Bosu Dong adalah salah satu distrik yang ada di Busan. Distrik yang terkenal Pasca penjajahan Jepang karena salah satu gangnya penuh dengan toko buku yang menjual buku-buku bekas. Kalau zaman sekarang tambah terkenal karena gang tempat berkumpulnya para penjual buku itu menjadi lebih aesthetic, banyak orang yang berkunjung hanya untuk berfoto-foto. Aku dan Wonwoo tentu saja bukan orang yang ingin berfoto. Kami berdua diturunkan Jihoon--yang kemudian melaju bersama yang lainnya ke Gamcheon untuk melihat desa warna-warni--di Bosu Dong karena ingin hunting buku.
Sekalian berduaan dengan Wonwoo. Hehe.
Untung saja teman-temanku tidak ada yang tertarik ke Bosu Dong. Kata mereka, tempat seperti itu juga banyak di Seoul. Ya, benar, tapi kesempatan berduaan dengan Wonwoo adalah hal yang sulit didapatkan.
"Kau mau buku yang seperti apa?" Tanyaku pada Wonwoo yang berjalan pelan di sampingku, melihat-lihat toko yang belum menarik untuk dikunjungi oleh mataku.
"Nanti dilihat."
"Bukan itu." Kilahku cepat dan Wonwoo segera berbalik menatapku.
"Buku bagus untuk permintaan maafku. Hehe."
Kedua alis Wonwoo terangkat. "Hm... terserah kau saja, yang penting bagus."
"Ei... kau harus memberikanku referensi."
"Itu namanya curang." Kata Wonwoo sambil menyeringai. "Coba tebak... buku apa yang ku suka?"
"Romance?"
Aku bertanya sambil berjalan mundur agar bisa melihat wajah Wonwoo. Pria itu melebarkan bibir, tersenyum tipis sambil melihat-lihat ke sekeliling. Ia lalu mengedikkan bahu atas jawaban pertanyaanku.
"Thriller?"
Wonwoo memicingkan mata, mengedikkan bahu lagi.
"Ho..rror?"
Kali ini Wonwoo tertawa, menggelengkan kepala. Melihat tawanya yang lepas membuatku tertegun. Aku bertanya-tanya, apakah ia sudah mulai merasa nyaman denganku? Apakah ia senang bersamaku?
"Pilihkan saja, nanti dilihat apakah aku memaafkanmu atau tidak." Katanya sambil menepuk-nepuk puncak kepalaku selama beberapa saat.
Sial. Saking kagetnya langkahku terhenti, mematung memandang Wonwoo yang sudah berjalan mendahului. Lalu ku pegang puncak kepalaku, mengusapnya pelan agar tatanan rambutku tidak rusak. Apa-apaan itu!?
"Yi Hyun?"
Aku menaikkan kedua alisku saat Wonwoo berbalik dari kejauhan. Perlahan aku pun berlari kecil menghampirinya, menghalau jantung yang hampir meledak akibat tindakan Wonwoo barusan. "Ya?"
"Cepat pilih. Mau ke toko yang mana." Ucapnya kembali melanjutkan langkah. "Langit mulai kelabu, sebentar lagi mungkin hujan."
Refleks aku mendongakkan kepala, menatap langit yang sedikit tampak dari atap toko-toko buku yang berderet. Wonwoo benar. Tidak heran karena sekarang sudah masuk musim panas yang bersahabat baik dengan penguapan yang cukup besar, memicu hujan yang kadang turunnya tidak terkontrol.
"Ke sana, yuk!" Aku pun berseru, berlari kecil memasuki sebuah toko. Wonwoo mengikuti di belakang dengan langkahnya yang besar.
Kami berpencar di toko buku yang tidak begitu besar itu. Memang, di Bosu Dong, toko buku yang ada tidak seperti toko-toko di pusat perbelanjaan, malah hanya beberapa petak, berderet dimiliki oleh pemilik yang berbeda-beda. Aku membiarkan Wonwoo mencari buku yang ia inginkan, sedangkan aku menelaah buku-buku yang bisa menjadi syarat permintaan maafku padanya.
Aku mencoba mengingat-ngingat buku apa yang biasanya ia baca di kelas. Tidak banyak yang ku tahu karena pria itu lebih sering menulis sesuatu di catatannya daripada membaca buku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Catch You Until I Can [Complete]
FanficHwang Yi-Hyun menyatakan cinta pada Jeon Wonwoo!