24. Do'a

325 70 13
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.

SELAMAT MEMBACA KISAH HABI❤

HAIBA DAN BILLAL.

SEBELUM MEMBACA JAWABLAH TERLEBIH DAHULU

SUDAHKAN KALIAN TERSENYUM HARI INI?
_____

“لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ”

“Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah dibandingkan doa”. HR. Tirmidzy dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Ibn Hibban menilai hadits ini sahih.

_____

KALIAN PUNYA APLIKASI TIKTOK? AYO LIAT AKUN @katatulisan. SELAMAT MENONTON VIDEO-VIDEONYA HIHI
_____

"Kalian berdua kenapa sih?!" kesal Asyam. Pasalnya sedari tadi Ezar terus melirik-lirik Billal, sedangkan Billal terus menatap datar Ezar. Posisi mereka saling berhadapan.

Saat ini semua anggota Sincerity sedang menunggu pesanan pecel lele yang biasa mereka beli saat sedang berkumpul. Karena jumlah mereka tidak sedikit, mereka memutuskan untuk menyewa tempatnya selama beberapa jam ke depan sambil menunggu adzan dzuhur.

Kaum hawa yang melintasi tempat makan pecel lele itu sesekali mencuri pandangan, bahkan ada yang diam-diam memotret perkumpulan laki-laki tampan yang sedang menggunakan pakaian muslim itu. Tunggu saja, pasti mereka akan hadir di salah satu aplikasi yang berisikan video-video.

Anggota Sincerity ini memang paling tepat untuk dijadikan cuci mata, dari segi fisik tidak ada yang harus diragukan lagi, apalagi kumpulan anggota ini adalah para laki-laki yang mengutamakan akhirat, perempuan mana yang tidak mau?

"Gue ngeri liatnya. Kaya sepasang kekasih yang lagi perang dingin," celetuk Ziyyad.

Zayyid mencodongkan tubuhnya ke arah Billal dan Ezar. "Kalian nyembunyiin sesuatu ya?"

Ezar menelan salivanya dengan susah payah. "G-gue.."

"Iya, gue, terus?" Refi menunggu dengan wajah penasaran.

"Gue tadi menyaksikan-"

"Menyaksikan," ulang Asyam.

"Sesuatu-"

"Sesuatu apa?" tanya Zayyid.

Ezar berdecak kesal. "Lo pada diem dulu!"

"Oke, oke! Kita semua diem. Cepet apa?" Dahlan mendesak Ezar.

Billal berdehem kencang lalu menatap Pak Day alias Pak Hari yang sedang menyiapkan pesanan mereka.

Ezar melirik kembali Billal lalu ikut berdehem namun pelan. "A-ah itu!"

Refi menggebrak meja dengan kesal. "Ayo lah, Zar! Gue penasaran!"

"Tidak mau mengakui perasaan, namun berani berkata manis."

Semua yang mendengar jawaban Ezar mengernyitkan dahinya bingung.

"Gimana sih?" tanya Zayyid sambil menggaruk dahinya yang tak gatal.

"Ada yang jatuh cinta tapi gak sadar-sadar. Mungkin takut sama Allah," kata Ezar.

"Abi udah nemuin pelakunya," kini Billal yang mengeluarkan suara.

"Pelaku yang jatuh cinta?" tanya Zayyid dengan polos.

Billal menggeleng. "Bukan, Zay."

Refi rasanya ingin merengek karena rasa penasarannya belum terjawab. "Lo jangan ngalihin pembicaraan dong, Lal. Gue masih penasaran! Siapa sih yang jatuh cinta?"

Mengukir Wajah BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang