Soonyoung dan Yerin menahanku sehingga aku tidak bisa pergi ke perpustakaan kota bersama Doyoung dan Wonwoo. Mereka mengataiku gila, lagi, dan menganggap aku harus dibawa ke Psikiater. Tentu saja itu hanya di mulut saja karena dua manusia itu malah mengajakku jalan-jalan, makan di cafè yang cukup membuatku bahagia dengan makanan-makanan manisnya. Soonyoung dan Yerin cerita kalau mereka bangun terlalu siang dan tidak sempat memasak, begitu pula Doyoung.
"Yang namanya pesta semalaman memang bikin malas ke kampus." Kata Soonyoung diamini Yerin.
Aku mengedikkan bahu. "Lain kali jangan pesta kalau besoknya ada jadwal kuliah."
"Atau pesta ketika orangtuanya Yi Hyun di rumah." Cetus Yerin membuatku tertawa.
Tentu saja Ibuku akan mengetuk kamar kami berkali-kali agar kami bangun dan pergi ke kampus. Tidak seperti hari ini, kondisi runah yang kosong membuat Soonyoung dan Yerin keenakan tidur, berujung bolos. Doyoung juga, hal yang agak mengejutkan karena setahuku ia anak yang rajin.
"Wonwoo nanyain kau dan Doyoung." Ujarku pada Soonyoung yang menganga tidak percaya. Ia menunjuk dirinya sendiri dan aku mengangguk.
"Hah. Caper."
"Untuk apa nanyain kamu." Yerin ikut mendesis.
"Atau dia sadar kalau aku itu hebat, kali, ya? Buktinya diskusi kemarin aku bisa mematahkan opininya, dibantu Yi Hyun dan Doyoung, sih."
Aku pun tidak tahu alasan Wonwoo menanyakannya, jadi aku tidak merespon Soonyoung yang makin besar hati, ditambah Yerin yang terus-terusan sinis dengan Wonwoo. Yang sekarang ku nikmati hanya Waffle bercampur krim keju yang memenuhi piringku sembari memikirkan cara untuk mendekati Wonwoo. Anak itu cukup keras kepala, tapi aku suka dan makin tertantang untuk membuktikan usahaku padanya.
"Teman kelas Wonwoo, kan?"
Pundakku disentuh oleh seseorang. Suaranya terdengar sedikit jenaka dan karena ia menyebut nama Wonwoo, aku segera berbalik.
"Jun?"
"Eh? Kau mengenalku?"
Jun. Iya, sahabat Wonwoo dari jurusan musik itu segera duduk di sampingku tanpa dipersilahkan. Yerin dan Soonyoung sudah misuh-misuh berdua di tempatnya. Aku heran mengapa mereka sensi sekali dengan Wonwoo dan segala hal tentangnya.
"Hm. Aku tahu kamu."
"Baguslah." Jun tersenyum tiga jari. "Aku duduk di sini bersama kalian, ya."
Meski heran aku tetap memperbolehkannya duduk di sampingku. Sedangkan Soonyoung dan Yerin, yang awalnya ingin menolak (tapi ku tahan) hanya bisa bersidekap di kursinya. Wajah mereka asam sekali dan jujur aku jadi tidak enak dengan mereka.
Kepala Jun terangkat, kedua matanya menyusuri cafè dengan intens. Ia seperti mencari sesuatu.
"Kau mencari siapa, Jun?"
"Nggak." Jun terkekeh kikuk. "Aku diikuti orang."
Kedua alisku terangkat, aku yakin Soonyoung dan Yerin juga mendengar hal yang sama karena tubuh mereka menegang. Kini mereka menatap Jun dengan sinis.
"Maaf." Kata Jun. "Aku sering sekali diikuti perempuan-perempuan itu." Ia menunjuk sekumpulan perempuan menggunakan dagu yang tengah duduk di meja dekat pintu masuk cafè.
Mata Soonyoung melebar. "Kau salah apa sampai mereka mengejarmu!?"
"Kau nyuri sesuatu, ya?" Yerin menimpali.
Jun tertawa meski aku tidak tahu di mana letak lucunya di mana. Karena kami bertiga diam memberinya tatapan penuh tanya, akhirnya Jun berdehem. "Mereka... mereka fansku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch You Until I Can [Complete]
FanfictionHwang Yi-Hyun menyatakan cinta pada Jeon Wonwoo!