9. Salam

330 73 9
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.

SELAMAT MEMBACA KISAH HABI❤

HAIBA DAN BILLAL.

SEBELUM MEMBACA JAWABLAH TERLEBIH DAHULU

SUDAHKAN KALIAN TERSENYUM HARI INI?

_____

وعن أَبي أُمامة صُدَيِّ بن عجلان الباهِلِي قال: قال رسولُ الله إنَّ أَوْلَى النَّاس باللهِ مَنْ بَدَأهم بالسَّلام

“Sesungguhnya orang yang paling utama di sisi Allah adalah mereka yang memulai salam.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).

لا تَدْخُلُونَ الجَنَّةَ حتَّى تُؤْمِنُوا، ولا تُؤْمِنُوا حتَّى تَحابُّوا، أوَلا أدُلُّكُمْ علَى شيءٍ إذا فَعَلْتُمُوهُ تَحابَبْتُمْ؟ أفْشُوا السَّلامَ بيْنَكُمْ

“Tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak dikatakan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Sebarkan salam diantara kalian” (HR. Muslim, no.54).

_____

"Monitor, monitor!" Asyam menyambungkan sambungan telponnya kepada Ezar yang saat ini sedang berada di kelas bersama Billal. Sesekali ia melambaikan tangannya kepada siswi yang melintas ke arahnya. Mereka yang diperlakukan seperti itu hampir saja mencubit pipi Asyam, untung Asyam langsung bergerak mundur.

"Gimana Syam, gimana?! Ada?"

"Gerbang satu, gerbang satu! Target udah masuk gerbang satu!" Asyam menyembulkan kepalanya dari motor yang ia jadikan untuk menyembunyikan dirinya.

"Oke. Gue telpon Ziy sekarang!"

Di tempat lain, Zayyid dan Ziyyad diberi tugas untuk memantau gerbang dua yang akan menuju lapangan upacara. Bukannya memperhatikan gerbang, Zayyid malah asik membuka bungkus permen yang lumayan sulit karena permennya benar-benar lengket dan menempel kepada bungkusnya dengan rapat. Ziyyad yang melihat itu segera merebutnya untuk membantu.

Ponsel Ziyyad berdering, ia segera mengangkat telponnya. "Iya, Zar?"

"Target udah masuk gerbang satu! Gerbang dua gimana?"

"Gerbang dua?" Ziyyad mendongak, memperhatikan gerbang dua dari balik tembok. "Gerbang dua aman, Zar. Masih berdiri kokoh, besinya belum karatan. Dan belum ada murid yang nabrak gerbang karena lari-larian. Hm.. apalagi ya? Jumlah besinya masih sama, ada berapa itu ya? Pokoknya aman, Zar!"

Ziyyad yang berada di sebelahnya berdecak kesal. Ia ingin pergi sejak tadi, menurutnya ini sangat tidak ada manfaatnya. Namun, kembarannya itu menahannya dengan cara menggenggam tangannya. Ini benar-benar geli.

"Ya, ampun! Target Ziy, target! Target udah lewat belum?!"

"Udah." Ziyyad yang menjawab, karena suara Ezar terbilang cukup keras sehingga Ziyyad sempat mendengarnya walau samar-samar. Sedangkan Zayyid hanya cengengesan.

"Oke! Gue tutup ya."

Ezar mematikan sambungan telponnya. Ia memiringkan tubuhnya untuk menatap Billal yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan aneh. "Gue pastiin target masuk kelas dengan aman!"

Mengukir Wajah BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang