"Selamat sore Rajanya Ara!!!"
Ara membuka pintu kamar inap Raja diiringi senyum yang keluar dari bibirnya.
Raja yang sedang asik menonton tv, mengalihkan pandangannya pada gadis yang sedang berdiri diambang pintu. Raja tersenyum tipis.
"Sini," suruh Raja.
Ara sedikit berlari menghampiri Raja. Tak lupa ia menutup pintu terlebih dahulu.
"Raja sendirian aja nih," ujar Ara basa-basi.
"Berdua."
"Lho sama siapa?"
"Lo."
Ara memutar bola matanya malas kemudian gadis itu menarik senyumnya lagi.
"Oh iya Raja. Kemarin Romeo kerumah Ara tau."
Raja langsung menatap Ara begitu gadisnya menyelesaikan kalimatnya. Ada rasa takut dihatinya kalau Romeo benar-benar mengincar Ara.
Raja takut Romeo orang yang nekat.
"Ngapain?" tanya Raja dingin.
Dari nada bicaranya saja Ara sudah paham bahwa Rajanya pasti marah. Ara meringis. Gadis itu memainkan kukunya yang berwarna merah muda karena Ara mengecatnya kemarin malam.
"Ngapain Tamara?" tanya Raja lagi.
"Ara juga gak tau Romeo mau ngapain," jujur Ara.
Terdengar helaan nafas dari Raja yang membuat Ara semakin takut.
"Raja marah ya?"
"Raja jangan marah dong."
"Dirumah Ara rame kok! ada Ayah, Mama, bang Aldy juga ada. Raja jangan marah ya?"
"Rajaaaa," Ara berbicara banyak karena melihat Raja yang hanya diam saja.
Ekspresi Raja itu sulit ditebak. Kadang Ara bingung. Ada ya orang seperti Raja.
"Raja masih marah?"
Ara mengatupkan bibirnya saat Raja menatapnya dengan tajam.
Raja merubah pandangannya. Kemudian tersenyum menatap Ara yang sedang menunduk takut.
"Gue gak marah, Ra."
Raja mengangkat dagu Ara agar lebih terlihat jelas wajah gadisnya.
"Gue gak marah." ujar Raja meyakinkan Ara.
"Gue cuma gak suka aja sama dia yang terus ngedeketin lo. Gue ..."
Ara mengangkat kedua alisnya. Menunggu Raja.
"Gue takut Ra."
"Gue takut dia ngerebut lo dari gue."
Ara yang mengerti kemana arah ucapan Raja menggenggam tangan cowok itu yang menempel di dagunya.
"Raja takut Ara diambil Romeo?" tanya Ara.
Raja mengangguk.
"Kenapa?"
"Karena lo itu punya gue." ujar Raja tegas. "Dan gak ada yang bisa ngambil Ratu dari Rajanya."
Keduanya tersenyum menatap satu sama lain. Baik Raja maupun Ara, keduanya sama-sama takut untuk kehilangan.
Mereka tidak mau kehilangan sesuatu yang sudah menjadi bagian dari hidupnya.
Membagi saja tidak sudi.
***
Ara pamit pulang pada Raja karena hari sudah sore. Sebelum pergi, Ara berjanji akan mengunjungi Raja besok selepas pulang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJARA
Teen Fiction(mampir dulu sini) Dia adalah Raja Raisar Pradipta. Raja dari segala keburukan. Rajanya tawuran, Rajanya jalanan, Rajanya mencari masalah. Dia mempunyai pacar bernama Tamara Abelia. Gadis lucu dan polos. Gadis yang selalu mengikutinya kemanapun dia...