Part 03

50 17 16
                                    

.
.
.
.
.

#####

Woozi dan Wonwoo masih dengan posisi yang sama, mereka hanya duduk dan tidak ada yang memulai perbincangan. Segelas kopi espresso di hadapan mereka masih mengeluarkan uap panas, seperti suasana di dalam kedai kafe yang juga ikut memanas. Padahal, diluar sana hujan deras masih mengguyur di sekitar tempat kedai tersebut dan angin pun bertiup sepoi-sepoi yang tidak mengurangi hawa panas dari dalam Coffeeshop Hoon.

Woozi kembali menatap Wonwoo, "lalu, mengapa pada saat 4 tahun lalu kau bersedia mendonorkannya untuk Mingyu. Kemudian, disaat waktunya telah tiba. Kau dengan lantang mengatakan kalau itu dibatalkan?"

"Apa karena kau takut kehilangan posisi sebagai aktor dan model terkenal?" Pancingan Woozi sangat berhasil mendapat amarah Wonwoo.

Ia langsung menarik kerah baju yang dikenakan oleh Woozi. Wajah mereka begitu sangat dekat, Woozi bisa melihat begitu jelas kemarahan di dalam tatapan Wonwoo yang sangat tajam.

"Aku saat itu lebih terkenal ketimbang Minggu. Dan aku lebih banyak diundang untuk pemotretan majalah-majalah populer. Aku juga sangat sering memerankan tokoh utama di drama ataupun film. Tapi dia hanya..." sorot mata Wonwoo begitu menyoroti wajah Woozi yang hanya memandangi nya tanpa ekspresi.

Kemudian, Woozi mencebikan bibirnya hingga mengeluarkan suara seperti meremehkan lawan bicaranya saat ini.

"Cih, berarti itu semua hanya karena Song Soo Youn, kan?"

Setelah mendengar nama tersebut, tatapan Wonwoo secara cepat berubah 180° dan ia juga melepaskan tangannya dari kerah baju Woozi. Tak lupa ia seperti merapikan kerah baju yang terlihat kusut akibat dari tarikannya tadi. Lalu ia kembali duduk dengan tenang, seperti tidak ada yang terjadi.

"Perbincangan kita terlalu jauh dari topik yang ingin aku tanyakan kepadamu. Jawab saja pertanyaan ku tadi, lalu aku akan pergi dari sini dan kau bisa melanjutkan bisnismu," Wonwoo kembali menggunakan topi yang telah ia taruh di sampingnya dan tidak lupa merapikan masker di wajahnya, seperti ingin segera pergi dari tempat tersebut.

"Sudah ku katakan, kalau..." ucapan Woozi terhenti.

Tiingg..

Bel terdengar bersuara. Seperti dugaan mereka berdua, pasti akan ada seseorang yang masuk kedalam kedai. Padahal, sudah terpampang jelas di pintu jika Coffeeshop tersebut sedang tutup.

"Sepertinya aku datang di waktu yang tidak tepat," ucap seorang wanita yang masih berdiri didepan pintu.

Klotok...

Klotok..

Suara yang berasal dari high heels milik wanita tersebut membuat 2 orang lelaki yang memanas itu melihat ke arah wanita yang sedang masuk dengan anggun.

Senyum yang ia keluarkan begitu manis dan tipis. Terlihat dari cara jalan dan berpakaiannya pun seperti seorang yang bukan berasal dari Korea Selatan. Menggunakan gaun berwarna ungu yang sedikit terbuka di bagian atas dan memperlihatkan belahan kaki putih nya juga sepatu high heels berwarna merah di hiasi permata itu tidak terlihat seperti orang dari kalangan biasa.

"Kim Aeri ?" Ucap Woozi yang kembali mematung.

Wanita itu terlihat begitu bahagia, "lama tidak jumpa, Oppa," ucap wanita itu.

Kim Aeri ialah adik dari Kim Mingyu. Namun, setelah kematian dari kakaknya tersebut, ia kemudian melanjutkan pekerjaan kakaknya itu yang berkerja sebagai seorang model dan ia pun ikut pergi keluar negeri untuk mengikuti ayahnya yang berkerja di sebuah perusahaan terkenal di Korea. Karena satu-satunya penerus dan juga harapan di keluarga Kim adalah Aeri itu sendiri. Yang lebih mengejutkan, dia adalah mantan kekasih dari seorang lelaki yang sejak dari tadi duduk dihadapan Woozi, yakini Wonwoo.

[✓] Together Forever || Jeon Wonwoo || !!ENDING!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang