.
.
.
.
.Dihadapan mereka sudah ada 2 porsi roti isi yang baru saja dipesan oleh Soo Youn dan juga ice americano yang telah datang lebih dulu dimeja mereka.
Wonwoo hanya duduk diam tanpa menyentuh roti isi tersebut. Dia masih berpegang teguh dengan diet nya, walaupun tadi ia sempat memakan sedikit kue yang diberikan Hyungwon kepada dirinya.
"Kau tidak makan?" Tanya Soo Youn yang dengan santai melahap roti isi yang berada dihadapannya.
"Tidak, aku sedang menjalankan program diet. Jika aku memakan ini, pasti bakal kena marah. Karena peraturan dalam program diet ku itu sangat melarang.." Wonwoo yang sedang berbicara itu tiba-tiba saja mengatupkan bibirnya. Karena cacing dalam tubuh Wonwoo lagi-lagi berteriak untuk meminta makan.
"Aku tau kau pasti lapar. Cepatlah habiskan itu, aku ingin pulang. Jika kau tidak memakannya, maka kau akan membayar ini semua," Soo Youn yang telah lebih dahulu menghabiskan makanan yang ia pesan kini beranjak dari tempat duduknya.
"Kau mau kemana??!"
Soo Youn menatap malas, "Aku akan pergi ke kasir untuk bayar ini. Anggap saja aku mentraktir mu hari ini," Soo Youn menyodorkan beberapa uang kertas ke kasir dan segera keluar dari tempat makan tersebut.
"Apakah dia tau kalau aku sedang tidak memegang uang. Padahal aku bisa saja membelikan bangunan ini untuk dia, jika aku memiliki dompetku sekarang," Wonwoo mengikuti Soo Youn untuk keluar dari tempat itu.
Soo Youn yang menunggu Wonwoo di luar segera menghampiri lelaki yang kedua tangannya penuh memegang roti isi dan ice americano yang belum ia makan.
"Kau tidak bisa pergi dengan gaya seperti ini," Soo Youn melepaskan kacamata yang digunakan Wonwoo.
"Apakah kau gila?! Mataku ini rabun. Aku tidak bisa melihat dari jarak jauh," Ucap Wonwoo dan menyuruh Soo Youn untuk memasangkan kembali kacamata tersebut.
"Ini berapa??" Tanya Soo Youn sambil menunjukkan 3 jari kehadapan Wonwoo.
"Mataku itu rabun, bukan buta,"
Soo Youn tertawa kecil dan ia menaruh kacamata itu kedalam saku jaket Wonwoo. Ia juga mengeluarkan spidol berwarna merah dan hitam dari tas kecilnya dan mencoret-coret wajah Wonwoo.
"Apa yang..." Wonwoo menepis tangan Soo Youn.
"Kau bisa pergi sekarang. Jika kau berpenampilan seperti tadi, pasti kau akan berlari kesana-kemari lagi," ucap Soo Youn lalu menyodorkan beberapa uang ke Wonwoo.
"Sepertinya kau tidak memiliki uang saat ini. Gunakan uang ku dan pulanglah menggunakan taksi. Kau hanya tinggal berjalan lurus dari sini, lurus saja jangan berbelok. Lalu jika kau menemukan lelaki yang berjualan es, jangan kau beli. Tetapi kau belok kiri. Dan kau akan menemukan jalan besar disana," jelas Soo Youn.
"Lalu, kau?" tanya Wonwoo.
"Aku tinggal di daerah sini. Aku akan pergi ke tempat tinggal ku dan melanjutkan pekerjaan sibuk ku," Soo Youn pergi meninggalkan Wonwoo yang masih mematung ditempatnya berdiri.
"Soo Youn," panggil Wonwoo yang membuat perempuan yang memiliki nama tersebut menengok ke arah belakang.
"Jika takdir menghendaki dan kita akan berjumpa lagi. Aku akan mengganti ini semua, aku janji akan hal itu," ucap Wonwoo yang hanya mendapat balasan senyum manis dari perempuan itu.
Lalu, Soo Youn pergi tanpa melihat ke belakang lagi. Wonwoo yang masih menatap kepergian Soo Youn hingga tidak terlihat punggung perempuan tersebut merasakan ada sebuah kupu-kupu yang meledak di perutnya dan juga jantungnya yang terus saja berdetak dengan sangat cepat setelah Soo Youn menunjukkan senyum yang paling di tunggu-tunggu oleh Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Together Forever || Jeon Wonwoo || !!ENDING!!
Fanfiction[ENDING] Together Forever adalah cerita sequel dari "The Last 7 Day's". Cerita ini mengkisahkan kelanjutan dari cerita kehidupan Jeon Wonwoo dan Song Soo Youn. Sedikit demi sedikit, beberapa rahasia yang sempat di sembunyikan itu akhirnya terbongka...