Bab 9

19.9K 701 29
                                    

"RAAAJAAAA!!!"

"Raja sini dong fotoin Ara!!!"

"Raja naik bianglala yuk Raja!!!"

"Raja, Ara mau gulali. Beliin dong Raja!!"

"Raja kok diem mulu sih elah."

"Raja ayo kita naik kuda kudaan. Ih lucu deh kudanya muter muter."

"Raja mah gitu sama Ara!"

Raja menghela napas lelah. Cukup sudah. Tidak akan lagi Raja mengajak Ara ke pasar malam. Gadis itu benar benar membuatnya pusing. Sudah dari tadi Raja hanya diam dan berjalan disamping Ara. Terus memperhatikan gadis itu yang bergerak kesana kemari.

Raja menoleh kesamping saat ada sesuatu yang mengguncangkan lengannya.

"Raja ayo naik bianglala." Ara mengguncangkan tangan Raja pelan. Mencoba membujuk sang Raja.

"Lo aja deh Ra. Gue lagi gak mau naik gituan!" tolak Raja.

"Ayo Raja!!! Sekali aja Raja. Sekaliiii...."

Raja memutar bola matanya malas, "Kalo mau naik bianglala, kapan kapan lo gue ajak ke dufan. Tapi gak sekarang."

"Ara mau naik itu sekarang. Ayo dong Raja ayooo kita naik ituuuuu ayo Raja ish!!" Ara terus membujuk Raja supaya mau menemaninya naik bianglala.

Raja mengangguk lemah. Memilih mengiyakan permintaan gadisnya. Daripada nanti Ara guling guling dijalan kan malu maluin juga. Raja berjalan menuju loket untuk membeli tiket wahana tersebut.

Setelah antri, Raja memberikan satu tiketnya ke Ara dan satunya lagi dipegang. Mereka berdua berjalan beriringan untuk mengantri menaiki wahana bianglala itu.

Raja dan Ara mengasih tiket mereka kepada penjaga bianglala, kemudian penjaga tersebut menyuruh mereka masuk kedalam tempat yang hanya cukup untuk dua orang saja. Tempatnya sangat mirip sarang burung.

"Wooooo Raja tuuu liat tuuu bagus banget kan kalo dari atas!!" sorak Ara kegirangan.

"Iya Ra."

Saat wahana itu berputar agak sedikit kencang, Ara terus menjerit histeris. Bukan, Bukan karena senang. Ara panik dan takut saat tempat mereka berada dipaling atas.

"RAJA RAJA INI KOK GOYANG GOYANG EHH!!"

"AAAAA MAMA ARA TAKUT HUAAAAAA.... RAJA UDAH AYO TURUN. ARA TAKUT DISINI AYO RAJA TURUN!"

Nah kan. Tadi aja gadis itu yang memaksanya naik. Giliran udah naik malah jejeritan minta turun.

Dasar abegeh.

"Nanti Ra, turunnya masih lama." ucap Raja berusaha menenangkan gadisnya yang saat ini tengah mencengkram erat pergelangan tangannya. Sakit coi!

"Raja beneran!! Ara takut ini sumpah gak boong! Gak lagi lagi Ara ajak Raja naik beginian lagi. Ara trauma!!" ucap Ara yang terlalu mendramatisir bagi Raja.

Raja hanya bisa tersenyum melihat segala tingkah aneh gadisnya. Ya harus disenyumin dong, masa di tonjok. Kan Raja sayang sama Ara.

5 menit kemudian, wahana yang mereka naiki perlahan berhenti. Penjaga wahana itu menyuruh Raja dan Ara untuk turun dan membiarkan pengunjung lain untuk naik. 

Raja menepi sebentar saat melihat Ara yang terus memegangi kepalanya. Cowok itu membawa Ara menuju bangku panjang yang memang disediakan di pasar malam itu

"Lo kenapa Ra?" tanya Raja khawatir saat mereka sudah duduk dibangku yang berada disamping tempat khusus foto box.

"Kepala Ara pusing Raja." jawab Ara sambil memegangi kepalanya sendiri.

RAJARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang