatte pesanan kalian, selamat menikmati minumannya," ucap Woozi.

"Hmm, apakah aku boleh mengambil foto denganmu ??" Tanya salah satu dari remaja tersebut.

"Tentu saja," dengan ramah, Woozi langsung mengiyakan permintaan tersebut, "hey Hoshi, sini bantu dia untuk memfoto kan kami," Woozi memanggil lelaki yang berada di samping Soo Youn.

Awalnya, Hoshi menolak perintah tersebut. Karena tatapan Woozi yang begitu tajam, Hoshi pun dengan terpaksa akhirnya melakukan hal tersebut.

"Dengan cewek lain, ia begitu ramah. Kalau sama pacarnya ataupun teman nya, ia sangatlah dingin," bisik Yoon Hwa kepada Soo Youn.

"Kalau diperbolehkan, apakah kami juga bisa mengambil foto bersama Hoshi juga?" ucap gadis itu lagi.

Yoon Hwa yang mendengar itu langsung menghampiri 2 gadis tersebut sambil melipat kedua tangannya. Ia membiarkan wajahnya terkena terpaan angin dari kipas angin yang berada tepat di belakang 2 gadis itu, sehingga membuat rambut coklatnya yang panjang itu terbang seperti sedang iklan shampoo dadakan.

"Nggak boleh maruk, lebih baik kalian balik ke sekolahan. Sebelum aku laporkan ke kepala sekolah kalian, jika kalian membolos lalu pergi ke kafe ini," ancam Yoon Hwa yang tidak suka dengan sikap genit dari 2 gadis tersebut.

Lalu dengan cepat, 2 gadis itu langsung meninggalkan kafe dengan tergesa-gesa. Hoshi melihat Yoon Hwa yang begitu cemburu hanya bisa tertawa kecil dengan apa yang ia lihat barusan.




####


"oke, kita langsung saja mulai," ucap seorang lelaki yang sedang sibuk memperbaiki lighting di sekitar model yang telah bersiap-siap di tempat pemotretan.

Cekrek..


Cekrek..

Model tersebut terlihat sangat profesional dalam pemotretan pertamanya, setelah ia mengambil cuti hampir 1 tahun lebih lamanya. Namun, di setiap hasil dari foto yang telah diambil itu membuat seorang lelaki paruh baya yang sedang duduk dihadapan monitor tidak merasa puas. Ia tampak sangat serius memerhatikan pemotretan majalah kali ini dan sesekali menggeleng-gelengkan kepalanya.

"hey, Wonwoo. Bisakah kau lebih membebaskan dirimu didalam pemotretan kali ini? Aku melihat foto-foto ini dan aku merasa tidak puas dengan hasil pengambilan foto tersebut. Seperti ada yang beda didalam jati dirimu sekarang ini," ucap lelaki paruh baya tersebut yang meluapkan ketidakpuasannya terhadap model kepercayaan agensinya.

"maafkan saya, saat ini saya lagi kurang sehat. Dan saya merasa itu adalah kesalahan saya, karena tidak bisa menjaga kesehatan saat ini," ucap Wonwoo dengan merasa bersalah. Ia berkali-kali menundukkan tubuhnya sebagai permintaan maaf.

"kalau begitu, kita lanjutkan minggu depan saja. Baiklah, semuanya silahkan beristirahat dan pulanglah. Dan Wonwoo, semoga lekas sembuh," lelaki paruh baya itu menaruh kertas-kertas yang ia pegang dan kemudian meninggalkan studio foto.

Lalu Wonwoo segera memasuki ruang ganti untuk mengganti pakaian yang ia gunakan saat ini. Ia membiarkan penata riasnya untuk membersihkan sedikit make up di wajahnya. Terlihat begitu sangat lelah, ia hampir terlelap sebelum asisten pribadinya datang dengan tergesa-gesa.

"ada apa? Ada masalah apa kau datang seperti itu?" Wonwoo dengan sikap acuhnya masih menutup kedua matanya. Tidak berapa lama, ia membuka matanya dan terlihat seperti ada kekhawatiran dikedua matanya. Di bibirnya, seperti ada kalimat yang ingin ia ucapkan, namun begitu sulit untuk diucapkan.

Ada rasa ketidak ketenangan di dalam hatinya, dan ada suatu hal yang mengusik di pikirannya, sehingga ia begitu sulit untuk berkonsentrasi pada pemotretan majalah popular tahun ini.

Karena hal itu semua, Wonwoo merasakan kesakitan yang luar biasa di kepalanya. Dengan cepat, asisten yang masih berdiri menunggu Wonwoo itu memberikan sebuah pil obat dan juga air putih kepada Wonwoo.

Dengan sebuah isyarat, penata rias tersebut segera meninggalkan ruangan ganti dan hanya meninggalkan Wonwoo dan seorang asisten disana.

Wonwoo menatap asisten itu, seperti mencari sebuah jawaban di dalam bola mata itu, "Bagaimana kabar... "

Lagi-lagi suaranya tertahan untuk melanjutkan perkataannya. Ia seperti orang yang kebingungan dan menjadi sesat juga terasingkan.

Untung saja, asisten itu begitu memahami keadaan Wonwoo saat ini, "Soo Youn saat ini dia berkerja di Coffeeshop Hoon. Tempat Mingyu pernah berkerja sebelumnya," asisten tersebut menenangkan Wonwoo yang tengah gundah.

"Ah, begitu. Syukurlah.." Wonwoo kembali duduk dengan lebih tenang dan nyaman daripada sebelumnya.

"Coffeeshop Hoon?? Woozi??" Benaknya bertanya tentang kedai kopi tersebut.

.
.
.
.

THE NEXT...

[✓] Together Forever || Jeon Wonwoo || !!ENDING!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang