"Hai Ra," sapa Romeo. Cowok dengan baju seragam dikeluarkan tersebut duduk disamping Ara.
Ara yang mendengar seseorang memanggilnya, menolehkan kepalanya dan mendapati Romeo yang sedang tersenyum.
"Sendiri aja?"
Ara menggeleng. "Rifa lagi pesen makan."
Tadi saat Romeo hendak keluar kantin, matanya tak sengaja melihat Ara yang sedang duduk sendirian. Romeo berniat untuk menghampiri gadis itu.
Sekalian pendekatan lah.
"Ohh Raja kemana ya? kok gue gak liat dia udah seminggu ini?" tanya Romeo dengan wajah lugu.
Raut wajah Ara berubah. Gadis itu jadi muram mengingat Rajanya. Belum ada perubahan yang bagus dari cowok itu. Malahan semakin memburuk.
Kemarin Ara menjenguknya ditemani bang Aldy. Aldy yang mendengar Raja masuk rumah sakit langsung mengantarkan Ara menjenguk cowok tersebut. Aldy sendiri juga terkejut mendengar berita itu. Ara masuk kedalam ruang rawat. Sorot sedih terpancar jelas dimatanya saat melihat sosok yang selalu melindunginya terbaring lemah dirumah sakit.
Ara ingin memeluknya. Ara ingin memeluk Rajanya. Baru selangkah maju, tubuh Raja kejang-kejang. Ara yang panik langsung memanggil dokter. Gadis itu tak hentinya meneriaki nama Rajanya.
"Raja masuk rumah sakit, Romeo," jawab Ara lesu.
Romeo memasang wajah kaget. "Kenapa, kok bisa?"
"Dia kecelakaan. Kata Rifta'i motornya ditendang dari samping sama orang gak dikenal."
"Ohh gitu. Yaudah gue doain semoga dia cepet sembuh ya Ra."
Ralat! Cepet mati, lanjutnya dalam hati.
Ara mengangguk dan mengucapkan terima kasih.
Rifa datang dengan nampan berisi dua mangkok bakso serta dua jus jeruk. Cewek itu menatap Romeo judes.
"Ngapain lo?!" ketus Rifa.
"Buta?" sarkas Romeo.
"Sembarangan! Udah sana pergi. Ganggu aja lo!"
"Lo siapa nyuruh-nyuruh gitu?"
"Romeo!" sentak Rifa.
Romeo berdiri berhadapan dengan Rifa. Membuat tubuh Rifa kebanting tingginya dengan tubuh Romeo. Ara ikut berdiri menatap keduanya.
"Udah Rifa. Jangan dilanjutin," Ara melerai.
"Mending Romeo ke kelas aja. Daripada kalian berantem disini kan?" ujar Ara.
Sebelum pergi, Romeo memberikan tatapan sinisnya yang dibalas pelototan dari Rifa.
Rifa dan Ara makan sambil sesekali berbincang. Seakan sudah melupakan pertengkaran kecil tadi.
"Ohh iya Ra. Gue waktu itu ketemu cowok, cakep lagi!" ucap Rifa disela-sela makannya.
Ara mengernyit. "Siapa?"
Rifa mengetuk sendoknya dimangkok hingga menimbulkan suara dentingan yang cukup nyaring.
"Kalo gak salah namanya Rendi. Ganteng tapi rada ..
Rifa menjeda kalimatnya.
"... serem," lanjutnya.
"Rendi?" ulang Ara dengan dahi mengkerut.
Apakah yang dimaksud Rifa itu Rendi adiknya Raja? ah mana mungkin. Nama Rendi kan banyak. Bukan hanya satu.
"Iyaa! Mayan sih manis," Rifa mesem-mesem. Membayangkan awal pertemuannya dengan Rendi, si cowok menyeramkan namun ganteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJARA
Teen Fiction(mampir dulu sini) Dia adalah Raja Raisar Pradipta. Raja dari segala keburukan. Rajanya tawuran, Rajanya jalanan, Rajanya mencari masalah. Dia mempunyai pacar bernama Tamara Abelia. Gadis lucu dan polos. Gadis yang selalu mengikutinya kemanapun dia...