Stasiun Seoul cukup ramai saat aku, Soonyoung dan Yerin berjalan memasuki peron, mencari Doyoung yang sudah sampai lebih dahulu. Terlihat jelas kalau yang paling semangat liburan adalah Doyoung, bahkan tadi pagi ia menelpon grup chat kami, memastikan kami bangun untuk bersiap padahal kereta yang akan kami naiki baru berangkat jam satu siang. Yerin bahkan masih misuh-misuh, daritadi gadis itu menarik koper kecilnya sambil mengomel soal Doyoung yang membuatnya kelabakan di pagi hari.
"Sabar." Kataku menahan tawa lalu meloncat kecil untuk memperbaiki posisi tas carrier yang ku bawa.
"Jun dan Jihoon saja belum datang. Kalau tahu begini, kita makan siang dulu!" Seru Soonyoung yang berjalan lebih dahulu, menenteng tas berisi baju dan keperluannya selama liburan.
Aku menyeringai, merasa bersyukur karena selama di jalan menuju stasiun, aku sempat ngemil keripik kentang dan roti. Soonyoung yang menyetir tentu tidak kebagian jatah, ia hanya mendapatkan beberapa potong Kimbab yang dibawa Yerin dari rumahnya.
"Nanti kita beli makan siang di peron, ya, makannya di kereta saja." Ucapku menenangkan. Soonyoung mendecakkan lidah. "Kau traktir, ya?"
"Di mimpimu."
"Hai! Soonyoung! Yi Hyun!" Doyoung berseru sambil melambaikan tangan. Ia menghampiri kami, menolong Yerin yang kesulitan membawa kopernya, entah apa yang ia bawa.
"Yerin, kau bawa apa saja!?"
"Banyak." Jawab Yerin sambil mengerucutkan bibir. Ia lalu mendorong bahu Doyoung pelan. "Kenapa kau buru-buru, sih! Jun dan Jihoon saja belum datang!"
Doyoung tersenyum malu-malu. "Maaf. Aku nggak sabar soalnya."
"Nggak sabar sendirian boleh, nggak? Jangan ngajak-ngajak orang!" Seru Soonyoung sembari duduk di kursi yang ada di pinggir peron. Ia menghela napas panjang, tampak lelah. Aku tidak tahu apa yang ia lakukan semalam, tapi kelihatan sekali kalau ia kurang tidur.
"Aku beli makanan dulu, ya." Kataku setelah meletakkan tas carrier di samping Soonyoung yang tengah memejamkan mata.
"Aku ikut!"
Lantas aku berbalik saat mendengar suara tidak asing itu. Mendapati Jun tersenyum lebar bersisian dengan Jihoon yang menjinjing dua tas travel di tangannya. Kedua pria itu lalu bergantian ber-high five dengan Doyoung, pada Yerin yang tampak kikuk, lalu padaku. Membiarkan Soonyoung terlelap di kursi peron. Aku sempat memanjangkan leher, berharap melihat satu manusia lagi bersama mereka.
"Jadi beli makanan?" Tanya Jun mengejutkanku. Orang yang ku cari ternyata tidak ada. Benar-benar nihil.
Aku pun mengangguk. Mulai melangkahkan kaki menuju luar peron diikuti Jun yang tampak semangat di sampingku. Sama seperti Doyoung, ia juga menghubungiku sejak semalam, mengingatkanku untuk bangun pagi-pagi agar tidak terlambat naik kereta.
"Wonwoo beneran nggak ikut, ya?" Tanyaku pelan, di sela bunyi sepatuku yang beradu dengan lantai stasiun.
Jun diam lalu terkekeh. "Kau mau sekali dia ikut, ya?"
"Pasti."
"Kenapa nggak coba hubungi dia lagi? Siapa tahu ia segera berubah pikiran setelah kau menanyakannya."
Langkahku terhenti, ku pandang Jun yang heran menatapku. "Memangnya dia mau?"
"Coba saja." Kata Jun sambil mengedikkan bahu, ia kemudian menarik tanganku agar kembali melanjutkan langkah menuju mini market yang sudah berada di depan mata.
