40

1.4K 187 22
                                    

GBD Coffee alias Gabaedo Coffee terletak tidak jauh dari toko buku yang ku datangi bersama Wonwoo. Pria itu mengajakku ke sana sebelum pulang ke rumah. Tentu saja aku tidak akan menolak, apalagi hari ini rasanya seperti kami tengah berkencan meski Wonwoo tidak mau mengakuinya. Katanya, sih, hanya ingin membawaku keluar mencari buku. Terselubung sekali alasannya.

Tidak mengapa, toh aku senang ia bisa membawaku ke GDB Coffee untuk menyantap Tiramisu Earl Grey, salah satu menu best seller di GDB. Tiramisu yang lumer dan enak sampai aku ingin membeli lebih dari satu porsi.

"Terima kasih." Kataku pada Wonwoo sambil menyuapi diri dengan sesendok Tiramisu.

Wonwoo tersenyum tipis, menyeruput Americano-nya sambil menatapku intens. Ia tidak meresponku dengan kata-kata. Hanya diam lalu meraih buku yang ia letakkan di atas meja begitu kami duduk. Buku yang ku belikan untuknya sebagai syarat permintaan maafku.

"Hemm... aku harap buku ini bagus." Katanya sambil membuka lembar-lembar buku, mencium bau buku baru yang khas.

"Bagus, kok."

"Belum tentu."

"Aku yakin." Kataku dengan alis yang hanpir bertaut, menatapnya garang. "Kamu harus suka!"

"Ya, tidak bisa dipaksa." Sahut Wonwoo mengedikkan bahu. Kembali menaruh buku itu ke atas meja.

"Kalau tidak bagus, bagaimana? Kamu bakal tetap kesal dengan kejadian yang bahkan tidak ku ingat itu?"

Wonwoo mendelik. "Jadi, kau tidak tulus, ya?"

"Makanya ceritakan padaku kronologinya. Aku tidak ingat apa-apa, Wonwoo!"

Napas Wonwoo terhela. Ia mengipas-ngipaskan tangan di depanku. "Lupakan. Aku sudah memaafkanmu, kok."

"Ih... Wonwoo." Aku meringis, menusuk pergelangan tangan Wonwoo dengan jari telunjuk. "Ceritakan, dong... please."

Tapi bukan namanya Wonwoo kalau tidak keras kepala. Pria itu tidak peduli dengan pintaku, membiarkan diriku mengganggunya untuk mendapatkan cerita di hari yang tidak pernah ku ingat itu. Aku yakin, kejadian tersebut terjadi saat MT karena aku benar-benar mabuk setelah beradu dengan Kak Seungcheol yang dijuluki Dewa Alkohol seangkatannya. Julukan yang dilanjutkan oleh seorang Hwang Ji Hyun di angkatanku. Iya, aku maksudnya.

"Wonwoo... kamu benar-benar kesal denganku saat itu, ya?"

"Bagaimana aku tidak kesal!?"

Aku mengerjapkan mata, memangku wajah menggunakan kedua tanganku. "Jadi apa yang kamu lakukan waktu itu?"

"Aku hanya menyumpahimu."

"Hmmm terus?"

"Terus kamu dibopong senior."

"Woahh... jadi kamu mengenalku sejak MT?"

"Tidak." Wonwoo menggelengkan kepala. "Wajahmu sudah tidak terkontrol waktu itu. Aku juga tidak tahu namamu. Yang ku dengar, senior memanggilmu sebagai Dewi Alkohol."

Tawaku menguar. Ku tatap Wonwoo dengan intens, akhirnya ia bercerita meski tidak banyak. Aku seperti harus menyusun puzzle dari jawaban-jawabannya agar bisa dirangkai menjadi cerita yang tepat.

"Oh... pantas kamu kaget saat Doyoung memanggilku sebagai Dewi Alkohol."

"Ya."

"Sekarang masih kesal?" Tanyaku jail. Wonwoo menggulum bibir, ia meraih gelas Americano dan menyeruput isinya perlahan. Aku menahan tawa karena ia kelihatan sangat gugup sekarang.

"Masih mau menyumpahiku, nggak?" Tanyaku lagi hingga Wonwoo meraih buku di meja, menimpuk kepalaku menggunakan benda persegi panjang itu dengan pelan.

Catch You Until I Can [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang