35. Musik

287 32 58
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.

SELAMAT MEMBACA KISAH HABI❤

HAIBA DAN BILLAL.

SEBELUM MEMBACA JAWABLAH TERLEBIH DAHULU

SUDAHKAH KALIAN TERSENYUM HARI INI?

_____

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الحِرَ والحريرَ والخَمْرَ والمَعَازِفَ

“Akan datang kaum dari umatku kelak yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan ma’azif (alat musik)”
_____

DI PART TENTANG MUSIK INI BANYAK PERBEDAAN PENDAPAT DARI PARA ULAMA. BAHKAN KALIAN PUN YANG MEMBACA PASTI BERBEDA PENDAPAT. JADI, AKU GAK ADA NIAT UNTUK MENYUDUTKAN SIAPA PUN YA!!! DAN MAAF KALO MASIH ADA SALAH TENTANG ILMU YANG AKU KASIH:)
_____

Tidak terasa besok adalah hari ulang tahun jadinya Sincerity. Saat ini semua anggota Sincerity sedang menyiapkan untuk acara yang akan diadakan besok.

Zayyid dan Refi bertugas untuk merangkai acara dari pagi sampai malam ditemani dengan beberapa bungkus permen kesukaannya.

"Menurut Zay acara pengajian sama anak panti itu bagusnya malem-malem, soalnya Zay mau nyalain kembang api biar mereka seneng."

"Bagus dari mananya, Zay?! Mending pengajian gitu tuh pagi-pagi, biar merekanya juga masih seger. Kalo udah malem kan waktunya mereka istirahat," protes Refi.

"Malem aja, enak tau suasananya," kukuh Zayyid.

Refe mendengus kesal lalu menjewer kedua telinga Zayyid. "Heh, anak kutu! Dengerin gue, kita kan mau adain panggung, gak akan rame kalo panggung mulainya dari pagi sampe sore, panggung tuh serunya malem-malem! Kalo lo pengen nyalain kembang api, malem kan lebih bagus!"

"Awasin tangannya!" Zayyid menepis tangan Refi sambil melotot kesal. "Kembang api dinyalain pagi juga bagus tau! Emang Refi belum pernah main kembang api pagi-pagi?!"

"Ah, serah lo dah! Kalo Billal sampe protes, lo yang tanggung jawab!" kesal Refi sambil menggeser tempat duduknya.

Zayyid diam berpikir.

Refi bersedekap dada sambil mendumel. "Lagian, Billal. Kenapa coba gue ditugasin sama anak kutu segala?!"

Billal yang kebetulan mendengar perdebatan itu segera menghampiri lalu memberi saran. "Pagi aja ya, Zay."

Refi tersenyum penuh kemenangan mendengarnya.

"Woy, Ziyyad mana sih?! Sekarang bagian dia di foto nih!" teriak Ezar sambil membawa kamera. Foto mereka akan di tempel di ID card untuk acara besok.

"Ziyyad di parkiran," jawab Asyam yang sedang menggelar karpet untuk pengajian bersama Tsaqib.

"Lah, ngapain?!"

Asyam terkekeh. "Jaga motor."

Ezar cengo mendengarnya. "Kasian banget tu anak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mengukir Wajah BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang