13. Sakit

339 82 24
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.

SELAMAT MEMBACA KISAH HABI❤

HAIBA DAN BILLAL.

SEBELUM MEMBACA JAWABLAH TERLEBIH DAHULU

SUDAHKAN KALIAN TERSENYUM HARI INI?
_____

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya.” [HR. Bukhari dan Muslim]

_____

Pukul dua malam, Billal dan Ezar masih berada di jalan setelah mencari Katan juga mencari korban yang membutuhkan darah. Beruntungnya, orang tua Billal mengizinkan mereka untuk membantu musibah ini, sedangkan Ezar tidak memberi tahu orang tuanya karena itu sangat-sangat percuma.

Billal turun dari motornya saat sudah sampai di sebuah warung yang ada di pinggir jalan. Segera saja ia izin ke toilet untuk berwudhu. Sesudah itu, Billal menyebrang jalan menuju tempat terjadinya ledakan tadi. Ezar yang mengekor sama sekali tidak mengerti apa yang akan dilakukan oleh Billal. Di sana banyak sekali polisi yang sedang mengecek keadaan lokasi terjadinya ledakan tadi.

"Lal, lo mau nerobos? Banyak polisi di sana!" Ezar menarik bahu Billal saat sudah menyebrang jalan.

Billal mengernyit lalu menjawab enteng, "Tinggal izin."

"Mana bisa segampang itu. Lagian lo mau ngapain sih? Ngumpulin barang-barang sisa ledakan? Mau lo rongsokin? Lo kan udah punya usaha sendiri, Lal. Lo itu udah jadi pengusaha mud- Eh, bang ganteng! Wah, bandel nih ternyata." Ezar mengejar kembali Billal yang sudah menerobos garis polisi.

"Assalamu'alaikum, permisi pak. Saya boleh mencari sesuatu yang ilang di sini?" tanya Billal to the point kepada seorang polisi yang masih muda.

"Maaf, Dek. Di sana sudah ada garis polisi, itu tandanya tidak boleh ada yang datang ke sini selain petugas. Sekali lagi, maaf, adek boleh meninggalkan tempat ini?" katanya dengan nada yang sangat ramah.

"Sebentar aja, Pak. Saya janji saya gak akan berbuat aneh-aneh. Saya janji gak akan sentuh apapun kecuali sesuatu yang saya cari. Boleh kan, Pak?"

Ezar yang baru saja datang menggaruk dahinya yang tak gatal. "Boleh aja ya, Pak? Nanti kalo gak diizinin sama bapak, terus sahabat saya berbuat yang enggak-enggak gimana? Kasian, mana masih muda."

Polisi muda itu tampak menimang-nimang sambil memperhatikan Billal dan Ezar. "Apa yang kalian cari? Jika saya menemukannya, saya akan berikan kepada kalian."

"Al-Qur'an."

Kedua alis Ezar naik sambil menatap Billal bingung. "Al-Qur'an?"

"Saya akan mencarinya. Adek-adek boleh tunggu di sana," katanya sambil menunjuk pos terdekat.

"Tapi, Pak." Billal menahan polisi itu yang akan melangkah. "Kalo bapak udah liat Al-Qur'annya, biar saya yang ambil. Boleh kan, Pak?"

Polisi itu mengernyit heran. "Memangnya kenapa?"

Mengukir Wajah BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang