26

1.3K 168 1
                                    

Senyumku menguar begitu melihat Wonwoo menghela napas panjang, tampak puas telah menyelesaikan UAS hari ini dengan lancar. Aku pun merasa puas karena musim panas telah tiba, meski itu artinya aku tidak akan bertemu Wonwoo selama beberapa saat karena pria itu enggan ikut ke Busan seperti dua sahabatnya Jun dan Jihoon. Saking tidak sabarnya ke Busan minggu depan, aku dan yang lainnya pun membuat grup chat di KakaoTalk, membicarakan persiapan, tiket dan sebagainya. Grup yang sebenarnya terbentuk sejak 2 minggu lalu.

"Jam 12 berarti ngumpul di Seoul Station, ya? Jangan ngaret!" Kata Doyoung sambil membereskan alat tulisnya.

"Aku, Yerin dan Yi Hyun akan ke stasiun bersama." Balas Soonyoung disambut anggukan kepala Doyoung.

Rencana kami untuk ke Busan naik kereta akan terealisasikan. Perjalanannya tidak lama, hanya memakan waktu hampir 3 jam saja dari Seoul Station ke Busan Central. Lalu di sana kami akan dijemput keluarga Jihoon dan diantar ke penginapan kecuali Jun yang akan menginap di rumah Jihoon.

"Oke! Jangan lupa bawa cemilan! Jajanan di dalam Kereta mahal." Sahut Doyoung sambil tertawa. "Kecuali kalau Yi Hyun mau membelikan."

Aku nyengir. "Iya. Cemilan aku yang tanggung."

Dan detik itu juga Soonyoung dan Doyoung berseru tidak percaya. Keduanya menatapku dengan mata yang melebar sedangkan Wonwoo melirikku tajam. Ah... inginnya dia berhenti melirik tajam seperti itu. Aku merasa agak ciut dan kikuk karenanya.

"Serius, Yi Hyun!?"

"I-iya. Serius, kok."

Soonyoung dan Doyoung ber-high five. Aku hanya bisa tersenyum melihat kelakuan dua anak itu. Dan ku lirik Wonwoo yang diam menatapku. Pria itu menghela napas lalu berdiri dari kursi.

"Wonwoo." Panggilku.

Ia tidak menjawab, tapi gerakannya terhenti dan matanya menatapku penuh tanya. Doyoung dan Soonyoung yang sempat berseru riang seperti mendapatkana hadiah doorprize terdiam, keduanya menatapku dan Wonwoo bergantian.

"Kau serius nggak mau ke Busan?" Tanyaku untuk kesekian kalinya.

Wonwoo menarik tas selempangnya, ia menghela napas lagi lalu bergegas melangkah keluar dari meja panjang barisan kursi kami. "Nanti aku pikirkan." Jawabnya.

Aku tertegun, memperhatikan Wonwoo yang sudah melangkahkan kaki menuju pintu keluar. Ku tatap Soonyoung yang sama herannya denganku, lalu Doyoung yang juga kaget memperhatikan Wonwoo. Begitu pria itu keluar dari kelas, aku pun memekik riang.

"SOONYOUNG!! YAA!! SOONYOUNG!! KAU DENGAR!?"

"Aish! Kenapa kau tanya, sih!" Soonyoung mengeluh, ia mendecakkan lidah kesal berbanding terbalik denganku yang sudah meloncat-loncat kecil kegirangan.

"Bagus!" Doyoung mengajakku ber-high five. Yang ku balas dengan semangat.

"Kenapa bagus!?" Tanya Soonyoung kesal.

"Bagus! Jadi, sewa mini bus bisa berkurang kalau dia jadi ikut."

"Ah.. kau benar juga." Balas Soonyoung sambil menganggukkan kepala. Ia mengusap dagu, tersenyum kecil kepadaku. "Okelah. Tidak masalah dia ikut. Sisa tidak memperdulikan kehadirannya, kan?"

"Aku, sih, akan peduli!!" Pekikku semangat tidak sabar ingin tahu apa yang akan terjadi minggu depan.

Busan, tunggu aku!!

~~~

"Yi Hyun!! Kenapa kau tanya Wonwoo, sih!?"

Yerin meringis kesal saat aku menceritakan jawaban Wonwoo siang tadi mengenai ajakan liburanku ke Busan. Aku tahu, Yerin pasti akan kesal, tapi tiket kereta dan penginapan sudah ia bayar jadi tidak mungkin ia mengundurkan diri dari liburan bersama ini.

"S-sorry, aku hanya--"

"Berharap kalau Wonwoo bisa ikut." Potong Soonyoung sambil menggerakkan setir mobil, berbelok ke kanan jalan besar dekat kampus.

"Betul." Aku mengamini, sedikit malu karena memang aku berharap Wonwoo ikut.

Kedua mata Yerin melirikku tajam. Gadis itu sudah mengerucutkan bibir, bersidekap di kursi samping Soonyoung, sedikit menyampingkan tubuh agar bisa melihatku di kursi tengah. "Yi Hyun... aku malas sekali ketemu dengannya."

"M-maaf."

"Lagipula Wonwoo masih mikir." Kata Soonyoung menenangkan. "Doakan saja ia tidak ikut."

"Aku harap begitu." Ujar Yerin lemas dan aku hanya bisa diam, mengatupkan mulut agar doaku tidak terdengar dua sahabatku itu. Tentu saja aku berdoa agar Wonwoo bisa ikut ke Busan meski itu harus membuat Yerin kesal. Aku, boleh egois sekali-kali, kan?

"Tapi kalau Wonwoo ikut juga tidak masalah, sih. Harga mini bus yang kita sewa bisa jadi lebih murah." Soonyoung berkata lagi, menahan tawa saat Yerin meringis. Aku bahkan sudah tertawa, apalagi saat Yerin menepuk-nepuk lengan Soonyoung kesal.

"Yaa! Aku mampu bayar dua kali patungan kita asalakan Wonwoo tidak ikut!"

"Serius?? Aku ngomong di grup, nih?"

"Ya, nggak! Maksudku kalau Wonwoo harus ikut..."

"Yah... mending Wonwoo ikut kalau gitu."

"Ya, jangan!"

"Kalau gitu kau bayar patungan untuk dua orang!"

"Nggak gitu!"

Aku menggeleng-gelengkan kepala menatap dua sahabatku yang tengah bertikai itu. Heran mengapa keduanya mau membuang waktu, membicarakan hal yang tidak penting. Padahal Wonwoo belum memutuskan apa-apa dan lagipula kalau pun ia setuju ikut ke Busan, Yerin pasti tidak bisa melakukan apa-apa. Terkadang Soonyoung dan Yerin suka ribut di mulut saja tapi kalau sudah dihadapkan dengan kenyataan, nyali mereka ciut.

"Rasanya ingin menghubungi Wonwoo, aku nggak sabar ingin tahu apakah ia setuju ke Busan atau tidak." Kataku perlahan, menghentikan adu mulut yang tadinya berlangsung live di hadapanku.

"Nggak usah dihubungi." Seru Yerin sambil menggerakkan jari telunjuknya di depan mukaku.

"Hubungi sajalah! Biar aku bisa memperhitungkan biaya penyewaan mobil!" Kata Soonyoung membuat Yerin mendesis kesal padanya.

"Yaa! Kau tidak benar-benar peduli padaku, ya?"

"Aku peduli! Tapi agar budget-ku tidak over, aku jadi ingin Wonwoo ikut." Aku Soonyoung makin mengesalkan Yerin. Sebagai orang yang daritadi diam di kursi tengah, aku tidak bisa melakukan apa-apa kecuali mendengar perseteruan mereka sambil menahan tawa.

"Yaa! Soonyoung! Doamu jangan berubah! Kau harus setuju denganku!"

"Tidak." Balas Soonyoung sambil menjulurkan lidah. Pria itu sudah tertawa mencemooh pada Yerin yang menahan diri untuk tidak meninjunya. "Kali ini aku akan berada tim Yi Hyun! Semoga Wonwoo ikut!!"

"Soonyoung!!" Pekik Yerin membuat tawaku makin kencang.

Ah... setidaknya hubungan kami bisa kembali seperti semula lagi. Kangen sekali rasanya tidak mendengar ocehan Soonyoung yang tidak penting dan jelas, juga kata-kata pedas Yerin yang siap menerkam siapa saja. Tidak sia-sia aku meyakinkan kedua orangtuaku kalau aku benar-benar ingin tinggal di Seoul, bukan di Jerman.

 Tidak sia-sia aku meyakinkan kedua orangtuaku kalau aku benar-benar ingin tinggal di Seoul, bukan di Jerman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Catch You Until I Can [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang