Bab 16

13.1K 506 9
                                    

"Raja coba kamu jawab soal nomer 3!"

Raja langsung melihat kedepan. Lebih tepatnya kearah guru yang sedang menatapnya dengan tajam sekarang.

Raja cengengesan seraya menggaruk tengkuknya.

"Kenapa kamu senyum - senyum? sini maju!" perintah guru tersebut.

"Em anu bu, suruh Arman aja nih bu! Iya Arman. Dia pinter!" elak Raja supaya tidak disuruh maju kedepan kelas

Raja menepuk pundak Arman yang duduk di depannya.

"Lah kok jadi gue?!" protes Arman tak terima. Pinter darimana? ngerjain tugas adiknya yang kelas 6 saja masih gak ngerti.

"Maju Raja Raisar!" suruh guru tersebut dengan menekankan kalimatnya.

"MAJU! MAJU! MAJU!" sorak seisi kelas yang ikut menyuruh Raja untuk maju ke depan kelas.

"Maju sana Ja! Elah cuman ngerjain soal gitu doang mah, kecil!" ucap Rifta'i, sombong.

Raja melemparkan tatapan sinisnya kearah Rifta'i. Cowok itu sedang cengengesan disampingnya.

Dengan terpaksa, Raja berjalan maju ke depan dan mencoba mengerjakan tugas nomer 3 di papan tulis.

"Duh mampus gue! Angka semua lagi!" gerutu Raja, kesal.

"Cepat kerjakan!" guru tersebut menatap Raja dengan sinis. Sepertinya punya dendam pribadi yang amat dalam padanya.

"Bu saya gak ngerti bu, beneran." ucap Raja dengan tampang memelasnya dihadapan guru bermata tajam itu. Dirinya benar-benar tidak mengerti jawaban dari soal dihadapannya ini.

"Keluar!" titahnya seraya menunjuk kearah pintu kelas.

"Kalo itu saya bisa bu," Raja meletakkan spidol diatas meja guru kemudian menyalami guru tersebut.

"Samlekom!"

"Man, Rif gue tungguin dikantin ya!"

Setelahnya Raja berjalan keluar kelas. Meninggalkan kedua temannya yang memasang ekspresi wajah ingin ikut juga.

"Arman, Rifta'i, kalian ingin ikut Raja juga?" ucap guru tersebut dengan nada sinisnya.

"Enggak bu!"

Keduanya langsung pura - pura sibuk menulis sesuatu yang tidak ada dipapan tulis.

***

Arman dan Rifta'i benar - benar menyusul Raja ke kantin. Saat bel istirahat baru berbunyi 3 detik, kedua cowok itu langsung berlarian menuju kantin. Tidak memperdulikan guru yang masih di dalam kelas mereka.

"Capek banget gue lari!" keluh Arman. Cowok itu membenarkan bandonya yang perlahan turun karena berlari.

"Lebay lo, Man!" ejek Rifta'i. Keduanya duduk di depan Raja.

"Lo berantem sama siapa?" tanya Arman saat melihat sudut bibir Raja yang sedikit robek itu.

"Sama Rendi semalem,"

"Kok bisa?" tanya Rifta'i setengah kaget.

"Dia yang nonjok gue. Gua mah diem aja." Raja meneguk es tehnya yang tadi ia beli.

"Gara - gara apa?"

"Gua tanyain tentang Arin,"

Arman dan Rifta'i sama - sama dibuat bingung. Keduanya mengernyit menatap Raja.

"Arin?" tanya keduanya.

Raja mengangguk, "Lo berdua inget gak, waktu ada cewek yang dateng kerumah gue sambil ngancem bakal bunuh diri?"

RAJARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang