Bab 26

10.9K 503 32
                                    

Sinar matahari pagi ini sangat terik. Padahal jam baru menunjukkan pukul 09.10. Gadis berwajah cantik beranjak dari kasurnya kemudian berjalan ke bawah. Menemui orang-orang yang mungkin sudah sarapan.

Ara menguap lebar. Sesekali mengucek matanya yang masih susah untuk terbuka lebar.

"Pagi Ara," sapa Banar. Ayah Ara memasang senyumnya ketika melihat putri kesayangannya sudah bangun. Mengenai Raja, Ara sudah menceritakan semua padanya. Banar mengerti. Ara pasti sangat sedih mengetahui kondisi Raja saat ini yang belum membaik.

Dan, Banar cukup bersedih akan hal itu.

"Pagi ayah," balasnya dengan suara orang khas baru bangun tidur.

"Kamu hari ini kerumah sakit lagi?" tanya Veni, mama Ara.

Ara mengangguk lalu meminum susu coklat buatan Veni.

"Dianter siapa?"

Ara meletakkan susunya diatas meja. Pandangannya beralih kearah Aldy yang sedang mengolesi selai ke roti tawarnya.

"Bang Aldy," ucap Ara.

Aldy yang merasa terpanggil mendongakkan kepalanya dengan wajah cengo. "Kenapa?"

"Ara dianter bang Aldy kerumah sakit."

"Lah?"

Aldy mengerutkan dahinya bingung. Dirinya sudah ada janji dengan teman-temannya pagi ini. Kalau disuruh mengantar Ara kerumah sakit dulu, pasti Aldy akan telat datang nantinya.

"Aldy gak bisa mah," kata Aldy.

Ara cemberut mendengar jawaban abangnya. "Bang Aldy."

"Gak bisa, Ra."

"Nanti bang Aldy beliin Ara es krim kalo nganterin Ara kerumah sakit. Janji!"

"Kok gitu? Kebalik lah!" sewot Aldy tak terima.

Ara menatap Aldy dengan tatapan memohon. Namun percuma. Aldy tidak akan terpengaruh.

"Aldy," suara Banar membuat kedua anak-anaknya menoleh. "Antar adikmu."

"Aldy ada janji yah. Mau ketemu temen-temen." jawabnya.

"Pentingan temen atau adik kamu sendiri?"

Aldy berdecak kesal. Ia menatap Ara geram.

"Apa lo?!" ketus Aldy pada Ara.

"Jelek!" Ara menjulurkan lidahnya.

"Gue turunin pinggir jalan, biarin!" Aldy mengancam Ara.

"Kok gitu sih? Ayah bang Aldy nya tuh!" ucap Ara mengadu pada Banar. Sedangkan Banar dan Veni hanya geleng kepala melihat tingkah kedua anaknya.

"Aldy keatas dulu," pamit Aldy beranjak pergi. Namun sebelum pergi, ia menjitak kepala Ara dengan kuat serta meminum susu coklat milik Ara.

"IH SUSU ARA!!!"

"Bodo amat! Wleeee."

Aldy buru-buru berlari ke kamarnya sebelum diamuk massa oleh Ara.

***

Raja merupakan cowok yang kuat. Ia pasti bisa bertahan lebih lama lagi. Rajanya Ara itu kuat dan Ara percaya itu.

"Hai Raja."

Ara masuk kedalam kamar inap Raja dengan senyum merekah. Ara bisa sampai rumah sakit karena Aldy. Abangnya itu benar-benar mengantarnya sampai depan rumah sakit. Tidak jadi menurunkannya dipinggir jalan seperti ancamannya saat dirumah.

"Raja bangun dong." ujar Ara. Ia menggoyangkan tangan Raja.

"Maaf ya Ara kesini gak bawa apa-apa."

RAJARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang