ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.
SELAMAT MEMBACA KISAH HABI❤
HAIBA DAN BILLAL.
SEBELUM MEMBACA JAWABLAH TERLEBIH DAHULU
⬇
SUDAHKAN KALIAN TERSENYUM HARI INI?_____
قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْكُنَّ بِالتَّسْبِيحِ وَالتَّهْلِيلِ وَالتَّقْدِيسِ وَاعْقِدْنَ بِالْأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْئُولَاتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ وَلَا تَغْفُلْنَ فَتَنْسَيْنَ الرَّحْمَة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada kami: “Hendaknya kalian bertasbih (ucapkan subhanallah), bertahlil (ucapkan laa ilaha illallah), dan bertaqdis (mensucikan Allah), dan himpunkanlah (hitunglah) dengan ujung jari jemari kalian karena itu semua akan ditanya dan diajak bicara, janganlah kalian lalai yang membuat kalian lupa dengan rahmat Allah.” (HR. At Tirmidzi no. 3583 dan Abu Daud no. 1501 dari hadits Hani bin 'Utsman dan dishahihkan Adz Dzahabi. Sanad Hadits ini dikatakan Hasan oleh Al Hafizh Abu Thohir).
_____"Turun."
Haiba yang duduk di belakang menganga tak percaya. Ia menggeplak bahu Billal dengan keras. "Heh! Lo gak liat kalo di sekitar sini gak ada rumah?"
Billal tidak menjawab. Ia mengeluarkan ponselnya. Entah sedang apa, Haiba kesal karena didiamkan.
"Billal! Lo denger gak sih? Di sini tuh gak ada rumah. Rumah gue masih jauh kali. Udah, cepet, maju lagi."
"Turun dulu, Haiba," kata Billal setelah memasukkan kembali ponselnya.
Haiba menurut. "Dugaan gue emang gak salah. Lo tadi mau nolongin gue karena ada Rafan kan? Biar lo keliatan keren. Terus, sekarang udah sepi, gak ada siapa-siapa, lo turunin gue di sini." Haiba berdecih. "Kalo gak niat nolongin, mendingan gak usah deh!"
"Gue udah pesenin ojol, lo tunggu sini aja."
"Kenapa gak lo aja yang nganterin?!"
Billal menghela napas, lalu membuka helmnya. Ia menoleh ke kanan, kiri, belakang, depan, semua arah ia lihat. Abinya mengirim mata-mata untuknya tidak ya? Jika iya, pasti ia akan diintrogasi sepulang dari sini. Belum lagi, ditambah omelan uminya. Tapi, jika Billal mengantar Haiba pulang sampai rumah, rasanya ia benar-benar mengingkari janji kepada abinya.
"Lo naik ojol. Gue tungguin lo di sini sampe ojol dateng," putus Billal. Semoga ini keputusan yang benar.
"Serah lo deh!" Haiba kesal. Ia duduk di batu besar menghadap Billal. Jarak mereka hanya tiga langkah saja. Hal itu membuat Billal bernapas lega, karena sekarang mereka tidak sedekat tadi.
"Gue mau nanya," ucap Haiba memecah keheningan karena laki-laki itu sedang berdzikir menggunakan tasbihnya. Haiba tidak tahu saja, jika saat ini Billal sedang membaca istighfar sebanyak-banyaknya mengingat hal yang sudah dan sedang terjadi.
"Apa?" tanya Billal terlalu cepat. Haiba saja malah menjadi bungkam.
"Itu.. itu yang lagi lo pegang apa sih?" akhirnya. Akhirnya Haiba bisa menanyakan itu kepada Billal. Haiba sempat mencari di google, tapi yang muncul hanya kata 'gelang' saja. Haiba yakin, jika itu bukan gelang. Sepenasaran itu, sampai-sampai Haiba mencarinya di google.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengukir Wajah Bidadari
Teen Fiction"Mau diukir?" "Apanya?!" "Wajah." "Hm?" "Biar kaya bidadari. Cantik, karena selalu tersenyum." "Kenapa emangnya?" "Aku ingin melihat senyummu yang dapat mengirimku ke langit." _____ Billal Hafizh Athaillah, nama yang memiliki arti rahmat Allah swt...