Part 33

26 10 2
                                    

Suasana hari ini kembali seperti hari-hari biasa, yang berbeda hanya sekarang Wonwoo kini ikut berkerja sebagai karyawan magang di kafe tempat Soo Youn juga berkerja.

"Waahh, tumben banget jam 7 pagi udah rame kayak jam siang aja," celetuk Hoshi yang sudah mulai kewalahan mondar-mandir membawa nampan makanan berbagai pesanan.

"Waahh, tumben banget jam 7 pagi udah rame kayak jam siang aja," celetuk Hoshi yang sudah mulai kewalahan mondar-mandir membawa nampan makanan berbagai pesanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ahh! Aku menyerah melayani mereka semua. Mereka datang ke sini hanya untuk menanyakan keberadaan Wonwoo saja," sambar Yoonhwa mendekati Hoshi seraya menyodorkan sebuah buku memo dan bolpoin ke depan Wonwoo.

Namun, salah satu dari karyawan di kafe tersebut masih ada yang setia dan semangat berkerja, tempo langkah kakinya begitu cepat, sehingga dengan mudah ia pergi ke satu meja ke meja lainnya untuk menyatat pesanan para pembeli dengan sangat ramah.

Kemudian, Woozi ikut berkumpul didalam peristirahatan dadakan tersebut.

Kemudian, Woozi ikut berkumpul didalam peristirahatan dadakan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian liat Si Soo Youn yang berkerja keras. Membuatku ingin memberikannya sebuah tip setelah selesai kerja sore ini," ucap Woozi sambil menatapi Soo Youn yang berjalan ke arah mereka bertiga.

Hoshi dan Yoonhwa seketika saling pandang dan dengan cepat mereka kembali berkerja, juga Yoonhwa mengambil kembali barang yang sempat ia berikan kepada Wonwoo. Melihat hal itu, Woozi menggelengkan kepalanya pelan dengan kelakuan karyawannya atau sahabatnya sendiri.

Wonwoo yang juga ikut membantu Hoshi mengantarkan sebuah pesanan, ternyata mendapatkan sebuah telepon yang sangat penting dari Jeonghan. Ia mengerutkan keningnya.

"Mengapa Jeonghan menelpon ku disaat jam sibuk," ucapnya dan kemudian mengangkat telpon tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengapa Jeonghan menelpon ku disaat jam sibuk," ucapnya dan kemudian mengangkat telpon tersebut.

Ia juga pergi ke sudut tempat yang dirasanya cukup tenang agar ia bisa mendengarkan ucapan dari si penelpon.

"Wonwoo, bisakah kau menemui ku hari ini? Ada urusan mendadak,"

"Aku tidak tau, apakah aku bisa mendapat izin pergi oleh Woozi," jawab Wonwoo sambil menutup sebelah telinganya.

"Cepatlah temui aku di ruang kerja ku. Ini tentang masalah Hyungwon,"

Wonwoo langsung menutup sambungan telepon secara sepihak tanpa menunggu si penelpon mengatakan perkataannya lagi. Segera mungkin ia melepaskan ikatan tali celemek dan menaruhnya di samping Eunlee yang sedari tadi berdiri di meja kasir. Ia memakai kembali jaket hitam dan juga topi untuk menutupi identitasnya.

"Kau mau pergi kemana?" tanya Eunlee sembari mengembalikan kembalian uang dari pembeli.

"5 menit lagi kan jam istirahat, jadi aku harus bersiap-siap pergi ke suatu tempat.. ehm, tuan Park memanggil ku melalui telepon," ucapnya berbohong.

Dengan senyum di wajahnya, Wonwoo segera keluar meninggalkan kafe dan berjalan ke arah yang sangat berlawanan dari jalan yang sering di lalui oleh Wonwoo.

Soo Youn yang tidak menyadari kepergian Wonwoo secara tiba-tiba itu masih disibukan dengan membersihkan meja-meja dengan lap kotor di tangannya. Namun, seseorang menepuk pundak Soo Youn dengan perlahan.

"Permisi," ucap orang tersebut.

Soo Youn menoleh kebelakangnya, mendapati 2 orang gadis dengan pakaian sekolah sedang menatapi Soo Youn dengan tangan melambai.

"Iya, ada yang bisa saya bantu?" tanya ramah Soo Youn.

"Apakah kau Song Soo Youn?" tanya balik salah satu gadis tersebut. Dan di jawab dengan anggukan pelan oleh Soo Youn sendiri.

Lantas, dua gadis tersebut begitu histeris dan sangat kagum menatapi wajah Soo Youn.

"Astaga, ternyata eonni lebih cantik dilihat secara langsung ketimbang di foto," ucapnya lagi.

Soo Youn tersipu malu, dikarenakan ia dipanggil dengan sebutan kakak.

"Tidak perlu memanggilku eonni. Kita masih seumuran,"

"Kau sangat serasi dengan Wonwoo. Ganteng dan cantik, perpaduan yang sempurna. Tapi, dimana Wonwoo sekarang?"

Soo Youn yang baru menyadarinya hanya mengangkat kedua bahunya berbarengan.

"Aku tidak melihatnya dari tadi. Mungkin saja dia masih di dapur,"

"Ah, begitukah. Baiklah. Kalau begitu, kami permisi dan maaf telah menganggu pekerjaan mu," ucap gadis tersebut dan setelah menundukkan kepalanya, mereka memilih pergi keluar dari kafe dengan rasa kecewa karena tidak menemukan Wonwoo.

#####


Wonwoo tengah duduk seraya memikirkan dengan keputusan yang begitu sulit baginya. Didepannya terdapat surat yang berisikan tentang kesiapan Wonwoo untuk menjadi seorang pendonor organ.

Ia memegangi kepalanya dan mencoba untuk membuat dirinya tidak pusing. Jeonghan yang sedari tadi memerhatikan Wonwoo hanya memilih diam.

 Jeonghan yang sedari tadi memerhatikan Wonwoo hanya memilih diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semua keputusan ada di tanganmu. Dan nyawa mereka tergantung pilihanmu," ucap Jeonghan dengan sangat enteng.

"Aku tidak ingin kejadian beberapa tahun lalu terjadi lagi. Tapi.."

"Jika kau tidak siap, mengapa kau harus melakukan hal seperti ini dan menyusahkan ku. Dan orang yang membutuhkan organ ini sudah sangat berharap kepada dirimu," jelas Jeonghan.

"Aku tau! Aku tau!"

"Ya aku lebih tau. Kau menjadi ragu karena kau baru saja mendapatkan keinginan yang kau harapkan. Namun, disisi lain. Kau harus mengorbankan hidupmu untuk orang lain,"

Kembali terdiam. Wonwoo kembali berpikir sangat keras lagi dengan keputusan yang sangat memengaruhi kehidupan orang untuk selanjutnya. Mungkin, saat ini Wonwoo tidak bisa berpikir jernih. Sudah setengah jam ia duduk di kursi tanpa memberikan tandatangannya di atas kertas tersebut.

"Bisakah kau memberiku waktu 3 hari? Setelah itu aku akan memberikan jawabanku," ucap Wonwoo setelah keheningan bercampur ketenangan menghampiri mereka.

Jeonghan menatapi lawan bicaranya sekarang, seperti sedang mencari sebuah jawaban yang paling diharapkan oleh dirinya. Ia menghempaskan tubuhnya ke belakang penyangga kursi dan sekali menghembuskan nafas berat.

"Baiklah, aku memberimu waktu 3 hari. Dan aku harap jawaban yang kau berikan adalah jawaban yang di inginkan oleh para penerima donor," ucapnya dengan tidak memalingkan pandangannya ke arah manapun.

[✓] Together Forever || Jeon Wonwoo || !!ENDING!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang