ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.
SELAMAT MEMBACA KISAH HABI❤
HAIBA DAN BILLAL.
SEBELUM MEMBACA JAWABLAH TERLEBIH DAHULU
⬇
SUDAHKAN KALIAN TERSENYUM HARI INI?
_____Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَأَقْسِطُواْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ
Dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. [al-Hujurât/49:9]
_____"Kamu ini, masa Haiba di operasi gak ngasih tau umi atau abi sih?!" omel Delisa ketika sudah mendengarkan cerita dari Billal.
"Maaf," gumam Billal.
Irsyad menghela napas melihat keadaan Haiba. Haiba yang merasa ditatap seperti itu oleh Irsyad, segera mengalihkan pandangannya. "Om siap bantu meyakinkan ayah kamu, agar kamu bisa memeluk agama islam."
Haiba menatap Irsyad kembali. "Serius?"
"Biar Billal aja yang ngajak kamu serius, om udah tua," gurau Irsyad lalu duduk di sofa yang ada di sana.
Delisa mengerecutkan bibirnya lalu duduk di samping Irsyad. "Kalo abi masih muda, abi mau nambah istri?"
Billal terkekeh mendengarnya. Ia mendekati mereka lalu menggeser pelan tubuh Irsyad agar dirinya bisa duduk di tengah. Dengan sengaja Billal menggenggam tangan Delisa. "Umi tenang aja, kalo abi nikah lagi, terus pas para saksi mau bilang sah, Billal bakalan dateng terus teriak STOP!"
Delisa yang mendengar itu tertawa sambil menepuk bahu Billal, lalu ia menaruh jari telunjuknya di bibir Billal. "Sstt! Jangan dibilangin dulu rencana kamunya. Ini rahasia kita."
Irsyad yang merasa tidak dianggap segera memisahkan kedua orang itu. Kini dirinya yang berada di tengah-tengah. "Gak seru kalo mesra-mesraan sama anak. Sama abi aja!"
Billal mendengus geli lalu menatap ke depan. Kedua matanya mengerjap malu saat menyadari jika Haiba juga sedang menatapnya. Ia segera mengalihkan pandangannya kemudian berdehem.
Delisa dan Irsyad ikut menoleh kepada Haiba. Delisa menepuk keningnya lalu mendekati Haiba kembali. "Aduh maaf ya, hehe. Haiba tidur aja. Istirahat. Kita bakal jagain kamu kok."
"Maaf. Haiba suka repotin kalian," ucap Haiba.
Delisa mengusap kepala Haiba dengan lembut. "Jangan anggap kita orang lain, kalo kamu lagi ada masalah, jangan sungkan buat dateng ke rumah kita. Udah tugasnya manusia buat saling bantu. Kalo bisa sih, kamu tinggal aja sama kita. Umi Del takut kamu diapa-apain lagi. Kalo tinggal sama kita, ada Abi Irsyad, Ghifar, sama Billal yang siap jadi tameng kamu."
Haiba menggelengkan kepalanya. "Haiba gak papa tinggal sendiri, Haiba udah sering ngerepotin kalian, apalagi Billal."
"Tapi Umi Del khawatir lho. Apalagi saudara kamu gak ada satupun yang peduli," jeda sejenak. "Terus, mama kamu udah ada kabar?"
"Mama?" gumam Haiba. Seakan baru tersadar, Haiba segera merubah posisinya menjadi duduk, kedua kakinya langsung berdenyut membuat ia meringis. "Billal, mama mana?"
Billal juga ikut terdiam. Terakhir ia lihat, Syahir menarik lengan Qalbi entah dibawa ke mana. Namun, ia juga ingat jika Rafan memasuki rumah itu lagi. Segera saja ia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi nomor yang tadi mengiriminya pesan. Namun nomor yang ia yakini Rafan itu tidak aktif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengukir Wajah Bidadari
Teen Fiction"Mau diukir?" "Apanya?!" "Wajah." "Hm?" "Biar kaya bidadari. Cantik, karena selalu tersenyum." "Kenapa emangnya?" "Aku ingin melihat senyummu yang dapat mengirimku ke langit." _____ Billal Hafizh Athaillah, nama yang memiliki arti rahmat Allah swt...