Aku menggaruk kepala yang tidak gatal, membiarkan Jun memilih jajanan yang akan ku beli untuk kami makan di dalam kereta nanti. Hanya beberapa yang ku pilih sendiri karena sekarang di benakku terbayang berbagai macam kata yang bisa ku ucapkan pada Wonwoo agar pria itu terhasut ke Busan, meski aku tahu hal itu sulit terwujud.
"Sudah semua?" Tanyaku pada Jun yang menenteng dua keranjang yang penuh dengan makanan dan beberapa minuman kaleng. Aku sempat tertegun, membayangkan bagaimana makanan itu habis sedangkan perjalanan kami hanya memakan waktu 3 jam lebih.
"Sudah." Jawab Jun menaruhnya di meja kasir.
Mengingat Soonyoung belum makan siang, aku pun bergegas menuju chiller, mengambil dosirak dan 3 sandwich. Anak itu kalau sudah capek, mood-nya akan buruk sekali dan aku tidak suka melihatnya seperti itu. Seperti bukan Kwon Soonyoung yang ku kenal.
"Kau mau piknik atau naik kereta, sih?"
Tubuhku tiba-tiba menegang saat mendengar suara Wonwoo di dekatku. Tidak mungkin. Apakah aku terlalu mengharapkan kehadirannya sampai berhalusinasi begini?
"Kalau makan terlalu banyak, nanti kau bisa bolak-balik wc." Suara itu kembali terdengar, bahkan kali ini aku bisa melihat sebuah tangan terjulur meraih dosirak.
Refleks aku berbalik, menemukan seorang pria bertopi hitam yang ikut menatapku dengan dua matanya yang tajam. WONWOO!? SERIUS JEON WONWOO!?
"K-Wonwoo!?"
"Memangnya siapa lagi?" Ia menyeringai, meraih 3 sandwich dari tanganku dan berjalan menuju kasir.
"YAA! KAU DATANG JUGA!"
Aku melihat Jun memeluk Wonwoo sekilas, jujur saja aku masih belum bisa memahami apa yang sedang terjadi. Tubuhku bahkan masih mematung di depan chiller. Jadi, Wonwoo ikut ke Busan? Eh, tapi tadi beneran Wonwoo?
"Yi Hyun!!" Jun memekik. "Sudah mau bayar, nih!"
"Aa... oke oke." Kataku bergegas menghampirinya. Lalu aku menaruh Dosirak di atas meja kasir, memandang Wonwoo yang berdiri di sampingku. "W-wonwoo.. dosirak sama sandwichnya sekalian aku bayar."
Aku gugup sekali. Gila. Jantungku mau meledak sangking senang dan terkejutnya melihat manusia itu di stasiun.
"Kalau ini biar aku yang bayar." Kata Wonwoo merujuk pada dosirak dan sandwich yang ia peluk di depan dada, membiarkan kasir menjumlahkan semua total belanjaanku.
"T-tapi... tapi sandwich itu buat Soonyoung."
Wonwoo mengangguk. "Iya, biar aku yang bayar."
"Padahal biar Yi Hyun yang bayar. Kapan lagi ditraktir sama anak Pak--aaaaaawww!!"
Aku mencubit pinggang Jun sebelum ia menyebut nama Ayahku. Entah ia lupa atau memang terlalu senang dengan kehadiran Wonwoo sampai hampir membuka rahasiaku di publik.
"Nggak masalah, Wonwoo... aku, kan, sudah janji buat bayar makanan di kereta." Kataku sedikit meringis, berniat meraih makanan yang ia genggam tapi pria itu segera melenggang ke belakangku.
"Jadi, bagaimana?" Tanya kasir di hadapanku kebingungan. Karena aku tidak bisa memaksa Wonwoo, akhirnya ku suruh ia untuk mentotalkan jumlah belanjaanku tanpa dosirak Wonwoo dan sandwich yang ku beli untuk Soonyoung.
"Biar aku yang bawa." Kata Wonwoo meraih plastik belanjaan yang ku tenteng saat kami keluar dari mini market. Jun berdehem, sempat menyikut lenganku lalu berjalan di samping Wonwoo meninggalkanku yang berjalan pelan menatap punggung mereka penuh tanya.
Jadi... Wonwoo benar-benar ke Busan, kan!?
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch You Until I Can [Complete]
FanfictionHwang Yi-Hyun menyatakan cinta pada Jeon Wonwoo!