Bab 33

11.4K 608 103
                                    

Gadis dengan baju lengan panjang berwarna biru muda itu tengah memoles wajahnya menggunakan bedak. Tak lupa ia memakai lip balm agar bibirnya terlihat lebih segar.

Rambutnya dibiarkan tergerai dengan hiasan jepitan bermotif polkadot yang terpasang dirambut sebelah kanannya.

"Ara cantik banget hari ini," puji dirinya sendiri didepan cermin.

Ara memasang senyumannya sebelum akhirnya turun kebawah menemui Aldy.

"Bang Aldyyyy!" teriak Ara memanggil Aldy.

Seseorang keluar dari arah dapur dengan tangan memegang cangkir. Sepertinya isi cangkir itu adalah kopi.

Aldy menyeruput kopinya. "Apaan?"

"Ayo anterin Ara kerumah sakit. Ara mau ketemu Raja," ujar Ara.

"Males ah. Lo pergi sendiri aja," Aldy duduk diatas sofa dengan satu kaki ditaruh diatas kakinya lagi.

Ara menekuk wajahnya sebal. "Ayo anterin Ara ish!"

"Males Ra."

"Ahh bang Aldy mah gitu!"

"Bodo."

Ara menghentakkan kakinya ke lantai. Kesal. Ara sangat kesal pada Aldy. Mau tidak mau akhirnya Ara harus kerumah sakit sendiri. Ara hendak memesan ojek online namun di urungkan.

"Ohh iya, Ara kan gak punya kuota."

Ara merutuki kebodohannya sendiri yang selalu boros kuota. Kuotanya ia pakai untuk nonton film semalam. Ara bahkan hampir menghabiskan lima film sekaligus.

"Terus Ara harus naik apa?" tanya Ara pada dirinya sendiri.

Ara berhenti didepan rumahnya dengan kepala celingak celinguk. Mencari seseorang yang ia kenal yang mungkin bisa mengantarnya kerumah sakit.

"Ara. Ngapain lo?" suara seseorang mengagetkan Ara. Gadis itu menoleh kesamping dan mendapati Arman sedang duduk diatas motornya.

"Arman ngapain disini?" tanya Ara.

"Lo sendiri yang ngapain berdiri didepan rumah kaya orang bingung gitu?" tanya Arman balik.

"Ara mau kerumah sakit. Tapi pas mau pesen ojek online, Ara lupa kalo gak punya paketan," Ara tertawa membuat Arman terkekeh.

"Ayo bareng gue aja. Gue juga mau kesana," tawar Arman yang kebetulan tujuannya sama dengan Ara.

"Emang boleh?"

"Ya kali pacarnya temen gue gue biarin kerumah sakit sendirian?"

Dengan senang hati Ara menerima tawaran Arman. Ara naik keatas motor Arman kemudian keduanya berangkat menuju rumah sakit.

Sesampainya dirumah sakit, Ara dan Arman segera menuju kamar inap Raja. Arman memutar bola matanya malas karena terus terusan ditanya pertanyaan yang sama oleh Ara.

"Ara udah cantik belum Arman?" tanya Ara menunjuk wajahnya sendiri.

Arman mendengus. "Cantik Ra, cantik."

"Serius Arman. Ara cantik kan?"

Ara terlihat menyebalkan dimata Arman. Padahal tadi Arman sudah jujur tentang penampilan cewek itu.

"Ara cantik gak?" tanya Ara kesekian kalinya.

"Enggak!"

Ara melotot kaget. "Kok gak cantik?!" pekik Ara.

"Lo nanya sekali lagi gue lakban mulut lo Ra. Awas aja!" ancam Arman membuat Ara mengatupkan bibirnya.

Ara sedikit menjauhkan jaraknya dari Arman. Merasa takut dengan ancaman cowok itu barusan.

RAJARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang