18

1.2K 176 3
                                    

"Aku sudah sarapan." Kata Wonwoo sebelum aku menaruh susu kotak ke sisinya. Bahkan pria itu mengambil susu kotaknya sendiri dari dalam tas, meminumnya dengan santai. Entah mengapa aku jadi tersenyum melihatnya seperti itu.

"Baguslah." Kataku sambil merobek sisi atas susu kotak di tanganku, meminumnya dengan khidmat. "Bagaimana liburanmu, Wonwoo?"

Seperti yang sudah biasa terjadi, Wonwoo tidak menjawab pertanyaanku. Ia sibuk membaca buku, sebuah novel baru sepertinya dan aku anteng menatapnya. Bukankah sudah ku bilang kalau dia tampan sekali? Wonwoo juga tidak banyak tingkah seperti Soonyoung atau Doyoung yang cerewet kalau sudah diajak ngobrol. Makanya tidak heran mengapa keberadaan manusia satu ini tidak terlacak radarku selama beberapa semester.

"Yi Hyun!!! Kau kangen aku, nggak?"

Aku mendongak, menatap Soonyoung yang kedua matanya sudah tidak tampak lagi. Ia melebarkan tangan, berniat memelukku. Tapi segera ku tepis. "Aku nggak kangen kamu."

Soonyoung mengerucutkan bibir, ia duduk di sampingku dengan kesal. Aku hanya bercanda, lagipula semalam aku sudah bertemu dengannya juga Yerin--meski berakhir tidak baik karena aku marah dengan sikap mereka. Aku pikir Soonyoung tidak akan berani mendekatiku, ternyata tidak. Dia malah bersikap manja sekarang.

"Yerin masih marah." Soonyoung berbisik. "Bagaimana ini?"

Telingaku berjengit. Ku lirik Soonyoung dengan tajam. "Bukan aku yang harusnya marah?" Bisikku balik.

"Tapi kau membelanya, tidak mendengar sahabatmu sendiri."

"Bagaimana bisa aku membela kalian yang sukanya berprasangka buruk? Kalian tidak mengenalnya dengan baik juga, kan?"

Aku sampai harus menjauh dari Wonwoo agar bisa ngobrol dengan Soonyoung. Mengapa ia harus mengajakku berbincang tentang permasalahan kami di kampus? Ketika Wonwoo tepat ada di sampingku!?

"Tapi kami hanya ingin kau berhenti mengejarnya, Yi Hyun. Lihat, kan? Dia bahkan tidak pernah peduli denganmu." Jelas Soonyoung membuat hatiku mencelus. Kini aku merasa jahat karena marah kepada mereka, tapi aku juga tidak terima kalau mereka masih menjelek-jelekkan Wonwoo.

"Ini urusanku dengannya. Kalian tidak perlu khawatir, oke?"

"Tap--"

Aku mengangkat tangan, menyuruh Soonyoung diam. Pria itu mengerucutkan bibirnya lagi, memendam kepalanya di atas meja. Soonyoung memang berbakat membuatku merasa bersalah, tapi bukankah perasaanku ini urusanku dengan Wonwoo? Teman-temanku tidak perlu ikut campur apalagi aku sudah berikrar kepada diri sendiri untuk mengusahakan cintaku sampai terbalas.

~~~

"Rasanya ingin cepat-cepat musim panas." Doyoung mengangkat kedua tangannya di udara, merilekskan diri.

"Aku malah ingin cepat-cepat wisuda." Timpal Soonyoung membuatku tertawa. Dia benar. Tapi kalau wisuda usai, akan lebih pusing, karena dihadapkan kenyataan untuk mencari kerja.

Kami bertiga baru saja keluar kelas, berjalan di sekitar taman kampus yang rindang sambil memikirkan menu makan siang apa yang enak dimakan. Kata Soonyoung, Yerin sudah pulang lebih dulu, mungkin enggan bertemu denganku. Sedangkan Wonwoo sudah menghilang entah ke mana, ia keluar kelas begitu dosen menutup perkuliahan hari ini.

"Aku sudah ngomong ke Jihoon." Kata Doyoung begitu kami duduk di bawah pohon rindang, menikmati semilir angin musim semi yang menghangat.

"Liburan ke Busan, ya?" Soonyoung bertanya, dibalas anggukan oleh Doyoung.

"Kebetulan dia juga mau ke Busan liburan kali ini. Jadi, ya... dia mau bantu kita nyari penginapan dan liburan bareng."

Catch You Until I Can [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang