11

1.4K 187 0
                                    

Ternyata ide untuk membuat kelompok belajar tidak terlalu buruk. Aku jadi ingat zaman-zaman SMA, tentu saja aku tidak pernah lepas dari dua sahabatku--Soonyoung dan Yerin. Selain itu ada beberapa kawan SMA juga yang ikut tapi hubungan kami terputus karena berkuliah di tempat yang berbeda. Kini, untuk menyambut minggu UTS, kami kembali membuat kelompok belajar sekaligus saling membantu pembuatan beberapa essay sebagai tugas. Yang paling menyenangkan dari kelompok belajar kali ini adalah kehadiran Wonwoo yang mengejutkan. Maksudku, ia duluan yang meminta bukan diminta untuk ikut kelompok belajar hasil diskusi Soonyoung, Yerin dan Doyoung ini.

"Yaa! Yi Hyun! Catatan Filsafat Komunikasimu, mana!?" Yerin tampak ribet dengan beberapa kertas di tangannya. Kedua matanya melebar, memperhatikan meja tempat kami belajar yang super berantakan.

"Tadi dipinjam Soonyoung." Kataku mencoba fokus dengan power point, besok aku akan mempresentasikan tugas akhir Opini Publik. Salah satu mata kuliah yang menyenangkan tapi juga sulit.

"Soonyoung!"

"Ada di Wonwoo!" Seru Soonyoung yang sepertinya tengah mencatat sesuatu.

"Wonwoo!"

"Ada di atas meja!"

Yerin menggeram. Ia melempar kertas yang dari digenggamnya ke atas laptop. "Mana catatan Filsafat Komunikasi!!!"

Aku pun jadi tidak bisa melanjutkan tugas dengan tenang. Doyoung, Soonyoung, dan Wonwoo tampak tidak peduli, sedangkan Yerin sudah terduduk kesal di bangkunya. Ia pasti kesal sekali, karena aku pun kesal dengan keributan yang ada.

Perlahan aku berdiri dari kursi, memperhatikan meja tengah yang sudah tidak berbentuk. Kertas berserakan di mana-mana, 2 kabel laptop yang entah milik siapa juga saling bertautan di sana. Mengerikan sekali. Untung saja Ibu dan Ayahku berada di lantai atas. Kalau mereka berdua melihat pemandangan ini, pasti aku dan teman-temanku akan kena ceramah.

"Yerin," Aku memanggilnya.

Yerin menatapku lirih. Ia hampir menangis. "Aku nggak tahu di mana catatanmu, sebentar lagi aku harus ngumpulin tugasku, Yi Hyun."

"Makanya bantu aku." Kataku mencoba tersenyum. "Ayo, bereskan ini pelan-pelan."

"Mereka yang bikin berantakan."

Aku melirik tiga pria di sekitar kami yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Bukan salah mereka sepenuhnya, karena mungkin saja aku dan Yerin juga menyumbang pemandangan jelek di meja ini. Aku, sih, yakin menjadi salah satu penyumbang itu. Hehe.

Mungkin Yerin sudah terlampau kesal dan pusing dengan tugasnya sampai emosi begini. Aku pun mencoba menenangkannya dan membereskan kertas-kertas di atas meja dengan perlahan. Yerin yang masih kesal akhirnya ikut membantu dengan misuh-misuh. Ia mengomel pada tiga pria yang, aku yakin, pura-pura tidak mendengar.

"Catatan Filsafat Komunikasinya Yi Hyun beneran gaada!" Yerin memekik begitu meja selesai dibersihkan dan tidak menemukan catatan itu di sana.

Aku jadi ikut panik dan memperhatikan ke sekitar. Aku bahkan mencoba menggeser laptop, memastikan catatanku tidak tertumpuk di sana. Tapi nihil.

"Bagaimana, Yi Hyun?" Tanya Yerin dengan mata berkaca-kaca. Setengah jam lagi ia harus mengumpulkan essay Filsafat Komunikasinya.

"Coba kau cari materinya di internet dulu." Jawabku sambil memijit kening.

"Tapi--"

"Kalau ada teori yang tidak sesuai, coba tanyakan padaku. Semoga aku masih ingat sedikit apa yang ku catat." Kataku memotong ucapannya dan setelah itu Yerin segera duduk dan mengerjakan essaynya dengan cepat.

Catch You Until I Can [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang