Menyalahkan diri akan rasa bersalahnya di masa lalu, itulah yang dilakukan Wonwoo saat ini. Ia terduduk sambil menatapi seseorang yang terbaring di ranjang miliknya. Sesekali ia mengacak-ngacak rambutnya, meracau hingga memukul kepalanya. Pikirannya begitu kacau, setelah ia kembali mendapatkan ingatan yang tidak ingin sama sekali Wonwoo ingat.
Ia melakukan hal seperti itu hanya untuk meluapkan emosi kekesalnya. Namun, hal itu tidak akan mengubah sedikitpun kejadian yang sudah terjadi beberapa tahun lalu.
"Apakah Soo Youn sudah siuman?" Tuan Park menghampiri Wonwoo yang duduk termenung sambil memeluk lututnya.
Matanya memerah bukan karena efek dari minuman keras, melainkan ia terus saja menangis. Bukan dia seorang yang cengeng ataupun lelaki yang jantan, namun kondisinya saat ini begitu menyakitkan untuk ia tahan lagi.
"Tuan Park, aku tidak ingin mengingat kejadian waktu itu. Kenapa kepalaku sangat memaksaku untuk mengingat ini. Kepalaku terasa sangat pusing,"
"Dari semua orang yang hadir di acara itu, mengapa hanya aku yang menyelamatkannya. Karena kejadian itu, ingatan buruk ini kembali lagi," Wonwoo memukul perlahan dadanya yang begitu sesak dan sekali-kali ia menarik nafas yang panjang.
Karena Tuan Park sudah bersama Wonwoo sejak lama sekitar 14 tahun yang lalu, jadi ia begitu memahami keadaan yang dialami Wonwoo saat ini.
"Jangan berpikiran seperti itu. Jika kau tidak datang untuk menyelamatkan Soo Youn, bisa saja saat ini ia tidak berada di dunia ini sekarang. Jangan salahkan itu semua kepada Soo Youn, dia tidak tau apa-apa tentang masalahmu, Mingyu dan perusahaan itu," Tuan Park menjelaskan semua itu seperti seorang ayah yang sangat bijaksana.
Disaat ia menepuk pundak kanan Wonwoo perlahan, segera lelaki yang masih kacau itu merasakan kesakitan yang sangat luar biasa. Di telapak tangan Wonwoo pun terdapat luka yang sangat dalam. Dengan cepat, Tuan Park mencari kotak yang berisikan obat-obatan di sekitar kantornya.
"Aku sudah mengambil keputusan. Aku akan menghadapi ini semua dan aku akan mempertanggungjawabkan semua yang akan terjadi,"
######
"Ah!! Sialan. Bisa-bisanya kalian tidak bisa menjaga Soo Youn dengan baik. Aku sudah membayar kalian begitu mahal, namun hasil pekerjaan kalian sangat tidak becus!!" Ucap dari seorang perempuan yang terus saja memukuli 2 orang lelaki yang bertekuk lutut dihadapannya dengan menggunakan tongkat baseball miliknya.
"Maafkan kami. Kami sangka wanita yang berjubah yang menemui kami itu adalah nona. Ia berpakaian sama dengan kalung yang nona Aeri gunakan waktu di acara pesta. Hanya saja wajahnya tertutup oleh jubah," alasan yang di ucapkan oleh salah satu orang yang masih bertekuk lutut itu tidak berani mengangkat kepala mereka setelah berkali-kali mengatakan alasan yang sama.
Kim Aeri yang sudah muak dengan alasan itu hanya melemparkan tongkat yang ia gunakan untuk memukuli orang-orang suruhan nya itu.
"Cepat kalian cari siapa orang yang juga ingin membunuh Soo Youn sekarang," perintah Aeri itu membuat 2 orang lelaki yang habis babak belur oleh perbuatannya segara keluar untuk melaksanakan tugas yang mereka dapat sebelum hukuman mereka bertambah lagi.
Tinggal lah Aeri sendiri di dalam ruang kerja miliknya yang penuh akan kertas-kertas yang bertumpukan. Ia kemudian mendudukan dirinya yang lelah itu di atas kursi.
"Orang sialan itu telah mengunci ku di kamar dan kemudian mencuri kalung yang diberikan oleh tuan Choi. Karena kalung berliontin hati itu hilang dari tanganku, mereka dengan mudah membatalkan pertunangan ku," Aeri melemparkan seluruh undangan pernikahannya dan jadilah ruang kerja yang sangat berantakan.
"Jika aku menemukan orang itu. Aku akan memberikan hukuman yang tidak akan pernah ia lupakan sedetikpun, karena ia telah membuat keluarga Kim merasa malu," ia mengepal kedua tangannya dan memukul meja dengan sangat kuat. Ia sangat marah dan kesal saat ini.
"Dan kau, Tuan Choi Seungcheol. Kau akan menerima hadiah ku nanti, tunggu saja waktu mainnya," Aeri melemparkan sebuah bingkai foto ke bak sampah kemudian membakarnya dan seluruh undangan ia masukkan kedalam api yang sedang berkobar itu.
######
"Aku dimana?" Lirih seorang gadis cantik yang baru saja tersadarkan dari pingsan akibat terlalu ketakutan itu membuat Tuan Park menghampiri gadis itu seraya membawakan nampan berisikan sarapan.
"Kau sudah bangun nona? Apakah kau merasa pusing? Atau ada gejala sakit lainnya??"
"Tidak, aku tidak apa-apa" gadis itu memegangi kepalanya seraya melihat seorang lelaki yang tertidur dengan bersandar di dinding sambil memeluk lututnya itu terlihat sangat lelap.
Kemudian gadis itu teringat akan kejadian dimalam hari yang menimpa dirinya.
"Mengapa Wonwoo membawaku kemari?" Tanya gadis itu atau Soo Youn kepada Tuan Park.
"Kejadian semalam itu membuatmu begitu ketakutan. Kau terus saja memeluk Wonwoo, kemudian kau pingsan. Lalu Wonwoo lebih memilih membawamu ke rumah nya ini, ketimbang meninggalkan mu sendirian di kost," Tuan Park yang menghampiri Wonwoo yang masih bermimpi itu di hentikan oleh Soo Youn.
"Jangan, jangan bangunkan dia. Biarkan dia beristirahat," Lalu Soo Youn menghampiri Wonwoo dan melihat mata yang sebam yang seperti habis menangis.
Sebuah perasaan yang aneh bisa dirasakan oleh Soo Youn lagi disaat ia menyentuh pipi dingin Wonwoo dan mendekatkan bibirnya di telinga Wonwoo.
"Terima kasih telah menolongku. Aku akan membalas perbuatan baikmu itu, dan aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa,"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Together Forever || Jeon Wonwoo || !!ENDING!!
Fanfiction[ENDING] Together Forever adalah cerita sequel dari "The Last 7 Day's". Cerita ini mengkisahkan kelanjutan dari cerita kehidupan Jeon Wonwoo dan Song Soo Youn. Sedikit demi sedikit, beberapa rahasia yang sempat di sembunyikan itu akhirnya terbongka...