Bab 35

3.2K 290 50
                                    

Raja terdiam diteras rumahnya dengan pandangan kedepan. Arman dan Rifta'i baru saja pulang sekitar 10 menit yang lalu. Kini tinggal lah Raja dan kertas itu.

Kertas misterius yang membuat Aranya pulang dalam keadaan takut. Raja masih memikirkan siapa dalang dari semua ini.

Mengapa orang itu mengenali Rendi dan juga Ara? Atau mungkin dalangnya itu orang terdekat Raja?

"Yang dibilang Arman bisa jadi bener. Orang yang bikin gue kecelakaan mungkin orang yang sama, sama yang ngirim gue surat ini," ucap Raja.

"Tapi inisial Ra siapa?"

"Masa iya cewek gue sendiri, Ara?"

"Ahh mikir apa sih gue?" Raja memukul pelan kepalanya sendiri. Setelah itu ia meringis kesakitan akibat ulah bodohnya.

Akhirnya Raja memutuskan untuk masuk kedalam rumah dengan tangan masih memegang kertas tersebut. Raja meletakkan kertas misterius itu diatas laci meja kamarnya.

Tubuhnya ia tidurkan diatas kasur. Raja harus banyak banyak istirahat. Karena dirinya masih dalam masa pemulihan.

Tak perlu menunggu lama, akhirnya mata cowok itu tertutup rapat. Raja tertidur pulas dengan posisi terlentang.

***

Hari ini Ara memutuskan untuk ke rumah Raja setelah bel pulang berbunyi beberapa menit lalu. Gadis dengan jepit rambut disebelah kanan berdiri di depan gerbang sekolah sambil celingak celinguk.

Ponsel Ara lowbat. Dan bodohnya Ara lupa membawa charger ke sekolah.

"Ara kerumah Raja naik apa ya?" bingung gadis itu.

Wajahnya memelas ketika satu per satu murid mulai pergi dengan tumpangannya masing masing. Kini tinggal lah Ara sendirian yang berdiri di depan gerbang.

"Terus Ara sama siapa dong?" lirihnya pelan.

"Hai."

Ara mendongakkan kepalanya saat mendengar suara seseorang di depannya.

"Lo belum balik?" tanya orang itu.

"Ngomong sama Ara?" Ara mengarahkan jari telunjuknya ke depan wajahnya sendiri.

"Iyalah! Emang ada orang lagi selain lo disini?"

Ara menoleh ke kanan dan ke kiri. Benar, hanya ada dirinya dan orang ini.

"Mau gue anterin pulang?" tawarnya.

"Ara mau kerumah Raja," jawab Ara.

"Raja?"

"Raja pacarnya Ara."

Orang itu mengangguk. "Mau gue anterin kerumah cowok lo gak? Daripada disini sendirian."

"Kamu mau anterin Ara?"

"Iyaaa."

"Beneran?"

"Iya serius."

"Gak bayar kan? Ara gak ada uang."

"Lo pikir gue tukang ojek?!" orang itu terkekeh.

"Yaudah kalo gitu. Ara naik ya?" tanpa menunggu persetujuan dari yang punya motor, Ara langsung naik begitu saja keatas motor orang tersebut.

Orang itu melajukan motornya meninggalkan sekolah Ara.

"Oh iyaa kamu yang waktu itu ngasih Ara minuman kan?" tanya Ara. Ara masih ingat jelas wajahnya.

Dan juga tindik di telinganya.

"Kamu Andra kan?" tebak Ara.

Orang itu terkekeh. "Bukan. Nama gue Chandra."

RAJARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang