Raja langsung membaringkan tubuhnya dikasur setelah mengantar Aranya pulang. Bahkan ia belum mengganti seragam sekolahnya. Biarkan lah. Hari ini dirinya perlu diistirahatkan sebentar. Perlahan Raja memejamkan matanya kemudian tertidur pulas dengan seragam yang masih terpasang di tubuhnya.
Pukul 19.56 Raja baru bangun. Cowok itu mengerjapkan matanya beberapa kali.
Berantakan.
Pandangan itulah yang pertama kali Raja lihat di kamarnya. Batin Raja bertanya tanya mengapa bisa berantakan seperti ini? apa ada maling yang masuk saat dirinya tertidur??
Raja langsung terduduk dengan pandangan menyapu seluruh ruangan, "Kamar gue kemasukan maling ya?" tanya Raja pada dirinya sendiri.
Raja langsung bangkit dan berjalan dengan langkah cepat menuju kamar Rendi. Saat Raja membuka pintu cokelat tersebut, keadaannya sama seperti kamarnya. Berantakan.
Raja berjalan masuk menuju nakas samping tempat tidur. Ada secarik kertas. Raja mengambil kertas itu dan perlahan membacanya dalam hati. Setelah membacanya, Raja meremas kertas itu dengan pikiran yang berkecamuk. Lalu melempar kertas tersebut kesembarang tempat setelah menjadi bola kecil.
"Sial!" umpat Raja
Cowok itu bergegas keluar kamar Rendi menuju kamarnya untuk mengganti seragamnya. Tak usah mandi. Mandi gak mandi tetep wangi.
Setelah mengganti baju seragam dengan kaos rumahan, Raja langsung menyambar kunci motornya yang tergeletak diatas kasur. Walaupun ayahnya jarang pulang kerumah atau bahkan tidak sama sekali, tetapi lelaki berumur kepala tiga itu masih sering men transfer nya uang.
Malam ini Raja sudah janji dengan Ara, membawakannya sate. Raja langsung melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah. Di sepanjang jalan, Raja hanya fokus pada satu pertanyaan yang ada di kepalanya.
Dimana letak warung sate Pak Bambam?
Nah, itu yang sejak tadi Raja pikirkan. Masalahnya Ara minta dibawakan satenya Pak Bambam. Daripada keburu malem banget, Raja memutuskan untuk menjemput Ara saja. Langsung mengajaknya makan ditempat.
Raja memberhentikan laju motornya. Ia langsung turun, tak lupa menstandar motornya. Cowok itu berdiri di depan pagar putih yang tingginya hanya se-Dada Raja.
"Assalamualaikum," teriak Raja, sesekali membenarkan tatanan Rambutnya.
Seorang lelaki setengah baya terlihat berjalan dengan santai ke arahnya. Membukakan pintu gerbang untuk Raja. Tak lupa Raja langsung mencium punggung tangan pria itu. Pencitraan depan calon mertua!
Ayah Ara tersenyum kearah Raja, kemudian menyuruhnya masuk.
"Araa ... ada Raja nih!!" panggil Banar kepada putrinya.
Tak lama seorang gadis yang menggunakan daster dibawah lutut menghampiri kedua lelaki itu dengan senyum sumringah.
"Ehm saya kedalem dulu ya. Ara nya juga udah dateng," pamit Banar. Pria itu pergi setelah Raja memberinya anggukan, tanda setuju.
"Sate Ara mana??" tanya Ara dengan semangat membuat Raja mendesah pelan.
"Kita makan langsung aja. Gue gak tau dimana sate Pak Bambam." ucapnya jujur
Ara nampak berpikir dengan telunjuk yang diketukan ke dagunya.
"Oke setuju!!! Raja tunggu sini yah, Ara ambil jaket dulu."
Tanpa mendengar kalimat persetujuan dari Raja, perempuan itu langsung ngacir menuju kamarnya.
Raja geleng kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJARA
Teen Fiction(mampir dulu sini) Dia adalah Raja Raisar Pradipta. Raja dari segala keburukan. Rajanya tawuran, Rajanya jalanan, Rajanya mencari masalah. Dia mempunyai pacar bernama Tamara Abelia. Gadis lucu dan polos. Gadis yang selalu mengikutinya kemanapun dia...