Wonwoo memfokuskan kedua matanya pada mobil mini bus hitam yang melaju cepat memasuki Jalan tol Gyeongbu beberapa meter di hadapannya. Ia memastikan jarak antara mobilnya tidak begitu dekat agar tidak ada yang curiga kalau sebenarnya komplotan yang baru saja menculik Yi Hyun itu diikutinya sejak daritadi. Adrenalin Wonwoo terpacu kuat, ia sudah deg-degan saat melihat mini bus itu berlalu dari komplek perumahan Yi Hyun saat ia ingin bertemu dengan gadis itu untuk memberinya kejutan.
Sayangnya ia yang terkejut, bukan Yi Hyun, saat melihat pagar rumah Yi Hyun sudah terbuka lebar dimana kedua orangtuanya berlari keluar rumah dengan raut super khawatir. Tanpa menyapa atau pamitan, Wonwoo segera membanting setir mobil, menginjak pedal gas dengan kuat untuk mengejar mini bus yang mencurigakan itu. Ia yakin, Yi Hyun ada di sana.
Ia sering sekali membaca novel-novel thriller, jadi pikirannya berusaha tenang dengan memikirkan berbagai cara untuk menyelamatkan Yi Hyun. Ia sudah menghubungi kepolisan Seoul untuk membantu pengejarannya dan Jun untuk menghampiri kedua orangtua Yi Hyun. Tentu saja Wonwoo tidak mau gegabah dan ia paham tidak bisa menyelamatkan gadis itu sendirian.
Bunyi ponselnya berdering. Wonwoo buru-buru mengangkat dan menekan tombol speaker.
"Selamat malam! Ini dengan kepolisian Seoul! Laporan anda sudah kami terima. Kini kami berada di belakang anda, mohon pelankan kendaraan untuk memudahkan pengejaran kami."
"B-baik." Balas Wonwoo perlahan memelankan laju mobilnya.
"Target aman. Terima kasih atas laporannya, Pak."
"T-terima kasih." Kata Wonwoo meski telepon sudah dimatikan. Tidak lama suara sirine bersahutan memekakkan telinga.
Wonwoo harus menggeram saat mobil-mobil polisi itu melewati kendaraannya. Melakukan pengejaran pada mini bus yang tiba-tiba tidak tampak lagi di matanya. Wonwoo merasa kalut. Ia lalu mengikuti rombongan mobil polisi itu dengan penuh harap.
~~~
Daniel melebarkan mata. Lampu dan bunyi sirine membuat degup jantungnya mengencang. Ia meremas buntalan kepala kursi pengemudi di hadapannya. Menahan guncangan mobil yang tiba-tiba melaju kencang membelah jalan tol Gyeongbu. Mereka baru saja masuk jalan tol itu dan sudah tercegat kepolisian.
"Kak! Bagaimana ini!?" Seru Ryul, pengemudi mini bus yang tampak berkeringat, was-was dengan kejaran mobil polisi sampai ia harus melirik ke spion berkali-kali.
"Cepat jalankan mobilnya!! Jangan banyak tanya! SIAL!" Kali ini Deonghan, pria berbaju hitam yang memiliki otot kekar dan sekujur tato di tubuhnya mengumpat. Ia sudah membalikkan kepala ke arah belakang, memastikan mobil-mobil polisi jauh dari posisi mereka.
"Kenapa ini bisa terjadi, Kak!! Bukannya tadi kondisi aman!?" Cecar Daniel dengan suara yang lantang, bersahutan dengan bunyi sirine yang makin dekat di telinga.
"AKU JUGA TIDAK TAHU, BODOH!"
"Kak! Kau yang lihat kondisi di sekitar komplek tadi, kan!? Kau pasti melewatkan sesuatu!"
"NGGAK! AKU YAKIN TADI AMAN, BRENGSEK!"
Deonghan meraih leher Daniel dan menggencetnya di ketiak. Daniel meringis, mencoba menarik diri tapi kekuatannya tidak seberapa.
"Kak!! Mobil mereka makin mendekat!!"
"BELOK! CEPAT BELOK!"
Tubuh Daniel terlempar ke pintu bus saat Ryul membanting setir berbelok sesuai arahan Deonghan. Entah ke mana yang penting mereka bisa cepat-cepat kabur dan bersembunyi dari kejaran mobil.
"AMBIL JALAN RAYA! NGEBUT! NGEBUT! NGEBUT, BODOH!?"
"KAK! MOBIL MEREKA MAKIN DEK--"
"Aku tahu, bodoh!" Deonghan menghardik Ryul, ia bahkan meletakkan tangannya di atas setir, membelokkan mini bus ke sebuah jalan raya yang sepi.
"PEDAL GASNYA JANGAN KAU LEPAS, HAH!"
"B-baik, Kak!!"
Dengan cekatan Deonghan menggerakkan setir. Beberapa kali ia berhasil mengecoh pergerakan polisi di belakangnya, berbelok ke jalan-jalan yang tidak ia ketahui, mengikuti insting yang ingin kabur dari kepolisian.
"KAK BERHENTI!!!"
Sayangnya Deonghan tidak begitu tahu jalan di Kota Seoul. Ia hanya berputar-putar di satu kawasan hingga mini busnya harus berhenti di depan sekumpulan mobil kepolisian yang mencegatnya di ujung jalan kecil.
Deonghan menggeram kesal, membanting kepala Ryul di atas roda setir sampai hidungnya berdarah. Daniel sudah daritadi tidak sadarkan diri karena terlempar ke sana kemari di kursi belakang sedangkan tawanan mereka, Yi Hyun, terlelap dibawah obat bius.
"CEPAT ANGKAT TANGAN! KALIAN SEMUA TIDAK BISA KE MANA-MANA SEKARANG!"
~~~
Dada Wonwoo berdegup kencang saat melihat Yi Hyun dibopong keluar oleh aparat kepolisian dari dalam mini bus. Ia segera membuka penutup kepala yang menutupi wajah Yi Hyun dan menemukan mulut gadis itu dibekap lakban hitam. Air mata dan keringat memenuhi wajah Yi Hyun dan Wonwoo mengusapnya dengan lembut.
"Ambulans akan segera datang! Tolong beri udara segar untuknya, Pak!" Kata seorang polwan membuat Wonwoo menjauh. Tapi ia tetap memastikan diri berada di dekat Yi Hyun, memperhatikannya yang sedang diurusi beberapa polwan.
Wonwoo merasa kalut. Ia daritadi meremas telapak tangan, menahan diri untuk tidak memeluk Yi Hyun yang tidak sadarkan diri.
Tidak lama ambulans datang dan ia melompat masuk begitu Yi Hyun sudah dibaringkan di atas brankar, didorong oleh dua perawat ke dalam ambulans.
"Saya keluarganya, Pak. Kekasihnya." Kata Wonwoo sebelum ditanya siapa pun. Dua perawat itu hanya bisa mengangguk, membiarkan Wonwoo duduk diam sambil menggenggam tangan Yi Hyun yang lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch You Until I Can [Complete]
FanfictionHwang Yi-Hyun menyatakan cinta pada Jeon Wonwoo!