Part 16

52 12 9
                                    

Bila muncul mentari pagi di ufuk timur yang mengeluarkan seberkas cahaya di hari baru, semua orang pada terbangun dari tidur lelapnya dan mereka memulai berbagai macam kegiatan yang bakal menyibukkan diri mereka. Termasuk juga Wonwoo yang telah bersiap-siap untuk melakukan pemotretan perdananya setelah ia mengambil cuti lama untuk mengobati kesehatan mentalnya.

Bersama Tuan Park, Wonwoo telah berada di studio foto yang terdapat sebuah ruangan bernuansa putih dan hanya ada sofa panjang di sudut ruangan tersebut. Sambil menunggu kedatangan Aeri, Wonwoo lebih dahulu memilih pakaian yang telah di sediakan oleh stylish untuk pemotretan hari ini.

"Maafkan aku. Aku datang terlambat hari ini," Aeri yang baru saja datang itu segera mendekati Wonwoo yang masih disibukkan dengan memilih-milih pakaian.

"Itukan sudah menjadi kebiasaan hidupmu," singkat namun menohok bagi Aeri yang mendengarnya.

Perempuan tersebut hanya tersenyum kecut dan ikut memilah-milah pakaian yang sudah di gantung itu.

"Begitu sangat mudah kau bisa kembali berkerja hanya mendapatkan ancaman ku semalam," dengan enteng Aeri kembali membuka pembicaraan kepada Wonwoo yang sangat tidak tertarik untuk membuka mulutnya.

"Aku memanfaatkan waktumu saat ini sebelum kau benar-benar sibuk untuk mengurusi pernikahan mu itu. Andai kau sudah mulai mengurusi hal tersebut, mungkin aku akan membatalkan pemotretan hari ini dan aku lebih memilih untuk berlibur lagi," jelas Wonwoo tanpa menoleh sedikitpun ke arah Aeri yang sejak tadi diam membeku sambil mengepalkan tangannya dan menutup rapat bibirnya.

"Dibatalkan. Pertunangan ku dibatalkan. Aku bukan menyalahkan kejadian yang menimpa Soo Youn waktu itu, hal tersebut tidak ada sama sekali hubungannya. Hanya saja, ada suatu masalah kecil," ucap Aeri tergugup dan ia sesekali menggigit bibir bawahnya.

Tingkah yang ditunjukkan Aeri tersebut membuat Wonwoo memasang kecurigaannya. Ia hanya memandang perempuan itu dengan tampang datar, tanpa merespon ucapan dari lawan bicaranya.

"Sepertinya fotografer itu telah bersiap-siap. Sebaiknya kita lebih cepat untuk memilih pakaian ini," tanpa melihat ke arah Wonwoo yang terus-terusan menatap dingin ke arahnya, Aeri segera meninggalkan lelaki tersebut untuk memasuki ruangan ganti.

"Apakah dia ada campur tangan tentang kejadian itu?" Benak Wonwoo dan kemudian mengambil salah satu pakaian yang sudah ia siapkan dari apartemennya.

.
.
.

Beberapa langkah untuk menuju ketempat pertama pengambilan gambar, tiba-tiba saja seseorang meneleponnya dan ternampang jelas nama dari penelpon tersebut adalah Joshua.

"Ada apa? Apakah ada kabar baru tentang kemajuan kasus ibuku itu?"

"Belum ada, namun saat ini paman mu itu telah dibebaskan beberapa bulan yang lalu. Aku tidak tau keberadaan saat ini, apakah aku harus menyuruh Chan untuk mencarikan nya??"

"Tidak, tidak perlu. Biar aku saja yang mencarinya. Sepertinya aku tau, paman ku berada dimana sekarang," Wonwoo segera menutup panggilan tersebut.

Disaat ia ingin meninggalkan studio foto tersebut, Aeri dengan cepat menarik lengan Wonwoo dan membuat mereka telah siap berdiri ditempat mereka seharusnya pengambilan foto.

"Apa yang kau lakukan?! Aku harus pergi dari sini," Wonwoo berbisik ke Aeri yang telah siap dengan posenya dan sudah menatap ke arah kamera.

"Tolong lakukan pemotretan kali ini. Kita hanya memerlukan waktu sedikit untuk foto majalah ini. Seseorang kepercayaan ayahku sedang memerhatikan kita, dia berdiri di dekat pintu," Aeri pun ikut berbisik-bisik kepada Wonwoo. Ia juga mengisyaratkan lewat tatapannya, jika seseorang lelaki berjas rapi sedang berdiri dengan tangan yang terlipat didada.

[✓] Together Forever || Jeon Wonwoo || !!ENDING!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang