46

1.7K 176 20
                                    

Yi Hyun's POV

Bau rumah sakit memenuhi penciuman. Kedua mataku agak sulit untuk dibuka dan pikiranku kosong melompong. Bias matahari perlahan tampak di mata dan aku merasa silau sampai harus menyipitkan pandangan, membiasakan cahaya itu di mataku.

"Yi Hyun!?" Suara Ibu terdengar kaget. "Yi Hyun!?" Serunya lagi membuat dahiku berkerut.

"I-ibu?"

"YI HYUN! KAU BANGUN!?"

Aku mengeluh saat Ibu berteriak begitu kencang di samping telingaku. Memekakkan telinga seperti yang ia lakukan kalau menegurku mendengarkan musik kencang-kencang menggunakan speaker di dalam kamar. Saat kedua mataku bisa terbuka dengan lebar, Ibu sudah bergeser, membiarkan seorang pria berjas putih dan suster berseragam merah mudah pastel mengecek keadaanku.

Dua petugas kesehatan itu tidak bertanya banyak kepadaku. Hanya menyinari mataku dengan senter, mengecek nadi di pergelangan tanganku dan menanyai bau yang kucium menggunakan hidungku.

"Bau... rumah sakit?"

"Bagus." Kata sang dokter lalu mencatat sesuatu di papannya. Sang suster hanya tersenyum, memperbaiki selang infus di tanganku lalu berbincang kepada Ibu.

"Dia sudah siuman. Kondisinya stabil. Tapi kami takut ia mengalami trauma paska penculikan itu dan... dosis obat biusnya terlalu kuat hingga kami ingin pastikan saaluran pernapasannya tidak terinfeksi." Jelas sang dokter membuat tubuhku bergetar hebat. Aku ingat sekarang! Aku ingat dengan kejadian malam itu!!

"Tenang." Suara Wonwoo membuatku terkesiap. Entah datang dari mana, pria itu menggenggam tanganku yang tidak terinfus, mengusapnya lembut sambil menatapku dengan raut khawatir.

"T-tap--"

"Sshhh..." Wonwoo meletakkan jari telunjuknya di depan bibir. "Kamu aman sekarang."

"Wonwoo, Ibu tinggal sebentar, ya." Kata Ibu lalu beranjak bersama dokter dan suster meninggalkan kami berdua di kamar.

"Wonwoo! Kenap--"

Wonwoo menahanku yang ingin bangun dari kasur. Pria itu duduk di sampingku, menggenggam tanganku dengan erat. "Kamu baru siuman, tenang. Semuanya sudah aman."

"Tap--"

Kali ini Wonwoo mencium tanganku. Lama sekali sampai aku merasa tengah berhalusinasi. Apakah asupan obat bius itu sudah merusak sel sarafku sekarang? Atau aku hanya bermimpi dan sebenarnya komplotan itu masih membawaku ke Busan di dalam mini bus?

"Yi Hyun?"

"Kamu bisa tampar aku, nggak?"

"Hah?"

"Tampar aku." Pintaku pada Wonwoo dan pria itu hanya tersenyum kecil memandangku dengan dua mata berbinar.

"Kamu baru bangun setelah pingsan selama 2 hari, Yi Hyun."

"Aku nggak mimpi, kan?"

Wonwoo menggelengkan kepala. Tangan kirinya bergerak menyingkirkan rambut dari wajahku, yang perlahan mengelus pipiku dengan lembut. "Nggak, Yi Hyun."

"Wonwoo... tanganmu."

Pria itu mengedikkan bahu, menarik tangannya dari pipiku lalu kembali mencium telapak tanganku beberapa kali. "Aku takut kamu kenapa-kenapa."

"Wonwoo... kamu sadar, kan? Otakmu tidak kenapa-kenapa, kan!? Aku hanya berhalusinasi, kan!?"

"YI HYUN!!"

Suara Ibu kembali terdengar bersamaan dengan suara pintu kamar yang terbuka. Pada saat itu juga Wonwoo meletakkan tanganku di atas kasur sedangkan ia berdiri dari kursi, membiarkan Ibu duduk di sana setelah memelukku dengan erat.

Catch You Until I Can [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang