23. Mualaf

374 71 17
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.

SELAMAT MEMBACA KISAH HABI❤

HAIBA DAN BILLAL.

SEBELUM MEMBACA JAWABLAH TERLEBIH DAHULU

SUDAHKAN KALIAN TERSENYUM HARI INI?
_____

Al-Qur'an Surat Al-Anfaal ayat 38 :

قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَنْتَهُوا يُغْفَرْ لَهُمْ مَا قَدْ سَلَفَ وَإِنْ يَعُودُوا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْأَوَّلِينَ

Artinya "Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (ketetapan Allah) terhadap orang-orang dahulu."

_____

Jika malam minggu kebanyakan orang akan bersenang-senang untuk menghabiskan waktu di luar. Berbeda dengan Haiba. Sepertia biasa, setiap malam minggu Rafan akan mencari keberadaannya atas suruhan Syahir serta neneknya untuk menginap di rumah sang nenek.

Katanya, jika Haiba menginap, ia tidak bisa kabur ketika esoknya akan diajak beribadah. Biasanya Haiba mencoba melarikan diri dan selalu berhasil, tapi kali ini ia menurut karena mendengar ancaman Syahir yang tidak main-main. Pertama, mengancam keselamatan Qalbi, dan lebih parahanya mengancam keselamatan keluarga Billal.

Kali ini Syahir sudah mengetahui jika dirinya ke rumah Billal untuk belajar mengaji. Pasti karena ulah mata-mata dari ayahnya.

Haiba benar-benar dijaga ketat semalaman. Sampai di mobil pun, Haiba diapit oleh Rafan dan neneknya. Sedangkan di balik kemudi ada Syahir dan di samping ada kakeknya.

"Ayo," sang nenek menarik kasar pergelangan tangan Haiba untuk turun.

Haiba berdecak kesal lalu menarik paksa tangannya. "Haiba bisa jalan sendiri."

"Jangan kabur lo!" kini Rafan yang menarik pergelangan tangannya agar berjalan cepat untuk masuk ke tempat ibadah.

Ini adalah ke sekian kalinya Haiba ikut mereka untuk beribadah. Sedari kecil ia memang selalu dipaksa ke sini. Namun, Haiba sering kabur ketika ibadah sedang dimulai. Lalu diam-diam ia pergi ke masjid yang berada di sampingnya.

Rasa tenang selalu ia dapatkan ketika sedang berada di masjid.

Seperti sekarang, Haiba beranjak dari duduknya. Cekalan dan tatapan tajam ia dapatkan dari sang nenek. "Haiba mau ke toilet!"

Dengan cepat ia berlari. Tentu bukan ke toilet. Melainkan ke tempat favorit yang berada di samping tempat ibadah ini.

_____

Billal dan Ezar dipilih Asyam sebagai saksi untuk menyaksikan detik-detik Awan menjadi mualaf. Mengingat jika kedua orang tuanya belum siap untuk melihat anaknya berpindah agama, jadilah ia memilih sahabatnya. Walaupun begitu, kedua orang tuanya mengizinkan Awan untuk memeluk agama islam.

Awan harap orang tuanya segera menyusul dirinya.

Awan berani berkata lantang, jika agama islam adalah agama yang benar.

Billal menoleh kepada Awan. Kini mereka sedang berjalan untuk memasuki masjid. "Udah siap?"

Awan mengangguk yakin. "Siap dong!"

Mengukir Wajah BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang