Bab 36

5.9K 328 98
                                    

Raja membawa Ara masuk kedalam rumahnya setelah kejadian tadi. Berusaha menenangkan Ara yang masih dalam keadaan menangis dan ketakutan. Terlihat dari tubuh gadis itu yang sedikit gemetar.

"Udah Ra jangan nangis lagi," Raja mendudukkan Ara disebuah sofa yang terletak di ruang tamu.

"Ara takut," jawab Ara dengan bibir gemetar.

Raja mengumpat kasar dalam hati. Mengutuk orang yang telah mengirim kotak menjijikan itu. Kali ini dia sudah sangat keterlaluan. Raja masih ingat jelas isi dari kotaknya.

Terdapat dua buah foto yang bertuliskan 'This or This'. Setiap satu foto masing masing ditulis 'This' dengan menggunakan spidol berwarna merah.

Sebuah bangkai tikus berukuran sedang yang telah berlumuran darah ikut dimasukkan juga disana. Tak lupa secarik kertas yang sengaja diletakkan tepat diatas bangkai tikus tersebut.

Gue tau lo gamau kehilangan dua-duanya. Tapi lo harus pilih salah satu diantara mereka.

Selamat memilih ...

Dua foto itu adalah foto Rendi dan juga Ara. Yang Raja bingungkan bagaimana orang tersebut bisa mengambil foto keduanya secara diam diam? Atau mungkin dia sudah mengintai orang terdekatnya sejak lama?

Memikirkannya membuat Raja kembali emosi.

Raja melirik Ara yang masih menangis disebelahnya. Tangannya terangkat untuk merengkuh gadis itu. Mengelus puncak kepala Ara dengan lembut.

"Cup cup cup tuan putrinya Raja gak boleh nangis," ucap Raja. "Tuan putri mau apa? Mau dibeliin es krim, hmm?"

Ara menggeleng dalam dekapan Raja.

"Tumben ditawarin es krim gak mau," gumam Raja, bingung.

"Yaudah sekarang lo mau apa, Tamara?"

Ara mendongakkan kepalanya sehingga terlihat jelas matanya yang sembab juga hidungnya memerah akibat menangis.

Bibir gadis itu mengkerucut sedih. Raja yang gemas langsung menangkup kedua pipi Ara, lalu menggoyangkannya ke kanan dan ke kiri dengan ritme pelan.

"Ihh gemes banget pacar aku, minta di cium," Raja berucap dengan ekspresi gemasnya.

Mendengar perkataan Raja membuat Ara langsung mendorong tubuh cowok itu menjauh darinya. "Raja jangan cari kesempatan dalam kesempitan ya. Ara laporin ke bang Aldy nanti!"

Raja bersender pada sofa sambil bersedekap dada. "Laporin aja sana," balasnya dengan nada menantang Ara.

Saat keduanya sedang beradu tatap, mereka dikagetkan dengan bunyi klakson motor yang kemudian berhenti tepat di depan rumah Raja.

Raja memberikan tatapan tanya pada Ara yang dibalas gadis itu dengan gelengan kepala.

"Samlekom bro!!!" suara teriakan dari arah pintu membuat Raja dan Ara menoleh bersamaan. Tampak seseorang yang datang dengan satu tangan keatas memegang minuman kaleng serta kacamata hitam dimatanya.

"Ngapain lo?" tanya Raja seraya menatap penampilan Rifta'i dari atas sampe bawah.

"Mau open BO," timpal seseorang sambil berjalan masuk ke dalam rumah Raja. Di ikuti cewek dibelakangnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAJARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang