Wonwoo duduk anteng di depan pembakaran daging. Sesekali ia membantu Soonyoung di sana, tanpa banyak bicara. Sedangkan aku dan Yerin bolak-balik dapur dibantu Doyoung membawa peralatan makanan dan tetek bengeknya. Aku senang ia tidak menolak untuk ikut acara BBQ kami, meski ia tidak bisa menginap karena alasan yang tidak bisa ia katakan. Setelah semuanya siap, kami pun duduk dalam lingkaran di samping pembakaran, sengaja aku duduk di hadapan Wonwoo agar bisa melihat wajahnya lebih jelas.
"Woah... Soonyoung, kau bisa buka restoran daging! Matangnya pas!" Doyoung memuji setelah melahap daging sampai tandas dengan daun perilla.
Soonyoung yang wajahnya memerah bukan karena pujian tapi panas hawa pembakaran tersenyum penuh. Ia menegak soju sambil menyumpit daging yang sudah ia oleskan gochujang, "thank you! Aku sepertinya harus menabung untuk membuat restoran!" Katanya bersemangat.
"Ayah Yi Hyun yang mengajarkan Soonyoung membakar daging dari SMA." Ujar Yerin sembari menunjuk Soonyoung menggunakan jari telunjuk. "Kau harus berterima kasih pada Ayahnya!"
"Benar! Kalian harus coba daging yang dimasak Ayah Yi Hyun!"
Aku tertawa, membayangkan Ayah mendengar pernyataan teman-temanku ini. Ia pasti akan senang sekali dan berlagak membakar daging dengan dada membusung. Tapi memang benar, Ayahku hebat sekali kalau soal membakar daging. Ia tahu kapan waktu yang tepat untuk membalikkan daging dan bumbu racikan yang enak untuk itu.
"Orangtuamu pergi ke luar kota, ya?" Doyoung bertanya retoris.
"Iya."
"Ortunya ke Jeju!" Soonyoung berseru membuatku mendelik selama beberapa saat.
"Orangtuamu bekerja di dunia hukum, ya?"
Sumpit di tanganku hampir jatuh saat mendengar pertanyaan Wonwoo. Bahkan Soonyoung sudah tersedak dan Yerin menganga padahal ia tengah mengunyah makanan. Secepat mungkin aku mengembalikan sikapku menjadi lebih normal, sekilas melirik Soonyoung dan Yerin untuk berhenti terlihat mencurigakan.
"Nggak. Orangtuaku punya usaha." Jawabku lalu membuka mulut lebar-lebar, memasukkan bungkusan daun perilla berisi daging, bawang putih dan gochujang.
"Oh. Setahuku wilayah perumahan ini kebanyakan diisi orang-orang berlatar pekerja hukum." Lagi, Wonwoo membuatku terkejut. Tapi kali ini aku tidak lagi menampakkan keterjutan.
"Wonwoo benar! Pantas aku rasanya tidak asing dengan lingkungan rumahmu, Yi Hyun." Doyoung menimpali.
"Ya, mungkin kebanyakannya gitu. Tapi Ayahku pengusaha, kok."
"Iya! Ayah Yi Hyun punya peternakan ayam di Jeju! Belum lagi bisnis mebel." Soonyoung mengada-ada tapi cara ngomongnya tidak menampakkan kebohongan. Aku pun berpura-pura menyuruhnya diam.
"Makanya orangtuanya ke Jeju. Perjalanan dinas alias bisnis mengurusi ayam." Tambah Yerin yang membuatku ingin tertawa kencang.
"Oke oke... bir sudah kau bawa keluar belum Yerin?" Aku mencoba mengalihkan topik.
"Belum."
"Oke aku ambil." Kataku sambil berdiri. Takutnya kalau aku masih di sana, dua pria yang tidak mengenalku secara baik itu akan terus bertanya tentang hal yang tidak ingin ku jawab. Apalagi Wonwoo yang tampak penasaran, meski, ya, aku senang kalau dia kepo tentang diriku.
"Air mineral di mana?"
Aku terhentak saat suara itu terdengar di telinga. Kepalaku berbalik, melihat Wonwoo masuk ke dalam rumah, berjalan menghampiriku yang tengah mengambil beberapa kaleng bir dari chiler. Ia sempat melihat ke sekeliling ruang tengah dan dapur, lalu menatap kedua mataku datar. "Aku nggak bisa minum soju atau bir hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch You Until I Can [Complete]
FanficHwang Yi-Hyun menyatakan cinta pada Jeon Wonwoo!