Bab 7

24.2K 939 13
                                    

Raja mengerjapkan matanya beberapa kali. Sepertinya sekolah sudah sepi, karena jam tangan Raja menunjukkan pukul 16.35. Punggung dan pundaknya terasa pegal. Ia menengok kesamping untuk memastikan gadisnya. Ara masih terlelap dengan kepala yang disenderkan di pundaknya. Pantes pundak Raja terasa berat dan pegal.

Raja menepuk pipi Ara pelan, "Bangun Ra udah sore."

"Ara bangun!"

"Tamara Abelia!"

"Lo tidur kaya kebo Ra. Bangun buruan pundak gue pegel!!"

Raja menghela napas kesal. Tidak ada pilihan lain kecuali mencubit pipi Ara.

"Aaahh Raja sakit iihhh!!!!" Ara langsung terbangun sembari mengelus pipinya yang merah karena cubitan Raja.

"Lagian lo gue bangunin gak bangun bangun. Ya terpaksa gue cubit. Daripada kita tidur disini sampe malem kan.."

Ara terdiam sebentar, mencerna ucapan Raja. Tadi Raja bilang apa? Tidur? jadi daritadi Ara tidur berdua sama Raja?? APA??!!! YANG BENER AH!!!

"DARITADI KITA TIDUR BERDUA???!!!??" teriak Ara histeris.

Raja mengangguk tanpa rasa bersalah.

Ara langsung menunduk memperhatikan seragamnya. Ia mulai menghitung satu per satu kancing baju dari atas sampai bawah.

"Satu..dua...tiga..empat.." ucapnya. "Alhamdulillah masih utuh!"

Alis Raja mengkerut. Ia bingung apa yang dilakukan gadisnya ini.

"Lo ngapain Ra?" tanya Raja dengan bingung

"Ara lagi hitung kancing baju Ara. Ternyata masih utuh jadi aman!!"

Raja makin dibuat tak mengerti dengan kelakuan Ara.

"Maksud lo apa??"

"Niii tadi kan kita tidur berdua. Nah siapa tau pas Ara tidur, Raja cari cari kesempatan kan sama Ara. Makanya itu Ara hitung lagi kancing baju Ara dan baiknya masih utuh. Itu tandanya Raja gak apa-apain Ara!!!" setelahnya Gadis itu nyengir.

Sumpah demi neptunus Raja dibuat melongo oleh Ara. Ia tak habis pikir dengan kelakuan polos gadisnya. Raja geleng geleng kepala. Takjub.

"Ya allah Tamara!!!! Ngapain gue cari cari kesempatan sama lo???!!!" katanya. "Kesannya miskin banget gue kalo mesum sama cewek disemak semak."

"Gitu ya Raja?"

"Iyalah! Gue ajak langsung aja ke hotel. Lebih enak. Tertutup!" ucap Raja seraya membenarkan posisi duduknya.

"Tapi Raja gak bakal begitu kan sama Ara??" tanya Ara dengan senyumannya.

"Kalo gue lagi khilaf mah bisa aja Ra. Hahahaha." Raja tertawa kencang membuat bibir Ara cemberut.

Raja mengelus rambut Ara pelan, "Kalo gue mau, udah dari lama gue ngerusak lo Ra. Tapi maaf gue bukan bajingan yang cinta sama cewek buat nurutin nafsu doang!"

"Ayo pulang udah sore. Kenapa jadi ngomongin gituan sih." Raja segera bangkit dari duduknya. Tak lupa membersihkan belakang celananya yang kotor.

"Rajaa...."

Raja menengok dengan sebelah alis terangkat. Ia sudah hafal dengan suara gadisnya yang seperti ini, manja. Pasti ada mau nya.

"Apa?"

Ara mengelus perutnya sendiri, "Ara lapeeerrr.."

Raja berdecak, "Yaudah ayo pulang sambil cari makan." Raja mengulurkan tangannya ke Ara yang langsung disambut ceria dengan gadis itu.

RAJARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang