Sudah lebih dari seminggu Raja tidak masuk sekolah. Terakhir Ara melihat Raja, ya waktu itu saat Ara main kerumahnya. Ponsel cowok itu juga tidak aktif, membuat Ara kesusahan mengabarinya. Telepon dari Arman dan Rifta'i tidak ada yang diangkat satu pun.
Teman-teman Raja terus bertanya keadaan Raja padanya. Termasuk Rifa. Cewek itu selalu menanyai hal yang sama, bertanya tentang keadaan Raja.
Namun Ara membalasnya dengan gelengan kepala. Ara sendiri tidak tau Rajanya kenapa.
Ara berjalan sendiri dikoridor. Gadis itu ingin menemui Arman dan Riftai. Membahas tentang hal ini.
"Arman," panggil Ara diambang pintu.
Cowok bando hitam tersebut menghampirinya dan bertanya. "Kenapa Ra?"
"Ara mau ngomong sebentar."
"Iya ngomong aja."
"Ajak Rifta'i juga ya? ngobrol disitu aja," Ara menunjuk bangku panjang yang berada di depan kelas.
Arman mengangguk. Cowok itu berteriak memanggil nama Rifta'i yang dibalas sumpah serapah dari temannya.
Pasalnya, Arman hanya memanggil nama belakang cowok tersebut.
"Apa nyet?" tanya Rifta'i berdiri disebelah Arman. "Eh ada Ara."
"Ara mau ngomong sama kita."
"Apaan?"
Arman dan Riftai duduk disebelah Ara. Menunggu gadis itu menceritakan semua yang mau dibicarakan.
"Raja udah ada kabar belum?"
Arman menghela napas. "Belum Ra. Gue telpon juga gak ada yang diangkat. Gue chat gak ada yang dibales. Boro-boro dibaca!"
"Ara khawatir banget sama Raja. Setiap mau kerumahnya, gerbangnya selalu dikunci. Jadi Ara gak bisa masuk," pundak Ara merosot diikuti helaan napas panjang dari bibirnya.
Ara benar-benar bingung sekarang. Tidak biasanya Raja susah dikabari walau dalam keadaan sakit sekalipun. Malah biasanya cowok itu yang mengabari dirinya kalau ia sedang sakit. Tapi kali ini enggak.
Hal itu yang membuat Ara takut.
"Man," panggil Rifta'i membuat Arman memberikan sorot tanya 'ada apa'.
"Lo ngerasa gak kalo Raja begini gara-gara kecelakaan waktu itu?" ucap Rifta'i.
Arman terdiam dan langsung terpikirkan sesuatu. Mungkin ini semua ada hubungannya dengan kecelakaan waktu itu. Tapi Raja sakit dibagian mana? Arman tidak tau menau.
"Gara-gara kebentur trotoar," lanjut Rifta'i.
Kepala. Kepala Raja sempat terbentur sisi trotoar. Arman tau pasti benturan itu sangat kencang. Dilihat dari motor Raja yang terseret sangat jauh dari tempat Raja tergeletak.
"Lo bawa mobil kan Ta?" Rifta'i mengangguk.
"Kita kerumah Raja sekarang. Perasaan gue gak enak,"
"Tapi kan rumah Raja digembok Arman. Kita masuknya gimana?" tanya Ara. Arman terdiam lagi memikirkan ucapan Ara.
"OH!" Rifta'i menjentikkan jarinya.
Cowok itu berlari masuk kedalam kelas dan mencari tempat pensilnya. Mengambil sesuatu dari dalam benda persegi panjang tersebut.
Rifta'i menyodorkan sebuah kunci kearah Ara. Ara mengambilnya dengan kening berkerut. "Ini kunci apa Rifta'i?"
"Kunci cadangan rumahnya Raja. Gue baru inget si Raja pernah kasih gue kunci gembok rumahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJARA
Teen Fiction(mampir dulu sini) Dia adalah Raja Raisar Pradipta. Raja dari segala keburukan. Rajanya tawuran, Rajanya jalanan, Rajanya mencari masalah. Dia mempunyai pacar bernama Tamara Abelia. Gadis lucu dan polos. Gadis yang selalu mengikutinya kemanapun dia...