14

1.4K 186 1
                                    

UTS hari kesekian berjalan lancar. Urusan mata kuliah Filsafat Komunikasi juga sudah diselesaikan karena Doyoung berhasil meminjam catatan Sejeong, mahasiswi dari kelas lain yang dekat dengannya. Ya, meski aku harus kehilangan catatan. Ada rasa kesal tapi juga heran, ke mana catatan itu pergi? Aku hanya berharap catatan itu tidak berakhir di tempat sampah karena aku sudah mencatatnya dengan sepenuh hati, semoga saja hanya terselip di tempat-tempat yang tidak ku ketahui. Semoga.

"Ah! Habis UTS aku mau tidur seharian!" Seru Soonyoung sambil mengangkat kedua tangannya di udara. Ia lalu membaringkan kepala di atas meja, memperhatikan kelas yang sepi ditinggal mahasiswa satu per satu.

Aku mengamininya. Tidur memang menjadi penawar terbaik saat tubuh dan kepala lelah.

"Sisa dua hari lagi." Doyoung menghela napas panjang. "Dan sebentar malam harus mengirimkan essay Kombis!"

"Kombis." Soonyoung mengeluh.

Komunikasi Bisnis. Essaynya harus dikumpul sebentar malam sebagai tugas tengah semester ini. Aku sedikit tenang karena tugas itu sudah selesai ku kerjakan. Doyoung dan Soonyoung kemudian berbincang tentang tugas dan UTS esok, aku tidak menghiraukan mereka, mataku menatap Wonwoo yang duduk tidak jauh dariku. Ia asyik duduk, bermain ponsel dan tidak ada niatan beranjak dari kelas seakan menunggu kami keluar.

Aku tidak tahu apakah ini efek kelompok belajar yang kami buat atau bukan, tapi Wonwoo jadi sering berkumpul dengan kami, begitu pula Doyoung.

"Kayaknya semester ini Yi Hyun akan kembali merebut tahtanya." Ujar Soonyoung tiba-tiba membuat kedua telingaku memanas.

"Sepertinya begitu. Bagaimana, Wonwoo?" Doyoung melempar tanya pada manusia es yang hari ini mengenakan kemeja merah muda bergaris putih itu, yang tampak manis sekali sampai aku pangling sebelum UTS tadi.

Wonwoo mengedikkan bahu. Tatapannya tajam sekali ke arah ponsel.

"Kau menyerah duluan, ya?" Goda Soonyoung pada Doyoung. Yang digoda hanya tertawa. "Semester ini aku mau berleha-leha sebentar."

"Daripada ngomongin nilai yang belum tentu, mengapa kita tidak makan siang dulu?" Tanyaku ingin mengubah topik. Aku tidak suka memperbincangkan nilai apalagi aku dan Wonwoo sering diisukan sebagai rival kelas, padahal aku mana peduli dengan hal seperti itu.

"Kau benar." Kata Soonyoung langsung berdiri, diikuti Doyoung tapi tidak dengan Wonwoo.

"Kau tidak mau ke kantin, Wonwoo?" Tanyaku sambil berdiri.

"Kalian duluan saja."

"Tapi bakal ke kantin, kan?"

"Nggak tahu." Jawabnya dingin membuat bulu kudukku meremang. Aku tersenyum getir, memperhatikannya yang tidak melepas pandangan dari ponsel.

"Ayo, Yi Hyun!" Soonyoung memekik, anak itu sudah berjalan lebih dulu ke pintu keluar.

"Kita makan dulu, ya." Kata Doyoung berpamitan pada Wonwoo. Aku pun hanya bisa tersenyum, memandang Wonwoo yang sama sekali tidak memandang kepergian kami keluar kelas.

Kapan, ya, dia bisa lumer seperti es krim? Wonwoo... Wonwoo...

~~~

"Kau serius menyukainya, Yi Hyun?"

Sudah lama rasanya tidak mendengar pertanyaan itu keluar dari mulut orang di sekitarku. Aku pikir orang-orang sudah lupa atau tidak peduli dengan kejadian itu. Ternyata tidak. Bahkan sekarang Doyoung bertanya, padahal hal itu tidak perlu dipertanyakan karena aku sering memberikan perhatian lebih kepada Wonwoo selama belajar bersama.

Catch You Until I Can [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang