Bab 20

12K 497 17
                                    

Tadi pagi Ara mendapat kabar dari Arman bahwa Rajanya kecelakaan. Kabar itu membuatnya tidak fokus saat mengikuti pelajaran. Begitu bel pulang berbunyi, Ara langsung meluncur kerumah Raja menggunakan bantuan ojek online.

Disinilah Ara sekarang. Berdua di dalam rumah Raja yang memang selalu sepi. Ara menaruh tas ranselnya disofa. Ia menaiki anak tangga agar sampai dikamar Raja. Cewek itu membuka pintu setelah mengetuknya terlebih dahulu.

"Raja?"

Tidak ada sahutan dari dalam kamar. Ara membuka pintu lebih lebar lagi dan berjalan semakin kedalam. Duduk ditepi kasur cowok itu. Hari ini Raja tidak masuk sekolah.

"Raja udah sehat?"

Terdengar erangan kecil dari balik selimut. Raja menyibak selimutnya dan mendapati gadisnya sedang menatapnya.

"Ara, lo sama siapa kesini?" tanya Raja kaget. Ia berusaha mendudukkan tubuhnya diatas kasur.

"Ara naik ojek tadi. Raja gak kenapa-napa?" tanya Ara dengan nada panik.

Raja tersenyum simpul. "Gue gak papa, Ra."

"Coba sini Ara liat," Ara meneliti setiap sisi tubuh Raja. Mulai dari lengan, kaki, perut, leher, punggung, dan terakhir kepala.

Raja meringis saat Ara menyentuh belakang kepalanya.

"Ehh maap Raja. Sakit ya? Raja udah kerumah sakit? kita kerumah sakit sekarang ya. Ara takut Raja kenapa-napa nanti."

Raja mencubit kedua pipi gadisnya. Menatap gemas Ara yang sangat perhatian pada dirinya.

"Gue gak papa Tamara," ucap Raja dengan senyum dibibirnya.

Ara cemberut. Raja ini terkadang bersifat sok kuat diluar tapi rapuh didalam.

"Raja udah makan? Ara buatin bubur ya atau mau yang lain? ohh ada informasi penting buat Raja."

Raja mengangkat sebelah alisnya dengan tersenyum geli. "Apa?"

"Ara udah bisa bikin nasi goreng mata sapi, Raja!!" seru gadisnya dengan semangat. Bahkan terpampang jelas raut bahagia dari wajah gadis itu.

"Kemarin diajarin mama. Kata mama, rasanya juga gak terlalu aneh. Raja mau cobain gak? Ara buatin sekarang."

Raja mengangguk. Ia ikut senang. Setidaknya keceriaan Ara mampu meredam rasa sakit dikepalanya.

"Yaudah Ara kedapur dulu," Ara turun dari kasur dan berlari kecil keluar kamar.

Raja menatap punggung kecil itu berlalu. Ara itu gadis yang sangat pengertian menurutnya dan juga ... manja. Sifat kekanakkannya membuat Raja suka gemas sendiri dibuatnya. Ara gadis yang periang dan ramah. Gadis lemah yang membuat Raja tertarik untuk melindunginya.

Dulu, saat mereka belum saling kenal. Raja suka diam-diam memperhatikan Ara saat gadis itu sedang tertawa lepas. Atau tersenyum ramah saat membantu orang. Bahkan menekuk wajahnya cemberut.

Sampai saat ini, ekspresi itu yang paling Raja suka dari gadisnya.

Raja yang dari pertama masuk sekolah menengah sudah menjadi incaran kakak kelas serta guru sekalipun. Memberanikan dirinya mengajak Ara berkenalan pada akhir semester kelas 10. Tidak ada yang berubah banyak dari gadisnya.

Hanya saja sifat kekanakkannya makin menjadi. Membuat Raja pusing meladeni gadis itu.

Harum masakan masuk ke indera penciumannya. Sorot matanya mengarah ke pintu dan bertepatan saat itu juga seorang cewek berseragam lengkap dengan tangan memegang sepiring nasi goreng serta minumnya masuk kedalam kamar.

RAJARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang